ch 50 : Hugo 2

71 11 15
                                    

"istri dari banchri chavez pengusaha serta menteri perdagangan aciel  dikabarkan meninggal dunia  di salah satu hotel berbintang yang beliau sewa untuk meeting pribadi. Polisi sampai saat ini masih menyelidiki kasus ini "

"Dikabarkan pula saat itu penjaga cctv  diminta untuk keluar dan mematikan cctv oleh nyonya Chavez sendiri"

"Polisi mengkonfirmasi bahwa kasus ini adalah percobaan pembunuhan dilihat dari luka lebam di beberapa wajah serta badan  juga peluru yang menancap di bagian dalam dada dan kepala nyonya Chavez"

"Pemakaman nyonya Chavez dikabarkan akan berlangsung dua hari kemudian dikarenakan menunggu semua anggota keluarga berkumpul"

Keesokan harinya Semua berita lokal memberitakan tentang kematian mendadak seorang nyonya Chavez. Banyak orang yang menangisi kepergiannya. Karena Dimata masyarakat nyonya Chavez adalah orang yang dermawan dan sopan serta berbudi luhur.

"Hugo..." Hugo menghapus air mata palsunya saat ayahnya datang dan memeluknya.

"Hugo...ibumu..padahal dia sangat baik" Hugo tersenyum lalu memeluk ayahnya.

"Ayah..hentikan apapun yang sedang kau lakukan sekarang" ayah Hugo melepas pelukannya dia menatap bingung ke arah anak sulungnya.

"Apa maksudmu!"

"Narkoba, perdagangan manusia ayah selalu berkata bisnis kita harus bersih kita harus jadi panutan...jadi kenapa?"

"Berhenti mengatakan omong kosong Hugo..ini hari kematian ibumu"

Hugo menatap ke arah lain. Dia melihat Selina yang menutupi wajahnya dengan masker dan topi berkabung .

"Aku hanya takut, kematian ibu hari ini karena keluarga lyman tahu kelakuan busukmu yah"

"Berhentilah berucap,lyman hanya mitos kita harus menghormati ibumu"

"Saat Selina tiada kau bahkan menyuruhku menikah"

"Hugo...diam. dan Selina masih hidup sial sekali gadis itu tidak sampai kemari!"

"Haha syukurlah jika Selina masih hidup. Tapi ayah hentikan semua kelakuanmu  kecuali jika kau ingin ikut menyusul ibu"

----

Selina menatap ke arah foto ibunya yang dibingkai dengan bunga. Dia melakukan penghormatan terakhirnya di dampingi Sam yang langsung bergegas mengikutinya. Setelah selesai memasang beberapa alat.

"Bu...maaf karena kau harus mati dengan cara seperti ini..maaf karena aku ikut menjebakmu..tapi Bu..aku baik bukan?..karena membuatmh mati dan tidak menyiksamu lebih lama" lirih Selina sambil tersenyum puas. Sam menggengam tangan Selina saat mendengar ucapan gadis itu.

"Ibu mertua..aku harus tetap meminta restumu..aku akan segera menikahi Selina..segera setelah semua bajingan itu hilang di muka bumi ini.." Selina tersenyum. Mereka bergegas pergi dari sana agar tidak diketahui oleh yang lainnya.

Di tempat lain..Miller menatap ke arah jarum jam. Dia pikir Selina akan segera menemuinya karena penasaran.

"Satu...dua...ti"

"Kak Miller.." Miller membuka matanya yang tadi tertutup lalu membalikkan kursi ruang kerjanya.

"Selina...oh Sam..ayolah kau tidak perlu ikut"

"Selina memaksa ku ikut tuh" Selina tersenyum lebar saat mendengar ucapan Sam yang benar adanya.

"Terserahlah, ayo duduk" Selina duduk di kursi yang disediakan tapi Sam malah mengangkat tubuhnya dan mendudukkan Selian di pangkuannya.

The Joker & The Queen [ End ]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang