ch 12 : permintaan tolong

116 17 9
                                    

Sam menghela napasnya lalu menggeleng tidak peduli.

"Aku pikir ada yang aneh, bukankah pria itu mengatakan kata he-" Sam menutup mulut Selina.

Dia mendekat dan berbisik di telinga Selina.

"Ada cctv disini lebih baik diam, takutnya orang mencurigai kita. Jangan urusi masalah seperti ini" Selina melepaskan tangan Sam. Lalu kembali ke tempat duduknya.

Handphone Sam bergetar, dia dengan cepat membukanya dan melihat pesan dari kakaknya.

Miller
Sam, pulang ke rumah ya aku merindukanmu

Aku tidak

Setelah menjawab, Sam mematikan handphone dan memasukkannya ke dalam saku.

"Baiklah, mari kita mulai mata kuliah pertama kita. Tetap semangat" ucapan yang sudah membosankan bagi Sam. Karena setiap mata kuliah pertama ucapan ini akan selalu diucapkan oleh dosen.

"Dasar para robot" lirihnya, dia menguap lalu memilih untuk tidur daripada mendengarkan pelajaran.

----

"Sam, kau tidak ke panti lagi?" Tanya gio saat Sam memasuki rumahnya.

"Tidak, kecoanya sudah hilang jadi ya aku kembali tinggal disini" gio mengangguk, dia kembali fokus menonton tv yang sedang menayangkan kasus bunuh diri di hernia.

"Hei, pria itu tidak bunuh diri tapi dibunuh" ucapan Sam sontak membuat gio berbalik dan menatapnya.

"Demi?!" Sam mengangguk dia membuka kaleng minuman dan meminumnya sampai habis.

"Kok bisa?, Apa mungkin agar citra hernia tidak buruk?" Sam mengangkat bahunya, dia membuka bajunya begitu saja lalu melemparnya ke arah gio.

"Cuci ya, aku mau tidur" gio hendak mengumpat namun dia sedang malas berdebat karena ujungnya dia tetap kalah.

Gio berjalan menuju kamar mandi untuk mencuci bajunya. Namun langkahnya terhenti saat mendengar handphonenya berdering.

"Halo?, Kenapa dek?" Tanya gio saat panggilannya tersambung.

"Kak, ibu...ibu..ibu..dia pingsan tadi dia batuk berdarah lalu pingsan tolong kak apa yang harus aku lakukan ibu.." jantung gio rasanya berpindah tempat.

"Jangan matikan teleponnya, kakak segera kesana. Ada Mia kan disana?, Suruh dia minta bantuan untuk membawa ibu ke rumah sakit" pinta gio, dia segera mengambil tasnya dan berlari keluar begitu saja.

Sam menatap tingkah gio yang telah keluar dengan tatapan bingung.

"Huh, kenapa dia buru-buru sekali"

Keesokan harinya Sam bangun dan melihat tidak ada gio disampingnya.

"Kemana dia pergi semalam?" Gumam Sam, dia menggaruk rambutnya dan segera bangkit dari tempat tidur untuk mandi.

"Dia tidak mungkin ditangkap bedebah itu lagi kan?" Sam berucap sambil mengeluarkan odol.

Pikirannya melayang memikirkan apa yang terjadi pada gio hingga dia tidak datang.

"Terserahlah, nanti juga pasti pulang. Kalau benar dia ditangkap, bedebah itu pasti akan menghubungiku" Sam keluar dari kamar mandi dan berjalan menuju dapur.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang