Sam menatap kobaran api yang semakin melebar dan melahap rumah besar itu. Sam menatap tangannya yang terdapat banyak darah.
"Aku masih baik karena membuat mayat kalian terbakar dan menyelamatkan anak kalian" lirih Sam, dia menatap bayi yang kini berada di atas rumput lalu menggendongnya dan pergi dari sana karena semakin banyak orang yang datang.
"Maaf..kau harus menanggung kesalahan kakekmu" gumam Sam lagi, dia menidurkan bayi itu di kursi belakang dan menyalakan mesin mobilnya.
Mobil Sam berhenti di sebuah panti asuhan yang nampak sepi karena sudah mulai malam. Dia menatap bayi itu dan membawanya keluar.
"Akan kunamai kau jake dan.." Sam terdiam lalu menatap mata bayi yang berbinar. Sam tersenyum lalu meletakkan bayinya di depan pintu masuk lalu melepas kalung yang dia pakai.
"Kalung ini hanya ada satu, jika kita bertemu kuharap kau memakainya agar aku tahu kau bisa bertahan hidup" lirih Sam, dia mengeluarkan sebuah kertas yang dia temukan di mobil dan meletakkannya di kain si bayi.
"Maaf sekali lagi. Sampai jumpa bayi kecil" lirih Sam, dia mengetuk pintu beberapa kali sebelum akhirnya berlari dengan cepat menuju mobilnya dan pergi dari sana.
----
Hugo menatap layar tv yang memberitakan peristiwa yang sama. Dia menatap Selina yang mondar mandir.
"Ulah Sam?" Selina mengangkat bahunya, dia juga tidak tahu karena sam tidak bisa dihubungi.
"Selin...kau yakin masih akan berpacaran dengan Sam?"
"Yakin, ini bukan pertama kalinya aku melihat Sam membunuh" dia bisa berbincang bebas karena kamar rumah sakitnya tidak memiliki cctv.
"Bisa saja dia membunuhmu seperti ayahnya yang membunuh istrinya" Hugo menutup mulutnya saat tanpa sadar mengatakan hal yang seharusnya menjadi rahasia.
Handphone Selina berdering dan dengan cepat dia mengangkat handphonenya.
"Selin...aku membunuh mereka"
"Aku tahu, kau juga membunuh bayinya"
" Tidak, aku membawanya ke panti dia sudah masuk" Selina tersenyum, dia tidak perlu menjawab dan takut dengan perkataan Hugo karena Selina yakin Sam masih memiliki hati dan akal sehat.
"Baiklah, Sam..untuk sekarang aku tidak akan menghalangimu. Lakukanlah apapun yang kau mau tapi jangan datang padaku saat kau penuh darah"
"Terimakasih, aku mencintaimu aku harus pergi" Selina menghela napasnya saat sambungan teleponnya terputus.
"Hugo..ibu dan ayah bagaimana?. Kenapa perasaanku tidak enak" Hugo mengangkat bahunya dia tidak mendengar kabar mereka setelah beberapa bulan.
"Permisi...Hugo aku boleh masuk" Hugo tersenyum saat mendengar suara pujaan hatinya.
"Masuklah Belle" balas Hugo lalu berjalan dan memeluk kekasihnya itu.
"Kabar mu baik?" Tanya Hugo, Belle tersenyum lalu mendekat ke arah Selina.
"Dokter bilang kau sudah boleh pulang" ucap Belle, Selina tersenyum saat mendengarnya akhirnya dia bebas dari bau obat obatan ini.
"Selina kita pergi sekarang saja, barangmu biar kupanggil pelayan" ucap Hugo, Selina mengangguk lalu membawa handphonenya lalu mengikuti Hugo dan Belle menuju mobil.

KAMU SEDANG MEMBACA
The Joker & The Queen [ End ]
FanficThe road that was broken Brought us together A.N inspired by : the Joker and the Queen- Ed Sheeran Cover: dibuat di PicsArt+ibis