ch 18 : reason

88 20 32
                                    

Sam melepas earphonenya dan memencet tombol bel untuk memanggil kakaknya. Tidak butuh waktu yang lama, Miller masuk ke ruangan Sam.

"Apa yang kau butuhkan?" Tanya Miller dari ambang pintu.

"Aku butuh bantuanmu untuk melihat seseorang" Miller menaikkan alisnya lalu berjalan mendekat ke arah ranjang Sam.

"Siapa?, Perempuan itu?, Selina?" Sam mengangguk, Miller menatap layar handphone Sam yang masih menyala dan menampilkan aplikasi yang sangat dia kenal.

"Terjadi sesuatu ya?, Kirimkan alamatnya kepadaku" ucap Miller, dia keluar dari ruangan dan menyuruh beberapa orang berjaga di luar ruangan Sam.

"Sam benar benar sulit ditebak, padahal tadi dia gemetar hebat saat mendengar nama Selina sekarang dia nampak baik baik saja" gumam Miller, dia memarkirkan mobil agar bisa keluar dari ruang sakit.

"Oh...astaga, Selina anak orang kaya rupanya" lanjut Miller saat Sam mengirimkan alamat rumah Selina yang berada di kawasan pusat kota.

"Ini mudah, tapi ini juga menyenangkan" Miller merasa jantungnya berdebar kencang. Dia mempercepat jalan mobilnya sambil bersenandung senang.

Miller memarkirkan mobil miliknya di tempat yang agak jauh dengan ruang Selina. Lalu mengeluarkan sepeda lipat miliknya.

"Sial, bannya kempes" umpat Miller saat melihat ban belakang sepedanya. Akhirnya dia kembali melipat sepeda itu dan berjalan menuju gerbang besar.

"Tentu saja ada penjaga" ucap Miller saat melihat penjaga gerbang yang membawa pistol.

Dia berjalan menuju mobilnya dan mengambil handphone miliknya.

"Hei, hack semua cctv di rumah keluarga Chavez Semuanya tanpa terkecuali" ucapnya langsung lalu memasukkan handphonenya ke dalam saku dan berjalan ke samping.  Dia melihat pohon yang dahannya masuk melewati tembok besar yang mengelilingi rumah itu.

Tanpa banyak bicara lagi Miller naik ke atas pohon. Setelah melihat sekitar aman, dia baru meloncat dan buru buru bersembunyi di semak semak.

"Sialan, ada pesta di dalam. Dan aku bahkan tidak tahu Dimana kamar Selina"

"Tunggu, kenapa aku harus repot - repot menyusup?. Aku hanya perlu melihat cctvnya saja" Miller rasanya ingin mentertawakan kebodohannya. Dia membuka handphone dan menyuruh bawahannya untuk memberikan semua cctv yang ada di rumah itu.

"Sial...yang benar saja, gadis itu tidak diberi cctv?. Tapi ruang tamu dan kamar tamu diberi. Aku tidak habis pikir dengan keluarga ini" kesal Miller, dia akhirnya melihat seorang penjaga yang berkeliling seorang diri.

"Ah..penyamaran" Miller tersenyum lalu dengan cepat mengeluarkan cutter yang selalu ada di sakunya.

Dia mendekat dan menyabet leher penjaga itu lalu mencekik leher si penjaga hingga kekuatannya melemah.

"Maaf ya, keluargamu pasti bangga denganmu. Tidak kamu tidak akan mati. tenang" ucap Miller pelan, dia menarik penjaga yang sudah tidak punya tenaga itu  ke semak semak yang tadi dia gunakan.

Dia melihat leher penjaga itu yang sedikit terkoyak lalu meringis.

"Yah..cepat atau lambat kau juga akan ditemukan" balas Miller dia mengganti baju miliknya dengan milik si pria itu. Miller memindahkan bajunya jauh dari semak-semak lalu membakar baju itu dengan korek api yang dia bawa.

Setalah memastikan api padam dan tidak menimbulkan kecurigaan, Miller berjalan mengelilingi rumah besar itu.

"Kasihan sekali nona Selina" telinga Miller menangkap nama yang sedang dia cari.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang