3

4K 183 4
                                    


Ambil baiknya buang buruknya, semuanya hanya fiksi belaka

Baik buruknya akhlak mu, tergantung lingkungan mu, teman mu, dan dengan siapa kau bergaul.
-Zidan

------

"Kita pamit dulu ya, terimakasih atas semua jamuan nya" ucap Zidan

"Tante, Cilla pamit dulu yaa, maafin Cilla kalo selama disini Cilla banyak salah, buat Tante kesel, maafin Cilla ya, terimakasih atas semuanya, Tante jangan lupa in Cilla, kak padly Cilla juga minta maaf kalo bnyak salah, Cilla pamit dulu ya, assalamualaikum" ucap Cilla lalu ia mencium tangan tantenya lalu memeluk nya sebentar, dan pada padly Cika hanya Tersenyum

"Ayo kami pamit dulu, assalamualaikum" ucap Abi Abdillah

Setelah itu mereka semua masuk mobil, Abi Abdillah membawa mobil sendiri dengan santri nya, dan Zidan bawa mobil sendiri juga, karena Abi Abdillah akan langsung berangkat ke tujuan setelah ini

Setelah mereka semua pergi barulah Tante Ani menghapus air Matanya

"Cape juga" ucapnya

,,,,,

Di dalam mobil Zidan hanya ada keheningan Cilla yang tak biasa dan Zidan yg tak membuka pembicaraan, membuat mereka hanya saling diam, dan pandangan Cilla benar benar Hanya tertuju ke kaca mobil saja

"Perjalanannya masih jauh, kamu tidur aja"  ucap Zidan, Cilla tidak membalas apapun, ia langsung memejamkan matanya

Zidan yang terlalu fokus dengan pikirannya sendiri membuatnya tidak sadar bahwa mobil didepannya mengerem mendadak membuat Zidan juga ikut mengerem, dan itu membuat Cilla Ter ayun ke depan, dan  membuat kening nya kejedot, untung ada tangan Zidan yang menghalangi walaupun akhirnya tetap kejedot

"Aduh" ringis cilla sedetik kemudian ia menyembunyikan wajahnya dan perlahan terdengar tangis nya Cilla

Zidan meminggirkan mobil nya terlebih dahulu dan baru beralih ke Cilla

"Cilla maafin saya" ucap Zidan, ia ingin memeriksa kening nya Cilla tapi Cilla menutup nya, sebenarnya tangannya juga sakit tapi mungkin ini tidak ada apa apanya

"Sakit tau..hiks"

"Coba saya liat, buka tangan nya" ucap Zidan,  perlahan Cilla membuka tangan nya, kening Cilla belum kenapa kenapa sebenarnya tapi tetap saja Zidan khawatir kepala Cilla kenapa kenapa, sedetik kemudian Zidan mengelus kening cilla, membuat Cilla mendadak terdiam

"Kan saya suruh pake sabuknya, kamu ga nurut" ucap Zidan

"Mas yang nyetir juga" balas cilla

"Sampai rumah saya obatin" kata Zidan, lalu ia kembali menjalankan mobilnya, mereka sampai ke pesantren sekitar ba'da ashar

"Assalamualaikum" ucap Zidan dan Cilla berbarengan, dan kemudian keluarlah seorang wanita paruh baya yang sangat terlihat anggun

"Waalaikumussalam" balas perempuan itu sambil tersenyum, Zidan mencium tangan umminya lalu disusul Cilla

"Syilla ummi" sapa Cilla dengan senyum nya

"Maa Syaa Allah, cantiknya kamu"

"Aamiin, terimakasih ummi"

"Maafin ummi ya, tadi ga bisa menghadiri acara akadnya, Qadarullah ummi ga enak badan sayang, gapapa kan?"

" gapapa ummi, ummi sembuh aja dulu, lagian Cilla nya juga udh disini hhehe" balas Cilla, sungguh setelah sekian lama ia tidak pernah bertukar kata dengan seorang perempuan dengan senyaman ini, jujur Cilla Sangat merindukan sosok bunda nya

Aisyahku Syilla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang