35

3K 150 30
                                    


Ambil baiknya buang buruknya semuanya hanya fiksi belaka

BIJAK DALAM MEMBACA, KARENA CHAPTER INI MENGANDUNG SEDIKIT KATA KASAR, DAN PROBLEM YANG DEWASA.

Yang tak pernah menyerah juga punya rasa lelah, dan yang berjuang sendirian pun pada akhirnya menemukan alasan untuk tak lagi bertahan, lalu apa yang akan dipertahankan jika hubungan hanya dijalankan oleh satu keinginan.?

-Syilla

--------

Malam ini adalah malam paling ditunggu oleh cilla, dimana malam ini ia akan genap berusia 19 tahun, Cilla sangat bahagia menyambut ulang tahunnya kali ini karena dulu Zidan pernah mengatakan

"Saya akan menemani ulang tahun kamu yg ke 19, sekarang ada saya Cilla ngga usah takut sendiri" ucap Zidan saat ia mengetahui bahwa selama 18 taun cilla melewati hari jadinya hanya seorang diri.

"Ummi tolong shafwa, bilang sama bang Zidan ceraikan syilla, dia ngga bisa kasih aku anak mi" ucap shafwa kepada ummi kandungnya

"Astaghfirullah shafwa, Ummi sebagai orang tua kamu tidak pernah mengajarkan kamu menjadi seperti ini" balas ummi nya

"Lagian kamu kan yang menarik gadis itu kedalam hubungan kamu sama Zidan, lalu kenapa pusing pusing kamu ingin memisahkan mereka shafwa, Allah sangat membenci perbuatan kamu, sadar shafwa" ucap ummi nya mencoba meluluhkan hati shafwa agar ia sadar bahwa sudah terlalu jauh ia selama ini

"Ummi ngga mengerti perasaan aku, aku kecewa, aku hancur ummi.." saut shafwa dengan tangisnya

"Shafwa benci syilla ummi, dia wanita yang cantik dia sempurna, ngga seperti aku mi aku ngga berguna, kalo nanti mas Zidan lebih memilih dia gimana?, Ummi rela melihat Shafwa sendiri seumur hidup?, Karena cuma mas Zidan yang mau menerima shafwa ummi"

"Harusnya dari awal kamu punya rasa percaya pada Zidan bahwa dia akan menerima kamu apa adanya walaupun kamu ngga bisa ngasih dia anak  nak, ummi tau Zidan anaknya baik sekali tidak mungkin dia menceraikan kamu setelah 7 taun bersama"

"Terserah ummi mau bilang apa, ummi mau hina Shafwa terserah Shafwa udh cape mi, kalo ummi ngga mau bilang sama mas Zidan untuk menceraikan syilla, mening shafwa ikut Abah aja, Shafwa cape disini, toh ummi juga udh ngga perduli sama Shafwa, ummi malah bela in syilla, semuanya emang hanya untuk syilla" ucap shafwa dengan tatapan mata yg kosong membuat ummi nya khawatir ia takut Shafwa nekat, karena memang dia begitu orang nya

"Shafwa Jangan nekat, nanti ummi coba bicara sama Zidan" ucap ummi nya lalu pergi

"Mas tau kan besok tanggal berapa " tanya Cilla pada Zidan yang sedang sibuk memainkan laptopnya

"Tanggal berapa emang?" Tanya Zidan, Cilla menggeleng

"Mas ngga tau?" Tanya Cilla lagi

"Belum liat kalender" balas Zidan, membuat Cilla menghela napasnya

"Tapi nanti kalo udh liat mas pasti tau kan?"

"Ya pasti saya tau, orang saya udh liat kamu ini gimana" balas zidan sambil menggelengkan kepalanya, cilla terkekeh

"Mas" panggil Cilla pelan, tapi Zidan tak menyaut

"Mas Zidan"

"Hm?"

"Malam ini mas tidur dikamar Cilla ya" ucap Cilla, Zidan hanya diam

"Udh lama loh mas, malam ini aja kok, mas bisa kan?" Tanya Cilla

Aisyahku Syilla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang