29

3.3K 141 11
                                    


Ambil baiknya buang buruknya semuanya hanya fiksi belaka

Manusia itu asalnya dari tanah, makan hasil tanah, berdiri diatas tanah.

Dan akan kembali ke tanah. Lalu mengapa masih bersifat langit?

-Buya Hamka

------

Semuanya memang hanya mimpi, tapi tidak dengan kesehatan mental Cilla, keadaan nya masih sama namun Zidan terus berusaha membuat Cilla kembali sembuh dan menjadi seperti biasa lagi

tapi tentunya itu tak semudah membalikkan telapak tangan, bayangkan luka yang selama ini Cilla pendam, yang selama ini dia sembuhkan sendiri sekarang kembali, ditambah guncangan kehilangan yang sangat menyakitkan bagi calon ibu muda seperti Cilla

Cilla menjadi dingin kepada semua orang, termasuk Zidan, mungkin ummi Halimah dan Abi Abdillah adalah pengecualiannya

"Cilla" panggil Zidan

"Apa?" Saut cilla ia menatap Zidan, Zidan yang melihat tatapan malas dari cilla hanya bisa menghela napasnya sabar, kemarin kemarin Cilla tidak berani seperti ini, tapi Zidan tak bisa menyalahkan Cilla karena Cilla begini juga gara gara dia

"Kamu ini kenapa?, Saya sudah menjelaskannya Beberapa kali tentang semuanya tapi kamu malah tambah diam sama saya, masih banyak yang mengganjal hati kamu?, Sampe sampe kamu tidak nyaman bersama saya" tanya zidan, Cilla menggeleng

"Cilla jawab saya" ucap Zidan meninggikan suaranya, Cilla menghela napasnya panjang sebelum berbicara

"Cilla itu ngga baik buat mas, Cilla cape udah lah semua orang disini juga udah ga suka sama Cilla, mening mas pergi aja" balas Cilla ia membalikkan badannya membelakangi Zidan

"Kamu terlalu mendengar kata orang sehingga kamu menjauhi saya, bagaimana kalo saya tidak ridho pada kamu Cilla?" Tanya Zidan, Cilla dengan cepat membalikkan badannya, ia menggeleng apakah kali ini Zidan serius

"Saya ini suami kamu, kamu Taukan bersikap seperti itu tidak baik Cilla, jika kamu masih tidak enak hati sama saya bilang, ceritakan semuanya, jangan mendiamkan saya terus seperti ini, apa kamu pikir dengan menjauhi saya masalah kamu selesai Cilla?, Hati kamu tenang?"  Ucap Zidan kali ini ia bersikap tegas, ia tidak ingin Cilla terus seperti ini

"Atau jika memang tenang nya hati kamu saat tidak bersama saya, oke saya mengalah, saya pergi" lanjut Zidan ketika Cilla hanya diam menunduk didepannya, Zidan membalikkan badannya dan berjalan menuju pintu keluar, tapi tak lama ada yang memeluknya dari belakang dibarengi dengan Isak tangis yang terdengar

"Maafin Cilla hiks.. Cilla salah, jangan marah, Cilla takut Allah ngga ridho sama Cilla kalo mas marah" ucap Cilla, Zidan tersenyum ia membalikkan badannya lalu membawa Cilla ke dalam pelukannya dan menenangkannya

"Marah saya hilang ketika kamu memeluk saya" ucap Zidan lalu ia menghapus air mata Cilla, sekarang Zidan sedang duduk disofa kamarnya, dan Cilla duduk dibawah

Zidan mengelus rambut Cilla

"Jangan seperti ini terus, ayo kembali menjadi seorang Cilla yang kemarin penuh senyum, ngga pantes kamu jadi pendiam gini, semua orang rindu kamu yang kemarin Cilla" ucap Zidan, Cilla menggeleng

Aisyahku Syilla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang