Ambil baiknya buang buruknya,
Semuanya hanya fiksi belaka.
Lukanya tidak berlalu, tapi bertambah.
-Syilla-------
3 hari ini syilla kembali tinggal dirumah tante ani, syilla bingung harus kemana dirumah eyang nya dia tidak diterima disini pun tante ani selalu menyuruhnya untuk pergi, syilla harus kemana?, dia tidak punya siapa siapa lagi. Bahkan yang membuat syilla tidak nyaman padly selalu menatapnya dengan tatapan yg sulit diartikan kadang dia sinis kadang dia tersenyum syilla takut itu ia tak nyaman.
Btw nanya dong, enakan pov nya syilla atau cilla?, maaf ya kalo kadang pov nya suka ganti ganti nama.
Dan jika kalian bertanya tentang zidan bagaimana?, dia bahkan tidak menghubungi syilla dari awal syilla pergi dari ndalem, itu yg membuat syilla semakin yakin bahwa zidan memang tidak mencintai nya, tapi disisi lain syilla bingung mau dibawa kemana pernikahan mereka jika zidan seperti ini.
Sekarang syilla sedang berada dikamarnya niatnya setelah sholat dzuhur ini ia akan pergi ke majlis ilmu untuk mengikuti kajian yg kebetulan dekat dengan rumah tante ani, agar dia tidak merasa kosong disini.
Ketika 20 menit sebelum adzan berkumandang syilla memutuskan untuk mengambil air minum keluar karena memang tenggorokannya haus, walaupun dia berada didalam rumah syilla tetap memakai gamisnya dan lengkap dengan kerudung syar'i yg menutup dada.
Cilla melihat sekeliling bingung kenapa rumah tante ani sepi sekali dan tumben tak mengatakan apa apa pada nya?
Baru saat cilla hendak berjalan kedapur tiba tiba ada suara deheman laki laki yg membuatnya kaget bukan main
"Ehem, pulang kesini juga lu" kata padly yang berdiri di depan pintu kamarnya, cilla berbalik badan dan melihat padly yg hanya mengenakan celana pendek diatas lutut dan baju kaos biasa. Cilla pun mengalihkan pandangannya
"Iya" balas cilla jujur ia takut sekali berada disini apalagi hanya berdua dengan padly karena ia tau sejelek apa lingkungan bermain padly.
"Nggak punya malu lu, pas gue minta tolong duit lu kemana?, giliran lemah aja kesini lu" ucap padly malah berjalan mendekat.
"Maaf kak, emang waktu itu syilla bilang ngga ada" balas cilla
"Sekarang nggak mungkin kan gue diem aja" ucap padly, cilla yg mendengarnya bingung
"Maksud kaka apa?" Tanya cilla ia menghindar kebelakang karena jaraknya sudah semakin dekat dengan padly, entah padly malah semakin memojokkan cilla hingga cilla terkunci ia sudah bingung mau kemana berjalan kebelakang sudah terhalang lemari kalo kedepan pasti padly bisa dengan cepat memegang tangannya
"Mening lu have fun sama gue" ucap padly pelan, cilla yg mendengar itu badannya bergetar ia teringat kejadian dipasar saat awal menikah dengan zidan itu ia takut
"Kaka apaan sih, udh syilla mau pergi" balas cilla ia mendorong tubuh padly agar memberinya kesempatan untuk lari tapi ternyata salah, padly malah terkekeh jahat
"Disini nggak ada siapa siapa, suami lu juga nggak ada" padly
Mata cilla berkaca kaca ia sudah takut sekali tanpa berpikir apa apa lagi cilla pun menginjak kaki padly lalu setelah itu berlari ke kamarnya, dengan cepat cilla mengunci semua pintu dan jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Aisyahku Syilla
Teen Fiction[sebelum baca jangan lupa follow ya:] Maaf jika ada kesamaan nama, latar belakang, atau tempat, karena ini murni haluan Author ya:) Jangan diliat dari cover, karena author ga jago buat cover, coba baca bbrp chapter klo suka baru lanjut... Takdirku m...