ch 28 : masa lalu

91 15 29
                                    


Warning : agak panjang, dan banyak mengandung kata kasar dan capslock:). Agak bosenin juga🗿

-----
Selina menggigit bibirnya untuk menahan teriakan saat ibunya memukul punggungnya dengan pecut.

"KAU SIALAN!!, MATI KAU SEKARANG MATI!!"

"BERANI SEKALI KAU MAU MEMBUNUHKU!!.MEMANG DARI AWAL KAU ITU SEORANG PEMBUNUH!!" Ibunya menarik rambut Selina dan membenturkan kepala Selina ke ujung ranjang.

"TIDAK CUKUP DIRIKU!!. SEKARANG KAU JUGA MENCOBA MEMBUNUH AYAHMU. HEH JALANG!!, DENGAR YA BAHKAN JIKA KAMI MATI KAU TIDAK AKAN MENDAPATKAN APAPUN" mata Selina melotot saat ibunya membawa pisau dan menyayat sedikit kulit tangan Selina lalu menekan jari Selina hingga berbunyi sangat keras.

Selina menjerit karena rasanya benar benar menyakitkan. Dia menahan tangan ibunya yang menjambak rambut Selina. Tapi dia gagal karena tangannya sudah tidak bertenaga.

Ibunya melempar Selina ke tembok dan berlari mengambil gasolin di meja.

"Ma..mama mau ngapain?" Selina merasa terancam saat ibunya itu mendekat dengan pisau yang dia panaskan menggunakan gasolin.

"AKH!!!, SAKIT MA!" Teriak Selina, dia berontak saat ibunya mendekatkan pisau panas itu ke luka Selina.

"MATILAH SEKARANG JUGA, SELINA!!"

/BRAKKKK/

"HENTIKAN NYONYA!!, TARUH PISAU ITU DI BAWAH!!"

"BERANI SEKALI KALIAN!!" Ibu Selina menoleh matanya melotot saat melihat anggota polisi dengan senjata lengkap.

"Ah...kami hanya bermain-main pak. Ini luka palsu" ucap ibu Selina. Anggota polisi itu menatap Selina dan ibunya bergantian lalu melihat sekitar.

"Bawa dia" ucap polisi yang berada di depan. Dua orang polisi berlari dan dengan cepat memborgol ibu Selina.

"TUNGGU!!, SIAPA YANG MELAPORKANKU?!. AKU HANYA DISURUH LEPASKAN AKU!!"

"Katakan itu di kantor polisi nyonya!" Selina menatap ibunya yang pergi ke luar.

"Anda baik baik saja nona?" Selina tidak menjawab saat salah satu dari polisi itu bertanya.

"SELINA...OH TUHAN SYUKURLAH" Hugo berlari dan dengan cepat memeluk Selina dengan erat.

"Kita ke rumah sakit ya?" Badan selina bergetar, dia tidak bisa menggerakkan jari tangannya.

"Tangan..tangan Selin." Lirih Selin, Hugo menatap ke arah jari Selin dan mencoba menegakkannya tapi gagal.

"Selin..kita pergi sekarang" ucap Hugo dia mengangkat tubuh Selin dan berlari dengan cepat keluar rumah.

"SIAPA YANG MELAPORKANKU?!!. KU PECAT KALIAN SEMUA BAJINGAN. ANAK ITU JUSTRU MENCOBA MEMBUNUHKU!!" Hugo mengabaikan teriakan ibunya saat dimasukkan ke dalam mobil polisi.  Jika boleh jujur, Hugo tidak menyesal karena menelpon polisi untuk menangkap ibunya.

"Selin..bertahanlah" ucap Hugo Selin tidak menjawab dia hanya bisa menangis membayangkan apa yang  terjadi pada jarinya.

"Jari tangan  Selin..patah ya kak?"Hugo mengecup kening Selina. Dia menatap luka sayatan Selina lalu menutupinya dengan kain baju.

"Tidak apa Selin, jika memang benar patah pun. Kau akan segera sembuh Sekarang tenanglah"

"Lalu bagaimana Selin menulis?. Ke kampus?"

"Kau akan izin untuk sementara" Selin menahan tangisnya. Hugo mengelus tangan Selina. Dia tidak tahu bagaimana cara mengobati luka bakar karena itu dia hanya bisa meniup luka Selina.  Dan menghentikan darah yang keluar dari kening Selina.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang