Aku berjalan pulang sendirian. Sebab Jack ada perihal dengan Venus. Ya, aku pulang saja sendirian. Aku melangkah menikmati sunyinya lorong di saat orang-orang sudah berhamburan keluar.
"Eddelwiss, apa kabarmu? Sepertinya akhir-akhir ini aku tidak pernah melihatmu menangis lagi," tanya seseorang.
Aku merasa kenal dengan suara itu. Aku pun membalikkan badanku. Menatapnya dan ternyata di hadapanku adalah orang yang pernah membullyku dulu. Dia sekolah di sini juga?
"Kenapa? Kamu tidak mengenalku lagi?" tanyanya dengan senyum seringai khasnya. Aku pun berpikir sejenak.
"Ah, kamu Putra ya?" tanyaku sedikit sinis. Aku menatapnya dengan penuh benci. Entah kenapa aku terlahap emosi sekarang. Dia pun mengangguk.
"Aku duluan ya. Aku ada kegiatan hari ini," aku pun hanya tersenyum kecut mengiyakan kepergiannya.
"Kini kamu berani sinis, akan aku berikan kejutan yang manis," ucapnya lalu pergi. Aku meliriknya ke belakang sebab dia sudah berjalan beberapa langkah meninggalkanku yang terdiam di sini.
"Apa pun itu kejutannya, aku tak yakin semanis mimik wajahmu yang menampilkan senyum seringai seperti itu," balasku.
Aku berbalik badan dan melanjutkan kembali langkahku. Tatapanku yang tajam tak lepas dari dinding lorong. Kenapa denganku?
Oh tidak, apa yang sebenarnya terjadi?
Itulah yang terpikir setelah aku keluar dari lorong kelas. Rasanya aku terlahap emosi. Apakah ini dendamku yang lama kupendam padanya?
Huh, tapi kini aku sudah sedikit tenang. Bahkan setelah aku lihat Jack tengah bermain basket dengan Venus, aku merasa lebih baik. Ya, itu perihal mereka.
Jack berhenti sejenak dan tersenyum. Aku pun melambaikan dan membalas senyumnya. Venus pun begitu, dan berakhir satu tim Jack yang tersenyum dan menyapaku.
Ya, aku akan menjadi musuh abadi para cewek di sekolah ini. Ah, tak perlu kupikirkan. Yang kupikirkan sekarang adalah Cristal. Karena aku ingin mengunjunginya.
Aku lantas melangkah pergi dan segera menuju rumah. Biarkan para cewek itu menatapku sinis. Lagipula, aku bisa lebih sinis daripada mereka. Hush! Kenapa pikiranku begini lagi?
---
Kubuka pintu rumahku. Di saat aku masuk, ternyata Kakakku sudah pulang.
"Eh, Kakak udah pulang duluan," ucapku sambil menghampiri Kakakku yang tengah duduk terdiam. Kakakku pun melirikkku, lalu Kakakku tersenyum padaku.
"Iya, Kakak mau ngurus tanggal," balasnya sambil melihat ponselnya. Aku bingung. Tanggal?
Untuk apa mengurus tanggal?
Memang ada tanggal yang spesial bagi Kakak ya?
"Emangnya Kakak mau ke mana?" tanyaku sambil duduk di samping Kakakku.
"Kakak mau ngurus tanggal untuk pergi ke pantai. Katanya 'kan kamu mau ke pantai," jawab Kakakku sambil melirikku lagi.
Mataku sepertinya membulat karena senang. "Pantai? Asyik! Jadi juga ke pantai," aku pun berteriak girang, tapi aku terpikirkan satu hal. Apa Kak Kiki akan diajak oleh Kakak juga?
"Kak, ajak pacar Kakak dong, hehe," godaku sambil mencubit lengan Kakakku. Kakakku meringis lalu memukulku dengan bantal sofa.
"Kakak gak punya pacar, kamu aja kali yang punya pacar," gerutunya kesal. Aku tertawa terbahak-bahak sambil membalas pukulan bantal Kakakku.
"Ah udah, adek mau ganti baju dulu," ucapku lalu pergi ke kamar. Aku tiba-tiba terpikirkan Cristal. Bagaimana jika aku ajak Cristal juga ke sana?
Tapi apa Kakak tidak heran kalau aku punya teman perempuan?
KAMU SEDANG MEMBACA
I AM MERMAID [END]
FantasyApa yang terbesit di pikiranmu ketika mendengar Putri Duyung? Sebagian pasti mengira kalau putri duyung itu hanyalah sebuah mitos belaka atau misteri yang masih belum terpecahkan, karena manusia baru mencapai beberapa persen dalam menjelajahi lautan...