ch 20 : falling asleep again

126 21 73
                                    

Warning! Lumayan panjang maaf kalau bosen:v
Dan izin menghilang tapi gak tahu juga🙏
-----------------------------------------------------------

"kau serius?" Selina menggeleng, dia mencoba bangkit dan dibantu oleh Sam.

"Sam..apa aku sudah mati?, Atau ini di mimpiku?" Sam menatap mata Selina lalu menekan luka Selina.

"AW sakit!" Selina mengaduh, sedangkan Sam tersenyum.

"Jika sakit artinya kau tidak mati ataupun bermimpi bodoh" Selina masih menatap punggung Sam di depannya.

"Lalu kenapa kau ada disini?. Kau kan harusnya di rumah sakit"

"Aku benci bau obat. Dan aku sudah sembuh" Selina mengangguk pelan, saat mereka keluar dari kamar mandi matanya membelalak.

"Tidak mungkin..aku yang melakukan ini?" Lirihnya. Sam berdecak kesal

"Jika bukan kau, lalu siapa hah?. Aku begitu?" Selina masih bengong, se tidak sadar apa dia hingga kamarnya sudah seperti kapal pecah dan banyak darah di Sofanya.

"Naik" Sam berjongkok di depan Selina.

"Apa?, Aku bisa berjalan" Sam berdecak lagi lalu menggendong Selina dengan tangannya.

"Hei..turunkan aku" Sam tidak menjawab dan membawa Selina ke ranjang.

"Jangan turun" ucap Sam, dia kemudian membuka tasnya dan memakai sarung tangan.

"Apa yang kau lakukan?" Tanya Selina, Sam menghela napasnya lalu menatap Selina lagi.

"Kau punya mata bukan?" Selina tidak membalasnya dan fokus melihat Sam yang sedang memungut pecahan kaca yang berserakan di lantai.

"Bukankah kau terluka, maksudku tanganmu dan beberapa bagian tubuhmu"

"Luka lama, dan luka sayatan tidak terlalu sakit dibanding luka membenturkan kepala ke dinding. Kau tahu tidak otakmu itu berharga Selina kau pintar bukan?, seharusnya gunakan otakmu dulu sebelum melakukan sesuatu" Selina menhan tawanya saat mendengar Sam yang sedikit mengomel.

Butuh beberapa jam hingga kamar Selina bersih seperti semula dan itu semua Sam yang mengerjakan. Karena Sam terus melarang Selina turun dari ranjang.

"Sam....bagaimana ibumu?" Tanya Selina tiba tiba. Sam yang sedang menyedot lantai terhenti.

"Dia baik...aku tidak mau membahasnya" Selina mengangguk lalu berkata maaf dan kembali menatap Sam yang fokus dengan pekerjaannya.

Waktu berlalu dengan cepat matahari perlahan telah tengelam.

/Krucukkk/

Sam menatap Selina, yang mukanya sudah memerah. Dia malu karena perutnya selalu berbunyi saat bersama dengan Sam.

"Ini sudah waktunya makan malam ya?" Ucap Sam lalu melihat ke jam dinding yang menunjukkan pukul enam sore lebih tiga puluh menit.

"Aku pikir sebentar lagi makananmu datang" ucap Sam saat mendengar langkah kaki.

/Ceklek/ Sam hendak bersembunyi namun dia urungkan karena mendengar suara pintu dikunci dari luar lalu langkah kaki itu menjauh dari kamar Selina.

"Selin...mereka menguncimu" Selina tersenyum lalu menatap ke luar jendela.

"Tak apa, mereka hanya melakukan tugas mereka" Sam menaikkan alisnya tidak paham.

"Ibuku menyuruh mereka melakukannya itu sudah biasa, aku melakukan kesalahan dan pantas dihukum"

"Mereka tidak memberimu makan?. padahal ini sudah hampir makan malam setidaknya mereka memberikan makan dulu padamu sebelum mengunci kamarmu" Ucap Sam, dia membuang sampah yang ada di mesin penyedot debu  ke kresek yang dia bawa.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang