Chapter.1.1 : Queen of Hernia

353 25 4
                                    

Suara riuh terdengar dari lantai dasar sampai ke lantai atas gedung setinggi 10 lantai tersebut. Baik mahasiswa ataupun mahasiswi saling berteriak bersautan saat gadis dengan seragam berlogo Hernia university itu masuk ke gerbang universitas.

Rambutnya yang digerai dan bando yang bertengger disana menambah kesan anggun bagi gadis yang namanya terus di teriakkan oleh semua orang.

"SELINAAAAAA OUR QUEEENNNNNN"

Ya, nama gadis yang kini sedang berjalan menuju lift itu adalah Selina, primadona sekaligus mahasiswi yang meraih nilai tertinggi saat ujian masuk ke universitas hernia. Tak heran jika banyak yang memujanya.

"Hey Selin, fansmu benar benar luar biasa" bisik Ryn gadis berambut pendek yang berdiri di sisi kanan Selina.

"Aku tidak peduli" balas Selina, baginya tidak ada yang perlu di pedulikan selain nilai nilai dan nilai.

"Aha, setelah ini kudengar ada pesta perayaan untuk menyambut mahasiswa baru di hernia club' party Dateng yuk" ajak Ryn. Selina mengabaikan ucapan Ryn dan memilih melihat lampu lift
yang menunjukkan lantai lantai yang di lewati.

"Hei...ayolah kita bersenang-senang toh hanya hari ini kan?. Setelah ini kita harus memilih fakultas apa yang akan kita masuki dan harus melaksanakan ujian lagi" pinta Ryn. Selina masih diam, dia menyilang kan dua tangannya dan matanya masih fokus ke lampu lift.

"Ey...kuharap kau punya teman saat aku tidak ada nanti" bisik Ryn dengan nada menurun sambil melihat Selina yang bahkan tidak berbalik ke arahnya.

*Ting* pintu lift terbuka. Selina langsung keluar dari lift dan bergegas ke ruang tata usaha untuk mengambil jadwal ujian dan daftar fakultas yang ada di Hernia. Ryn berdecak sebelum akhirnya sedikit berlari untuk mengimbangi langkah Selina.

"Ow...ow...honey ..come here our queen" Selina tersenyum sebagai balasan dari sapaan lebay yang di ucapkan oleh petugas tata usaha.

"Jadi, sudah menentukan akan masuk kemana sayang?" Selina menggeleng sebagai jawaban, tangannya bergerak untuk menerima dua kertas yang disodorkan petugas wanita itu.

"Karena kamu pintar, aku sarankan masuk ke manajemen atau hukum. Gajinya besar sekali loh apalagi kamu lulusan hernia" saran petugas wanita itu sambil berbisik dan cekikikan di akhir.

"Ah...akan saya pikirkan" balas Selina lalu membungkuk dan pamit undur diri. Ryn menahan tangan Selina yang akan keluar dari ruangan dia bicara dengan gerakan mulutnya supaya Selina tidak keluar lebih dulu.

"Aku menunggu di luar" balas Selina Ryn berdecak lagi sebelum akhirnya berbalik dan berbicara dengan petugas wanita yang tadi.

Selina keluar dari ruang tata usaha dia duduk di pojok dekat dengan pintu keluar ruang tata usaha. Beberapa menit kemudian karena bosan menunggu Ryn yang tak kunjung keluar, Dia berjalan menuju dinding pembatas yang setinggi perutnya.

Matanya tertuju ke arah gudang yang berada di pojok dia melihat sebuah pemandangan yang agak menyenangkan. Seseorang sedang berkelahi disana Selina tanpa sadar terus menatap bagaimana dua pria itu saling pukul  hingga salah satu dari mereka tumbang.

" tch aku heran bagaimana bisa mereka masuk kemari" bisiknya, Selina terus menatap mereka hingga pandangannya bertubrukan dengan tatapan pria  yang masih sadar dan baru saja menendang lawannya.

Selina tersentak sebelum akhirnya berbalik. Jantungnya berdegup kencang, dia takut tidak mungkin kan di hari pertama dia masuk ke universitas akan menjadi hari terakhirnya di dunia?.

"Selin, ayo pergi aku lapar ibu ibu itu daritadi berbicara dari London sampai ke China" Selin menatap Ryn lalu dengan cepat menariknya menjauh.

"Selin sabar dong, ini masukin dulu ke tas. Kalau hilang ntar di ceramahin ibu ibu yang tadi Ogah aku mah" Selina menatap ke belakang, dia menghela napas tenang saat merasa agak jauh dari ruang tata usaha.

"Oke, aku juga" Selina membuka tasnya lalu memasukkan dua kertas tadi ke dalamnya. Setelah itu dia menatap Ryn yang masih membereskan barang barang di tasnya yang ikut berantakan seiring dimasukkannya kertas.

"Banyak amat sih isi tas kamu" Ryn hanya tersenyum lalu menutup resleting tasnya kemudian kembali menggendongnya.

"Makan dimana kita?" Tanya Ryn. Selina menggeleng karena tidak tahu makanan apa saja yang ada di kampus.

"Mau ke kantin, apa McD?" Selina terdiam sebentar sedangkan Ryn memencet tombol lift.

"Kantin aja yuk, biar kita tahu makanan apa aja yang ada di kampus" Ryn mengangguk setuju dengan ucapan Selina. Dia bersenandung kecil sambil menunggu lift tiba.

"Btw Ryn, emang kenapa tadi lama banget?" Tanya Selina agak kepo karena dia hanya sebentar ditanya oleh ibu tadi.

Ryn menghela napas lalu mengerucutkan bibirnya.

"Masa, karena aku telat ngasih data diri dia nyeramahin aku dari bumi sampe ke mars belok ke bulan lalu balik lagi ke bumi terbang ke London dan kembali ke sini" Selina bengong saat mendengar ucapan berbelit Ryn dia tersenyum canggung lalu mengangguk pelan pura pura paham.

"Intinya karena kamu telat ngasih data diri?" Selina bertanya dan Ryn mengangguk. Selina menggeleng dia benar benar takjub dengan temannya ini bagaimana bisa dia santai saja padahal data diri itu penting dan sudah diminta dua bulan yang lalu.

"Lift kita tiba ayo" Ryn menarik tangan Selina untuk segera naik ke lift.

"Tahu gak sih Selin, kemarin kakakmu menelponku" selina refleks berbalik dan menatap Ryn tidak percaya.

"Maksudmu kak Hugo?. Bagaimana bisa?. Dia bahkan tidak menghubungiku" Selina merasa kesal sekarang bagaimana bisa kakaknya menelpon temannya dibanding adik kandungnya.

"Dia menanyakan tentangmu. Katanya kemarin nomormu tidak aktif" rasanya Selina ingin sekali mendorong sahabatnya ke pojok lift hingga terbentur dengan dinding lift. Namun karena dia tahu itu tindakan kriminal dia menahannya.

"Jadi kenapa nomormu tidak aktif kemarin?" Tanya Ryn. Selina menghela napas lalu kembali menatap Ryn.

"Batrainya habis. Dan aku langsung tidur hehe. Aku akan menelpon Hugo setelah pulang dari sini" Ryn mengangguk. Beberapa detik kemudian lift sudah sampai di lantai dasar kampus.

"AKHHHH SELINAAA DISINIIIIII!!!" Selina menutup telinganya saat mendengar teriakan mahasiswa yang ada disana.

"Aduh misi...aku lapar" lirih Selina para mahasiswa yang tadi mengerubunginya pun mulai membelah diri dan membiarkan Selina berjalan ke arah kantin.

"Gila fansmu memang Daebak" Selina menghela napas lalu memilih merebahkan kepalanya di meja. Dia benar benar lelah. Matanya menatap ke samping kantin.

"Selin, aku pesan dulu ya. Tenang bestie fansmu gak bisa kesini" ucap Ryn sambil mengedipkan matanya lalu berlalu. Dia tidak perlu bicara ingin memesan apa karena Ryn sudah tahu makanan apa yang dia suka.

"Gila...yang tadi itu benar benar gila bagaimana bisa bajunya itu berdarah banyak ughhh seperti film horor saja" Selina menggeleng mencoba menghapus ingatan yang dia lihat tadi.

Dia mengalihkan pandangan ke sisi kebun dekat kantin. Matanya membelalak tubuhnya menegang. Pria tadi ada disana dengan seragam penuh darah dan senyuman miringnya.

"Apa aku benar benar akan mati sekarang?"

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang