41

2.7K 177 41
                                    


Ambil baiknya, buang buruknya semuanya hanya fiksi belaka.

Jika memang dari awal ingin
menghancurkan kenapa tidak dengan cara yg mudah saja? Tidak usah seribet ini

-Syilla

------

Zidan membawa cilla langsung ke kamar dan mengunci kamar nya karena ia tak mau
lagi lagi shafwa menjadikan rusuh suasana

"Udah berapa kali saya tegaskan sama kamu jauhi raihan syilla" ucap zidan

"Mas minta syilla jauhin Gus raihan sedangkan mas berdua terus sama mbak shafwa, gitu?"

"Jangan menyamakan dengan shafwa karena sudah jelas dia istri saya, dia halal bagi saya sedangkan raihan dia bukan siapa siapa kamu wajar saya marah sama kamu" balas zidan jujur kali ini ia sangat kesal pada cilla bisa bisanya dia menyamakan status yg sudah jelas jelas berbeda

"Mas bukan cuma milik mbak shafwa!, Mas juga punya syilla, tapi mas selalu lupa itu" ucap cilla dengan tidak sengaja meninggikan suaranya, zidan memejamkan matanya

"Turunkan nada bicara kamu, saya nggak suka" kata zidan dingin sekali

"Syilla udh capek sama mas." Setelah bicara seperti itu cilla membalikkan badannya menuju ke arah pintu tapi zidan lebih dulu menahan tangannya, dan itu membuat cilla kembali berbalik bukan karena zidan meminta dengan baik bukan justru nada bicara yg tegas zidan meminta cilla berbalik

"Kamu capek sekarang?, jaga bicara kamu syilla saya tau permasalahan dalam rumah tangga kita tak kunjung menemui titik temu, tapi kamu nggak tau apa yg sebenarnya saya alami, apa yg sedang saya pikirkan kamu nggak tau, jangan sampai ucapan kamu membuat saya terpaksa harus mengeluarkan kata yg tidak seharusnya saya ucapkan" ucap zidan, cilla menghempaskan tangannya air mata menetes dari matanya

"Syilla Nggak pernah tau semua yg mas alami karena mas nggak pernah mau terbuka sama syilla, Mas sendiri yg menutup lalu sekarang mas bilang jangan sampai ada kata yg keluar yg seharusnya ngga?, apa mas mau talak syilla?" Tanya cilla ia terbawa suasana mungkin hari ini menjadi hari dimana cilla bisa mengeluarkan semua unek uneknya

"Kalo kamu sudah ngga bisa saya bimbing, ngga bisa saya pertahankan lalu saya harus berbuat apalagi" balas zidan, cilla yg mendengar itu menghela nafasnya panjang

"Mas sama mbak shafwa sama sama jahat tau, mas harusnya sadar pernikahan kita ini bukan sebuah permainan, syilla bukan perempuan yg hina, yg mas datangi ketika lemah setelah itu mas bebas berlaku semaunya"

"Syilla udah coba semuanya, Syilla belajar ikhlas menerima kalo ternyata syilla cuma istri kedua mas setelah mas bohongin syilla dari awal, syilla berusaha mati matian untuk mengikhlaskan kandungan syilla yg harus keguguran karena egoisnya kalian, syilla berusaha berdamai dengan keadan yg mengharuskan syilla selalu ngalah semua itu kurang?" ucap cilla dengan suara bergetar seberusaha apapun cilla untuk kuat didepan zidan ia tetap seorang perempuan ia menangis

"Jangan pikir karena umur Syilla terlalu kecil dalam sebuah hubungan mas bisa salahin semuanya ke syilla, syilla ini bukan robot mas syilla juga manusia syilla mau bahagia, syilla selalu tulus sayang sama mas, tapi sampe sekarang syilla bahkan gatau gimana perasaan mas sebenernya sama syilla, jangan jangan mas ga punya perasaan apa apa ya?, mas bohong kan bilang cinta sama syilla, mas jahat " ucap cilla ia menghapus air mata yg menetes dipipinya sendiri ia malu jika memang benar seperti itu kenyataannya

Aisyahku Syilla Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang