Ch.2.2 : Queen have money right?

199 25 6
                                    

Sam berdecak saat mendengar banyak sekali orang yang berteriak di sekelilingnya. Dia menoleh ke arah gerbang mengikuti arah pandang para mahasiswa yang ada di sekitarnya. Matanya mendapat siluet gadis dengan rambut panjang tergerai lengkap dengan bandonya.

"Tch, apa spesialnya gadis itu" Sam berdecak sebelum akhirnya memilih untuk masuk ke kamar mandi dan merokok.

"Oii, sumpah tuh cewe sempurna banget woii" Sam menghembuskan asap rokoknya sambil menutup mata. Telinganya menajam untuk mendengar percakapan mahasiswa yang ada di depan bilik toiletnya.

" Yoi, mana nilai ujiannya sempurna banget paling tinggi. Gua kalau punya kakak kek dia beh... Men iri dengki gua pasti" Sam menampilkan senyum miring saat mendengar ucapan mereka.

Dia menghirup kembali rokoknya.

"Apa jangan jangan dia nyogok?"

"Shit!" Umpat Sam saat mendengar suara tamparan dari luar.

Dia mematikan rokoknya dan sedikit membuka bilik pintu untuk mengintip.

"Goblok, ya gak mungkin lah penjagaan seketat itu dan lagi Hernia itu universitas ternama dengan nilai ujian dan jawaban yang ditayangkan langsung di seluruh negeri. Tidak mungkin bisa menyuap" ucap pria bertumbuh agak gempal sambil berkacak pinggang. Sementara pria yang di tampar hanya diam.

"Ya maaf" lirihnya. Pria gempal itu menampilkan senyum miring. Sam mencoba untuk menahan tawa saat melihat ekspresinya yang jauh dari kata menakutkan ataupun keren.

"Ya udah ayo, btw jadi kan kita datang ke party?. Banyak cewe bro dan pastinya ada dong yang suka sama gue" Sam semakin  menahan tawanya saat mendengar ucapan pria itu.

"Aku pikir mereka tidak akan menyukaimu" lirih Sam, dia menutup kembali pintu lalu duduk di kloset dan mengambil satu batang roko lagi. Dia mendengar suara langkih kaki yang kian menjauh.

Setelah menyalakan rokoknya, Sam mengodok saku jasnya untuk mengeluarkan handphone. Dia membuka chat dan melihat nomor tak dikenal membagikan foto.
Sam menghembuskan asap rokok dari mulutnya sebelum membuka pesan tersebut.

+1xxxx
Gudang belakang, atau temanmu bakal mati

Sam menggeram sebelum akhirnya mematikan rokok dan bergegas ke gudang belakang. Dia menabrak bahu orang orang saat berlari dengan tergesa.

"Woii santai anjirr" Sam tidak mempedulikan ucapan bahkan umpatan yang orang lain beri. Tujuannya hanya satu yaitu segera sampai di gudang belakang.

Sam mendobrak pintu gudang dan melihat ada beberapa orang dengan jas hitam.

"Dasar pengecut" lirihnya, dia menutup pintu gudang lalu berjalan menuju temannya yang sudah babak belur.

"Lo ngapan Dateng bego... gua ga papa" sam berdecak lalu berusaha melepas tali yang melilit temannya itu.

"Sam awas!!" Sam refleks berbalik saat mendengar ucapan temannya dan menahan kapak yang hampir saja mengenai dirinya dan temannya itu.

"Santai man.., kok buru buru mau kemana?" Ucap Sam lalu menonjok sesuatu yang penting bagi pria dengan lututnya.

"Sorry..aku benar benar minta maaf" lirih Sam lalu mengambil alih kapak yang dipegang pria yang baru saja tumbang.

"Ayo maju dong..tadi langsung nyerang gimana sih" tantang Sam dia menginjak tubuh pria yang terkapar sebelum akhirnya menancapkan kapak di tubuhnya. Darah terciprat ke lantai dan sebagian ke celana seragamnya.

"Ada yang ingin menyusul?" Tanyanya sambil tersenyum manis. Sam mencabut tusukan kapaknya dan berjalan menghampiri kumpulan pria dengan jas hitam itu. Saat Sam mendekat  para Pria berjas hitam itu agak ragu lalu perlahan mundur.

"APA YANG KALIAN LAKUKAN!!. SEKARANG JUGA SERANG DIA HANYA BICAH INGUSAN!!" Ucap seseorang para pria itu saling menatap sebelum akhirnya maju secara bersamaan.

Sam menampilkan senyuman miring untuk ke sekian kalinya. Matanya bergerak untuk memprediksi serangan lawan. Dia mengacak rambutnya dan mulai melawan pria berjas hitam itu.

Tidak perlu menunggu lama hingga akhirnya semua pria bersenjata itu habis terbunuh. Matanya menatap ke arah pria yang tadi berteriak.

"Ayo...kesini kau harus bertanggung jawab bukan??" ucapnya sambil tersenyum lebar. Pria tadi berteriak sebelum akhirnya menyerang Sam dengan tangan kosong. Sam membuang senjatanya dan mulai membalas serangan yang dia terima. Prinsip Sam adalah bermain adil jika lawannya memakai senjata maka dia juga begitu pula sebaliknya.

"SAM!! HATI HATI!!" Prediksi Sam salah. Pria yang kini menyerangnya ternyata membawa pisau lipat
kulit tangannya sobek terkena pisau.

"Aku kira kau berani dapat pengecut bajingan" ucap Sam lalu menendang tangan kiri pria itu dan sukses membuat pisau lipatnya jatuh.

Sebelum pria itu berhasil sadar dari keterkejutannya. Sam menarik kerah baju pria itu dan melemparnya ke pintu hingga sukses membuat pintu gudang itu rusak.

Mereka saling memukul cukup lama, sebelum akhirnya Sam berhasil memukul kepala pria itu dengan keras dan membuatnya tumbang. Dia menendang kepala pria itu beberapa kali sebelum akhirnya berhenti.

Instingnya berkata ada yang melihat kejadian ini, dengan cepat dia mengalihkan pandangan ke arah teras di depan ruang tata usaha dan melihat gadis yang tadi pagi membuat riuh kampus.

"Haruskah kubunuh?" Lirihnya dia terus menatap gadis itu hingga siluetnya menghilang diikuti gadis berambut pirang.

Dia mengusap bibirnya lalu masuk kembali ke gudang dan melepas ikatan temannya.

"Berhentilah datang saat mereka mengancam dirimu" ucap temannya sambil memeluk Sam. Sam tertawa kecil lalu balas memeluk temannya.

"Hey gio, jika kamu mati aku harus tinggal di mana sialan" gio tertawa saat mendengar balasan Sam yang ada benarnya.

"Aku lupa kau gelandangan"  Sam memukul kecil kepala temannya lalu melepaskan pelukannya.

"Hey, Kau tahu tentang ratu hernia?" Gio menghapus air matanya lalu mengangguk. Sam tersenyum miring lalu menatap serius ke arah gio.

"Apa..dia anak orang kaya?" Gio balik menatap mata Sam lalu mengangguk. Sejauh yang dia tahu Selina adalah putri bungsu dari pemilik  Chavez group yang merupakan perusahaan terbesar ke 3  di dunia.

"Good, queen tentu saja haha" gio memiringkan kepalanya saat mendengar ucapan aneh Sam.

"Mau makan daging malam ini?" Gio mengangguk dengan semangat. Tentu saja sudah lama sekali dia tidak makan daging karena uang dari ibunya semakin sedikit. Dan gaji dari les privatnya belum di bayar.

"Tapi bagaimana?. Kalau mencuri jangan!"  Sam menggeleng dia mendekat dan berbisik ke telinga gio.

"Queen have money right?"

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang