ch 30 : dugaan

92 18 30
                                    

Sam berjalan menjauhi rumah sakit tempat Selina di rawat itu. Dia menghela napasnya lalu masuk ke dalam mobil dan berangkat menuju tempat yang dikirimkan kakaknya.

"Kenapa aku datang kesini" lirihnya, dia mencoba fokus ke jalanan dan menambah kecepatan.

Di waktu yang sama, Miller kini sudah masuk ke dalam kantor miliknya dan duduk di kursi kekuasaannya.

"Targetnya?" Tanya Miller kepada asistennya. Asisten itu mendekat dan memberikan dokumen kepada Miller.

"Oke..targetnya Fiona seorang pengacara" lirihnya dia mengangguk-angguk lalu menulis beberapa kata di dokumen itu.

"Pakai racun saja, sekalian mengetes apakah racun itu berbahaya atau tidak. Jika tidak kau tusuk saja jantungnya. Katakan itu pada Sam suruh dia yang melakukannya" asisten itu mengangguk lalu keluar dari ruangan Miller.

Asisten Miller hendak keluar dan mencari Sam namun ternyata anak itu sudah duduk dan meminum wine di mini bar.

"Tuan Sam, Tuan Miller meminta anda untuk membunuh seseorang" Sam berhenti menyesap wine itu dan berbalik ke arah asisten kakaknya.

"Berikan dokumennya" pria tadi memberikan dokumen itu kepada Sam. Dia membaca dengan teliti lalu menghabiskan winenya sebelum berlalu begitu saja dengan dokumen itu.

"Aku harus ikut tidak ya?" Asisten Miller ragu apakah dia harus ikut atau tidak.

Dia menghela napas dan berniat mengikuti Sam tapi bahunya ditarik seseorang.

"Biarkan Sam, dia tidak suka berkelompok" pria itu mengangguk saat mendengar titah bosnya.

Mereka kembali ke dalam ruangan dan membahas hal lainnya.

----

Sam menatap gedung apartemen milik targetnya. Lalu keluar dari mobil dengan tas yang dia gendong.

Sam dengan santai masuk begitu saja melewati satpam yang bertugas.

"Lantai 15, no 5" gumamnya mencoba mengingat nomor apartemen targetnya.

"Ah..ketemu, ayo lakukan ini" Sam mengetuk pintu kamar itu Dan tak lama kemudian seorang wanita keluar.

"Ya?, Ada perlu apa?" Tanya wanita itu. Sam tersenyum ramah lalu mengeluarkan kue yang dia bawa dari tas.

"Saya menjual kue, maukah anda membeli beberapa?" Wanita itu nampak menatap kue itu lalu menciumnya.

"Kau menaruh racun ya?" Sam menggeleng, wanita itu masih curiga lalu menyuruh Sam yang memakannya.

"Tapi anda harus bayar ya"  wanita itu mengangguk. Sam membuka dan memakan dua kue sekaligus.

"Oh..kau serius hanya penjual kue rupanya?" Sam tersenyum dan mengangguk jujur dia sudah muak.

"Padahal kau tampan, mau uang?"

"Ah iya tentu saja" balas Sam antusias, wanita di depannya baru saja masuk perangkapnya.

"Masuklah kalau begitu, ayo bersenang senang" Sam masuk mengikuti wanita yang kini sudah melepas baju luarnya.

"Jadi??..kemarilah puaskan aku" Sam rasanya ingin muntah. Dia mendekat dan menyuruh wanita itu duduk.

"Makanlah dulu kuenya sayangku..." Goda Sam sambil menyentuh wajah wanita itu.

Wanita itu tersenyum lalu menggigit jari Sam. Rasanya Sam benar benar ingin muntah tapi dia tahan.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang