ch 25 : another one

96 16 39
                                    


Warning! : Di scroll cepat saja, chapter yang ini bikin bosen 🗿

-----

Selina tidak bermaksud menampilkan wajah yang marah. Tapi rasanya dia kesal saat mendengar ucapan Sam.

"Benar bahwa ini tidak masuk akal. Tapi aku suka ketidak masuk akalan ini" ucap Selina, dia menatap dirinya di cermin dan membasuh wajahnya.

"Aku pikir aku mencintai Sam. Aku tidak tahu kemana perginya rasa takut itu" gumam Selina dia juga tidak paham dengan dirinya yang awalnya takut pada Sam sekarang malah mencintai lelaki itu.

"Selin..buka pintunya" Selina bisa mendengar pintu kamar mandi diketuk dan suara Sam.

Dia menghela napasnya lalu membuka pintu kamar mandi.

"Apa?" Sam menghela napasnya. Dia menarik Selina ke pelukannya. Selian sempat memberontak namun akhirnya dia menyerah karena pelukan Sam selalu menjadi tempat ternyaman baginya.

"Maaf..aku tidak tahu bagian mana yang membuatmu kesal" selina balas memeluk Sam. Ada segudang pertanyaan di otaknya untuk Sam.

"Kau masih sering membunuh?" Tanya Selina lirih. Dia merasakan gelengan di kepalanya.

"Syukurlah..aku benci darah. Kau sering melecehkan perempuan?" Selina merasakan gelengan lagi. Oke sudah cukup, dengan ini saja Selina sudah merasa puas. Tidak ada alasan lagi dia harus takut pada lelaki itu.

"Sudah?, Kau masih marah?" Selina menggeleng, Sam tersenyum lalu berjalan ke sofa tanpa melepaskan pelukannya.

"Duduk dulu" Selina melepas pelukannya dan duduk begitupula Sam. Selina dengan cepat merebahkan dirinya dan menjadikan paha Sam sebagai bantal.

"Kau kerasukan?" Selina mengangkat alisnya bingung.

"Kau bersikap seperti ini" Selina bangkit dan duduk dengan sopan.

"Jika kau keberatan bilang saja"  Sam tersenyum lalu menyuruh Selina untuk berbaring kembali.

"Ada satu rahasia yang akan kuberitahu padamu" Selin, mengangguk lalu menatap Sam yang juga menatapnya.

"Nama keluargaku adalah.."

"Lyman, aku sudah tahu dari kakakmu" potong Selina, mata Sam melotot lalu menepuk wajahnya pelan.

"Si brengsek itu benar benar. AW!" Sam mengaduh, saat Selina memukul bibirnya.

"Kau tidak boleh mengumpat pada kakakmu" Sam memutar bola matanya.

"Uangku masih ada padamu?" Tanya Selina, Sam mengangguk. Setelah dia tinggal bersama kakaknya uang Selina tidak pernah dia pakai lagi. Dan gio dia jarang menggunakan uang sam jika dirinya tidak ada di rumah.

"Kau mau mengambilnya?" Selina menggeleng, dia bangkit dan duduk di kursi.

"Aku sudah mencari tahu tentang keluargamu di internet. Apa itu benar?" Sam mengangguk membenarkan.

"Kakakku Hugo mengenal salah satu keluargamu. Tapi orang itu sudah meninggal"

"Mungkin itu Chris" Selina menatap Sam yang kini menunduk.seteah mengucapkan nama salah satu keluarganya.

"Mungkin..memang kenapa dengan Chris?" Selina bertanya dengan nada sepelan mungkin takut Sam tidak nyaman.

"Dia bunuh diri" Selina agak terkejut saat mendengarnya. Dia menatap Sam yang terlihat tidak nyaman. Selina merasa bersalah sekarang

"Jangan diceritakan jika itu sulit" ucap Selina dia duduk menyamping lalu menarik kepala Sam agar bersandar di bahunya.

"Kau mau tahu alasanku mencoba bunuh diri?" Selina mengangguk pelan. Sam menghela napasnya lalu menyamankan posisinya.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang