ch 22 : sedikit pembalasan:)

85 16 16
                                    

Sam memakai jaketnya dan segera keluar dari kamarnya dengan membawa dompet dan handphone yang dia masukkan kedalam saku.

"Sam..mau kemana?" Tanya Miller yang setengah sadar.

"Lebih baik tidur daripada minum wine malam begini" saran Sam,lalu bergegas keluar dari rumah kakaknya dan membawa salah satu mobil.

"Mereka tidak memberi makan lagi kah?. Sebejat apa ibunya?" Umpat Sam, dia menambah kecepatan mobilnya dan mampir ke supermarket terdekat.

"Selamat datang, selamat berbelanja" ucap pegawai di balik meja kasir. Sam berjalan dengan cepat menuju rak roti dan membawa beberapa Snack juga minuman.

"Vitamin perlu tidak ya?" Gumam Sam saat melewati rak obat-obatan.

"Ada perlu apa kak?" Tanya seorang pegawai. Sam menatap pegawai itu lalu kembali melirik berbagai macam vitamin yang terpajang.

"Apa orang yang telat makan butuh vitamin?" Tanya Sam, karena deumur-umur dia tidak pernah memakan vitamin.

"Sepertinya tidak kak, tapi jika memiliki penyakit maaf mungkin obat ini akan sedikit mengurangi rasa mual dan sakitnya kak" jelas pegawai itu sambil menunjuk sekotak obat.

"Aku ambil yang itu" pegawai itu mengangguk lalu mengambil obat dan memberikannya pada Sam.

"Ini diminum setelah makan atau sebelum ya?" Tanya Sam. Pegawai itu terlihat bingung lalu memanggil temannya yang lain.

"Oh untuk obat ini diminum setelah makan kak" balas pegawai yang lain, Sam mengangguk lalu mengucap terimakasih dan pergi menuju kasir untuk membayar.

"Hah..aku bahkan tidak bisa menjauhi Selina. Apa Selina merasa nyaman?. Maksudku aku sudah melecehkan dia akh tapi jika aku menjauhinya sekarang aku malah menjadi semakin brengsek!" Sam merasa bimbang dengan sikapnya. Apakah apa yang Sam lakukan ini benar atau tidak.

"Yang benar saja, aku harus menyusup lagi" lirih Sam, dia memindahkan belanjaannya ke kursi belakang dan kembali menyetir.

----

"Ugh..ini perih sekali" Selina tidak bisa bangkit dari ranjangnya karena perutnya benar benar sakit. Dia sempat pingsan tadi untung saja tidak begitu lama.

"Ini baru satu hari Selina..mama pasti memberi mereka perintah agar tidak memberiku makan selama seminggu" lanjut Selina, dia menyeka keringatnya yang semakin banyak.

"Nona...ini susu dan pisangnya" Selina tidak bisa menjawab, saat pelayan datang dan menaruh makanan itu di meja.

"Anda baik baik saja nona?" Tanya pelayan itu. Dia bergegas mendekati Selina dan menyentuh kening Selina.

"Nona anda sakit, saya akan panggil dokter" ucap pelayan itu dia segera keluar dan memanggil kepala pelayan.

"Tidak bisa, telepon dulu nyonya" pelayan itu merasa kesal namun tidak bisa melakukan apapun. Dia kemudian berjalan menuju telepon dan menelpon ibu Selina.

"Ada apa?" Pelayan itu agak takut saat mendengar suara nyonya rumahnya.

"Begini nyonya, nona Selina sepertinya sakit dia berkeringat cukup banyak. Jadi kami memutuskan untuk memanggil dokter"

"Tidak usah, dia hanya sedang mencari perhatian. Kecuali dia terlihat sekarat jangan panggil dokter. Itu akan merusak reputasi ku.media pasti akan meliput"

"Baik nyonya, bagaimana jika kita berikan dia nasi?" Tanya pelayan itu mencoba bernegosiasi.

"Jangan coba-coba yang namanya hukuman haruslah berat. Aku tutup" pelayan itu menjauhkan telepon rumah saat sambungannya terputus.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang