ch 13: hug

102 18 33
                                    

Selina panik, dia tahu Sam mungkin kuat bahkan bisa dibilang gila. Tapi dia tidak bisa mengabaikan Sam yang meminta tolong padanya. Dia masih memanggil Sam di telepon untung saja akhirnya dia kembali mendengar suaranya.

"Selin..periksa pesanku" Selina merasa lega saat mendengar suara Sam meskipun suara Sam terdengar sangat lemah.

Teleponnya terputus, dia membuka pesan dari Sam yang langsung muncul.

Sam
Belikan aku yoghurt dan obat oralit tolong aku akan menggantinya

Kau diare?

Selina tidak mendapat jawaban, sepertinya benar dia diare jadi yang dia dengar tadi itu karena dia kesakitan dan ingin buang air besar.

"Ah..alamatnya!"

"Pak, bisa ke supermarket dulu dan belikan beberapa yoghurt lalu ke apotik untuk membeli obat oralit?" Sopirnya mengangguk lalu menjalankan kembali mobil yang sempat terhenti.

Selina membuka chat dari Sam untuk bertanya alamat rumah Sam.

Dimana alamat rumahmu?

Tidak ada jawaban, Selina merebahkan tubuhnya ke sandaran kursi dan menghela napas lega. Rasanya dia ingin tertawa karena dia panik padahal Sam bukan orang terdekatnya.

" Sudah dua kali hari ini. Ternyata orang seperti Sam bisa terkena diare pfft ahahahhaha" sopir menggeleng pelan saat melihat nonanya tertawa lepas.

"Saya harap nona lebih sering tertawa seperti itu" harap sopir Selina dia kembali mengenang saat usianya masih muda dan bekerja di rumah keluarga Chavez.

" Nona, perlu membeli makanan lain untuk teman anda?. Kalau benar dia diare saya dengar pisang dapat membantu meredakannya juga" tanya sopir saat mereka tiba di supermarket.

"Ah iya, lalu tolong belikan aku ice cream eh? Tidak..berat badanku masih belum turun jadi nanti saja" senyum sopir itu memudar tapi tetap mematuhi keinginan Selina.

----

Sam bersusah payah membuka pintu saat mendengar ketukan pintu. Sebelumnya dia sudah memberikan Selina alamatnya. Dan juga menyuruh Selina memanggil nama palsu Sam jika dia datang.

"Fppt...SIM?" Sam mendengar suara tertahan Selina yang hendak tertawa.

Dia membuka pintu dan melihat muka Selina yang memerah.

"Tertawalah, kau akan tersiksa nantinya"

"Ahahaha SIM kenapa harus SIM astaga perutku ah maaf" Sam memutar bola matanya lalu mempersilahkan Selina masuk.

"Anda mau masuk pa?" Tanya Sam pada sopir Selina. Sopir itu menggeleng namun untuk berjaga jaga dia ada di depan pintu rumah.

"Ah baik. Akh sialan!" Sam meninggalkan pintu dan berlari menuju kamar mandi saat serangan dari lambungnya kembali datang.

Selina menatap sopirnya yang tersenyum ke arahnya.

"Kalau pria itu jahat, berteriaklah" pesan si sopir, Selina mengangguk sebenarnya Sam bisa dibilang jahat sih tapi Selina masih mengimbanginya ya untuk sekarang.

Hampir menunggu beberapa menit sebelum akhirnya Sam keluar dan menghampiri Selina.

"Maaf, padahal sudah malam"

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang