ch 15 : Que Sera sera

92 16 27
                                    

Hugo baru saja keluar dari kantornya pukul 4:30. Rasanya badan Hugo akan segera remuk jika tidak menyentuh sofa yang ada di depannya kini.

"Klien sialan, jika bukan karena bayarannya besar aku tidak mau mengerjakan projek dadakan ini" Hugo menutup matanya dengan tangan. Dia berpikir untuk beristirahat sebentar di kantornya.

"Ah sialan.." umpat Hugo saat mendengar ketukan di pintu kantornya. Dia bangkit dan merapikan bajunya yang kusut lalu duduk di kursi kerjanya.

"Masuk" jawab Hugo, asisten Hugo masuk lalu menyerahkan secangkir teh.

"Minumlah, kau pasti lelah. Aku harus pulang karena pekerjaanku sudah beres" Hugo menatap Jean yang merupakan asisten sekaligus sahabatnya itu.

"Aku juga sudah selesai, tapi mataku sudah tidak kuat jika harus pulang sekarang" Jean mengangguk paham. Sebenarnya jika  istrinya tidak meminta dia pulang, dia juga memilih untuk tidur dulu di kantor.

"Semangat, aku ditunggu istriku sampai jumpa" Hugo membalas ucapan Jean dengan dehaman lalu bangkit dan kembali ke sofa. Dia mengambil remot untuk menurunkan suhu AC dan mengunci pintu ruangannya.

"Lima menit saja" gumam Hugo sebelum akhirnya terlelap dalam tidurnya.

----

Selina masih enggan bangun dari tidurnya meskipun telah dibangunkan oleh Ryn dengan berbagai macam cara.

"Selin..jika kau tidak bangun, roti panggangmu akan ku habiskan" ancam Ryn sambil terus menggoncang tubuh Selina.

Selina hanya bergumam lalu perlahan membuka matanya.

"Alarmku belum berbunyi Ryn" balas Selina, biasanya dia selalu memasang alarm pukul 06.30 supaya tidak terlambat kuliah.

"Ya jelas, sekarang kan libur ayolah ini sudah pukul 8" Selina meraih handphonenya dan benar ternyata sudah pukul 8 lebih. Akhirnya Selina bangun.

"Kau mau langsung pulang atau bermain dulu denganku?" Selina menimbang sebentar. Teleponnya masih belum berdering artinya Hugo belum pulang ke rumah.

"Aku akan bermain denganmu. Bagaimana kalau kita ke taman kota?" Usul Selina, Ryn mengangguk dengan semangat. Dia baru ingat kalau makanan kesukaannya berada di taman kotal.

"Ya sudah kamu mandi dulu, aku akan mencarikan mu baju" Selina mengangguk dan berjalan ke kamar mandi.

"SELINA..., SIKAT GIGI BARU ADA DI RAK YA" Selina membuka rak yang menempel di dinding itu untuk mengambil sikat gigi yang baru.

"Tapi setelah dipikir-pikir, aku memang keterlaluan karena muntah di depan Sam bahkan mengenai bajunya" gumam Selina saat melepaskan bajunya.

"Sam bilang dia jadi mirip ayahnya?, Apa maksud Sam ayahnya itu jahat ya?. Tapi bukannya dia anak panti harusnya dia tidak tahu ayahnya dong?" Pikiran Selina masih terus berlanjut hingga tanpa sadar dia sudah selesai membersihkan diri.

"Oh...anak anak manis sudah bangun, ayo makan ini ada roti panggang dan susu kalau mau makan nanti mama ambilkan" Selina kembali mengingat kejadian semalam saat ibu Ryn mengecup keningnya.

"Terimakasih Tante" balas Selina, ibu Ryn mengusap rambut Selina lalu mencium pipi Ryn. Mungkin itu sudah menjadi tradisi di keluarga Ryn.

"Ma, kita mau main ke taman kota ya" ibu Ryn mengangguk lalu berjalan ke dapur. Meninggalkan Ryn dan Selina yang sedang menikmati sarapan.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang