Aku merasa bersahabat dekat dengan hewan laut, terlihat dari cara mereka menyambutku. Di saat aku berenang menelusuri terumbu karang, mereka menyambutku dengan senangnya.
Sampai aku pun bertemu salah satu ikan dan aku bawa pulang karena dia terluka, dan aku tak bisa menyembuhkan lukanya karena aku tak tahu caranya.
Tapi, ada yang membuatku sedikit bergidik ngeri. Di saat aku sampai di pantai, aku selalu terbayang-bayang akan mimpi beberapa minggu yang lalu. Seakan mimpi itu kembali datang di saat aku tidak tertidur sama sekali.
Mimpi itu datang memberitahukan apa yang sebenarnya terjadi dalam mimpiku. Dan itu membuatku selalu memikirkannya, kenapa aku harus bermimpi senyata itu?
Bahkan sangat-sangat nyata!
---
Aku turun dari tangga perlahan-lahan. Aku lihat ada tasku dan tas Kak Aril. Aku menaruh toples yang berisikan si ikan di meja lalu menggendong tasku dan tas Kak Aril. Aku menaikki tangga dan menghampiri pintu kamar Kak Aril. Aku menaruh tas miliknya di depan pintu. Setelahnya, aku ke kamar untuk menaruh tasku.
Aku kembali ke bawah, mengambil toples dan berjalan menuju taman belakang. Aku pun bergegas menceburkan diri ke kolam renang dengan si ikan merah ini.
Aku merasakan badanku yang tertarik sampai bertemu dengan dasarnya. Setelah bertemu, aku langsung berenang ke permukaan.
Kudapati Cristal yang tengan duduk di halaman rumahnya. Aku beranjak naik ke tepi untuk duduk dan merubah ekorku agar menjadi kaki manusia. Sebelum itu, aku menaruh toplesnya dan barulah aku merubah ekorku.
Aku berjalan menuju rumah Cristal. Dia tengah melamun menatap apa yang ada di depannya. Sepertinya dia tidak menyadari keberadaanku di sini. "Halo Cristal", sapaku sambil duduk di dekatnya.
Dia sedikit terkejut dan melirikku dengan matanya yang biru bersinar itu. Dia tersenyum.
"Halo juga, ada apa Wissa?", tanyanya.
Aku duduk di kursi yang kosong di dekatnya. "Apa kamu bisa menolongku Cristal?", tanyaku balik sambil menaruh sebuah toples berisikan ikan yang terluka.
Cristal menatap ikan yang ada di dalam toples. "Apa yang aku harus tolong? Apa ikan ini?", dia menunjuk ke arah ikan tersebut.
Aku pun menganggukkan kepala. "Apa kamu bisa Cristal? Dia terluka, kasihan", pintaku memohon.
Cristal mengangguk pelan sambil tersenyum. "Aku akan mencoba untuk menyembuhkannya", Cristal mengambil ikan yang terletak di dalam toples itu. Mengamati tubuh si ikan untuk melihat luka yang dialaminya.
Cristal melihat goresan di bagian ekor dan sirip si ikan. Cristal mengelus pelan ekor dan sirip ikan itu. Telapak tangannya mulai bersinar bercahaya. Kedua matanya terpejam dan rambutnya terombang-ambing terbang karena tertiup angin.
"Hai luka, bersatulah dengan sihirku"
"Takluklah di bawah kuasa sihir duyung"
"Aku perintahkan, kembalilah menyatu seperti sebelum dirimu terkoyak"
Angin mulai berhenti meniup rambutnya. Cahaya itu meredup menghilang. Seketika, kulit si ikan mulai kembali menyatu seperti sebelum dia terluka.
"Terima kasih Cristal", ucap si ikan itu.
Cristal membelalakkan matanya sekejap. "Eh, kamu tahu namaku?", tanya Cristal.
"Iya, aku tahu dari putri duyung itu", jawab si ikan sambil menatapku yang tengah duduk diam.
Cristal melirikku sebentar dan tersenyum. "Oh, dari Wissa", ucapnya sambil mengangguk-angguk mengerti.
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM MERMAID [END]
FantasyApa yang terbesit di pikiranmu ketika mendengar Putri Duyung? Sebagian pasti mengira kalau putri duyung itu hanyalah sebuah mitos belaka atau misteri yang masih belum terpecahkan, karena manusia baru mencapai beberapa persen dalam menjelajahi lautan...