ch 31 : sesuai dugaan

97 16 32
                                    

💌 : baca awal dan ujung kalau mau yang manis 🗿. Yang tengah pahit soalnya.

-------------

Waktu berlalu begitu lambat saat mereka kembali ke rutinitas belajar tambahan itu.

Kepala Sam rasanya pening. Tapi dia kembali semangat saat mendengar suara Selina yang sedang bertanya pada dosen.

"Suaranya manis" lirih Sam, dia menulis beberapa hal yang penting di buku catatannya.

"Huekkk...ugh" semua murid menoleh ke belakang saat mendengar suara orang muntah.

"Mahasiswa no 20. Silakan keluar dan beristirahat di UKS" seorang penjaga dari luar masuk dan menggotong seorang siswa yang muntah di dalam kelas.

"Ew...menjijikan baunya astaga" Sam menutup hidungnya. Lalu menatap ke arah depan agar tidak melihat muntahan itu.

"Suasananya jadi tidak nyaman bukan?. Kalian boleh istirahat lebih dulu" semua orang dengan cepat berdiri dan keluar dari sana. Sam menatap ke arah laptop dan memberi isyarat kepada Selina untuk menelponnya lalu keluar Dari sana menuju taman.

"Sam...kau mau kemana?" Tanya minjae saat Sam berjalan berbeda dengannya.

"Ah..aku perlu ke taman sebentar kau duluan saja" minjae mengangguk lalu berjalan dengan cepat untuk menggapai shinzu.

Sam mengeluarkan handphonenya dan duduk di rumput sedangkan handphonenya dia taruh di bangku taman.

Dia menunggu panggilan dari Selina. Dan tidak menunggu lama Selina menghubunginya. Dia berdehem sebentar dan merapikan rambutnya lalu menerima panggilan video itu.

"Sam..kau pusing?" Sam tersenyum saat Selina menanyakan kabarnya.

"Sedikit, kau sudah makan?. Jarimu dan lukamu sudah membaik?" Selina mengangguk sebagai jawaban. Sam tersenyum lalu menarik napasnya sebelum akhirnya kembali berbicara.

"Selin, sebenarnya ada hal yang ingin kukatakan padamu"

"Apa?" Jantung Selina berdebar. Jangan jangan Sam akan mengatakan perasaannya.

"Aku pikir ada yang aneh dengan hernia. Kau tahu kertas yang kau terjemahkan?. Aku merasa itu ditujukan kepada hernia, kemarin aku melihat bayangan seseorang yang terjatuh dan mendengar suara tembakan. Lalu sekarang hernia bilang seorang mahasiswa bunuh diri" Selina sedikit kecewa. Namun kembali tersenyum.

"Mungkin...tapi Sam, kau memintaku meneleponmu hanya untuk ini?"

"Tidak..aku merindukanmu" Sam berdecak saat melihat Selina yang tertawa kecil di sebrang sana saat mendengar jawabannya.

"Aku juga Sam. kita harus berpisah selama beberapa hari" Sam rasanya ingin berlari dan memeluk Selina sekarang juga tapi itu tidak mungkin.

"Sam" Sam menatap Selina yang kini memanggil namanya.

"Hubungan kita itu apa?. Hanya teman atau lebih?" Lirih Selina dia butuh kepastian agar dia tahu batasan. Sam tersenyum lalu menopang dagunya.

"Kau mau yang mana?"

"Aku mau yang kedua" pipi Sam sedikit memerah begitupula Selina.

"Kita pacaran kalau begitu" Selina rasanya ingin berteriak tapi dia tahan.

"Satu lagi, kau mencintaiku tidak Sam?" Tanya Selina. Sam terdiam hingga membuat Selina sedikit kecewa.

"Kau mencintaiku?"

"Kok malah balik bertanya?" Sam tertawa kecil lalu mengangkat bahunya.

"Sudah jelas aku mencintaimu bodoh"jawab Selina dengan wajah yang kembali memerah karena malu.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang