ch 49 : Hugo 1

78 12 19
                                    

Selina menatap ke arah Sam yang kini memakai jas dan topeng latex.

"Wow..kau menakutkan" ucap Selina, Sam tertawa kecil lalu mengelus rambut Selina.

"Aku akan segera kembali...aku hanya ingin memasang cctv dan alat perekam di beberapa kamar yang ada di BoJ" Selina mengangguk, lalu mengikuti Sam yang keluar dari kamar.

"Kau akan pergi sekarang?" Tanya Miller yang juga memakai pakaian yang sama dengan Sam.

"Ya..kau mau pergi kemana?" Miller menatap ke arah Selina yang ada di belakang Sam.

"Menemui nyonya Chavez, aku dibayar untuk membunuhnya ah..lebih tepatnya mengancamnya"

"Boleh aku tahu siapa?" Balas Selina, dia penasaran siapa yang membayar lyman untuk membunuh ibunya.

"Rahasia, kalau begitu aku pergi dulu" Miller berjalan melewati mereka berdua.

Sam memakai sarung tangannya lalu berbalik menatap Selina.

"Kau sedih karena ibumu akan dibunuh?" Selina menggeleng, bodoh jika dia tetap menganggap wanita iblis itu sebagai ibunya.

"Aku penasaran siapa orang yang membayar Miller. Ibuku menjaga reputasinya menjadi pejabat yang suka memberi, si cantik dari aciel dan sebagainya agak aneh"

"Suatu saat kau akan tahu, aku pergi jika kau butuh sesuatu telepon aku atau suruh saja orang yang ada di rumah ini" Selina mengangguk. Lalu membiarkan Sam pergi.

----

"RYNNNNNNNN!!!!!" Sam menatap ke arah shinzu yang berlari ke arah Ryn yang datang dengan beberapa perban di wajahnya.

"Tuan...sebentar lagi pintu BOJ akan terbuka untuk pemeriksaan" ucap informannya. Sam mengangguk lalu mengikuti pria itu masuk ke lingkungan asrama.

Semuanya tampak tenang dan damai..seolah tidak ada hal yang mencurigakan. Sam melihat banyak mahasiswa yang sedang belajar mati-matian dan masih ada juga yang bercanda.

"Dimana mahasiswa yang akan mati?" Pria itu menunjuk ke ruangan yang sedikit terasingkan.  Sam menarik napasnya sebelum berjalan menuju tempat itu.

"Aghhh!!, Ampun...ampun saya janji saya bisa masuk 100 besar saya janji selamatkan saya" Sam menatap seorang pria yang sudah tidak terlihat wajahnya karena darah sedang memohon kepada pria bersenjata yang mendorong wajah pria itu dengan kakinya.

"Tuan...tempat yang anda pinta ada di sebelah sana" Sam mengacungkan tangannya meminta pria itu diam sebentar.

"Aku butuh pria itu"

"Ya?" Sam mengeluarkan pisau kesayangannya lalu mendekat.

/Krek/ Sam mengumpat saat dia tidak sengaja menginjak botol minuman. Dia dengan cepat memasukkan pisau itu ke dalam saku bajunya.

"Siapa kau?!. Wajahmu asing!" Ucap pria yang kini menodongkan pistol ke arahnya.

Sam rasanya ingin tertawa lagi, kenapa banyak orang di terrio suka sekali  mengancam bukannya langsung menembak.

"Dengar...aku orang baru..tuan Charlie memintaku kesini"

"Benarkah?, Aku tidak tahu" pria itu curiga. Dia menatap gerak gerik Sam lalu berbalik dan menelpon seseorang.

Sam tersenyum miring, sudah dia duga. Terrio hanya mengandalkan senjata dan jumlah tapi taktik bertarung mereka lemah. Penjahat mana yang membelakangi orang mencurigakan.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang