Selina membuka matanya perlahan, dia bangkit dan berjalan menuju timbangan.
"Akhirnya...beratku turun" Selina sangat lega saat melihat timbangan yang menunjukkan angka 39.
Dia berjalan keluar berniat untuk pergi ke dapur. Namun langkahnya terhenti saat melihat ibunya ada di bawah.
"Kapan mama pulang?" Lirihnya, dia turun dan menghampiri ibunya.
"Selina, masuk ke kamarmu" Selina baru saja merentangkan tangannya namun ibunya menyuruh Selina masuk ke kamar.
"Ada apa ma?" Tanya Selina, ibunya menatap Selina tajam.
"Jika ibu bilang masuk maka kamu harus masuk Selina!!" Selina masih bingung tapi akhirnya kembali ke kamarnya.
Dia mendekat ke arah jendela dan mengintip. Rupanya ada banyak tamu. Selina tersenyum lalu bergegas ke kamar mandi untuk membersihkan diri. Jarang jarang tamu dijamu di tempat tinggalnya.
"Apa aku boleh turun ya?" Tanya Selina saat dia memakai sabun.
"Atau mama memintaku ke atas karena dia tidak mau orang melihatku?" Selina merasa hatinya sedikit sakit saat mengatakannya. Dia menggeleng lalu fokus untuk membersihkan diri dan berganti pakaian.
----
Sam menatap atap rumah sakit yang berwarna putih itu. Dia mencoba mengatur napasnya dan melihat sekeliling. Seingatnya dia terjun dari jembatan ke sungai. Dia mencoba melepas masker oksigen namun tangannya dirantai.
" sudah baikan?" Sam menatap ke arah kakaknya yang duduk di kursi.
"Sebenarnya kau kenapa?, Untung saja kemarin dosen walimu bisa bernegosiasi sehingga kau bisa ikut ujian susulan" Sam masih tidak menjawab dia terus menatap ke atap seolah atap lebih menarik dibanding kakaknya.
"Oh, Temanmu kemarin datang. Tapi tenang sepertinya dia bukan tipe orang yang suka bergosip meskipun dia wanita" Sam menatap ke arah Miller. Melihat Sam tertarik Miller memberikan senyumnya.
"Namanya siapa ya...oh Selina, kau tahu perempuan yang kau ajak bicara saat aku datang ke kampus" mata Sam bergetar dan tangannya mencengkram sprei ranjang.
"Sam..kau baik- baik saja?" Miller mendekat dan mengusap rambut Sam.
"Oh iya tentang Selina, dia kemarin juga"
"Eughhh" Sam semakin kuat mencengkram sprei. Air matanya perlahan keluar.
Miller sekarang sudah bisa menyimpulkan bahwa apa yang terjadi kepada Sam berhubungan dengan selina.
"Jadi alasan mu bunuh diri itu Selina" Sam tidak menjawab. Napasnya kembali tersenggal.
"na...ma.."Miller memencet tombol untuk memanggil dokter.
"Kau ingin aku melakukan apa?" Tanya Miller, dia memeluk Sam dan menghapus keringat yang bercucuran di wajah Sam.
----
"Sam...Sam...bangun nak" Sam membuka matanya dan melihat ibunya yang sedang tersenyum.
"Oh ya ampun, Miller lihatlah adikmu sudah bangun" Sam melihat Miller kecil yang naik ke atas ranjang.
" Dia terlihat lemah ma" ibu Sam tertawa lalu menggendong Sam yang berusia 2 tahun.
"Sam tidurlah, pura pura tidur ibu mohon" Sam menatap ke arah pintu yang sepertinya akan di dobrak.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Joker & The Queen [ End ]
FanfictionThe road that was broken Brought us together A.N inspired by : the Joker and the Queen- Ed Sheeran Cover: dibuat di PicsArt+ibis