Mermaid.36

127 16 2
                                    

Kedua kubu prajurit langsung saling melempar serangan. Eddelwiss memutar tubuhnya untuk menghindar dari berbagai serangan. Lalu, Eddelwiss mengibaskan pedangnya 180 derajat ke arah lawan. Arus laut yang terbuat karena kibasan pedang Eddelwiss membuat prajurit lawan yang berada di hadapannya terpental jauh.

"Whoa, aku tak tahu jika gadis ini cukup berbakat dalam berperang", batin Ksatria Samudra.

"Siapa kamu?", batin Eddelwiss bertanya.

Ksatria Samudra terkejut karena batin si pemilik tubuh atau Eddelwiss dapat mengajaknya bicara. Ksatria Samudra tetap fokus dengan lawan yang ada di hadapannya sambil mengobrol dengan Eddelwiss.

"Kenapa kamu memilihku Ksatria?", tanya Eddelwiss.

"Aku merasakan dendam dalam dirimu", jawab Ksatria Samudra.

"Sepertinya kamu terpikat dengan perasaan dendam yang kurasakan sampai kamu memilihku", ucap Eddelwiss.

"Benar, aku terobsesi dengan dendam", balas Ksatria Samudra.

"Akan lebih menyenangkan jika dendammu terbalaskan", lanjut Ksatria Samudra.

"Karena aku punya dendam yang sama sepertimu", ucap Ksatria Samudra.

---
Flashback On

Dulu, aku adalah salah satu dari para prajurit yang diutus oleh sang Ratu untuk melepaskan para rakyat duyung yang diculik oleh penyihir. Aku bersama para pasukanku masuk secara sembunyi-sembunyi ke dalam kastil penyihir lalu mencari letak penjara bawah tanah. Salah satu dari rakyat duyung itu ada adikku yang diculik oleh dia.

Aku dan pasukanku menemukan lorong mengerikan. Kami berpikir jika itu adalah penjara bawah tanah. Benar saja, tempat itu adalah penjara dan para rakyat duyung dipenjara di sana dan adikku juga ada di tempat itu.

Tapi karena dulu kami tidak tahu jika prajuritnya lebih kuat dari kami, kami pun tertangkap oleh prajurit bayangan. Aku melihat dengan mataku sendiri ketika dia menyiksa adikku dengan sihirnya.

Aku masih bisa mendengar teriakannya. Dia tertawa ketika melihatku yang tak bisa menolong adikku dari kekejamannya. Prajuritnya menggiringku ke tempat eksekusi dan dia melakukan hal yang sama kepadaku.

Saat itu aku berjanji jika Kastil Laut berada dalam bahaya seperti peperangan, aku akan memilih salah satu dari mereka untuk membantu, walau bukan dengan wujudku yang asli.

---
Flashback Off

"Ayo balaskan dendam kita Eddelwiss", ucap Ksatria Samudra sambil memicingkan mata.

"Mari kita perlihatkan penyiksaan yang sesungguhnya, Ksatria", timpal Eddelwiss sambil menyunggingkan senyumnya.

"Tapi, sebelum itu, aku ingin meminta maaf", ucap Ksatria Samudra.

"Meminta maaf untuk apa?", tanya Eddelwiss.

"Setelah aku meninggalkan tubuhmu, kamu akan kembali ke kondisimu sebelumnya", jawab Ksatria Samudra. Eddelwiss tertawa kecil ketika mengingat dirinya yang terluka parah sebelum jiwa Ksatria Samudra masuk ke dalam tubuhnya.

"Tidak apa, lagipula jika ada dirimu atau tidak ada dirimu aku akan tetap mati. Adanya dirimu dalam tubuhku hanya mengulur waktuku untuk bertemu dengan kematian", balas Eddelwiss.

Ksatria Samudra tertawa kecil. "Pemikiranmu cukup dewasa untuk umurmu yang masih remaja", puji Ksatria Samudra.

"Terima kasih, ayo Ksatria, jangan membuang waktu yang ada", ucap Eddelwiss.

"Tentu saja, aku tidak akan membiarkannya sia-sia", ucap Ksatria Samudra.

Eddelwiss menghindar, menangkis, dan menyerang lawan yang menyerbu dirinya. Lawannya menggila karena tahu jika Eddelwiss dikontrol oleh Ksatria Samudra, sang Ksatria yang selalu dipercaya oleh Ratu.

I AM MERMAID [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang