Part 42

5.1K 412 22
                                    

Happy Reading🥰




Hari ini adalah hari pengadilan,dimana hukuman untuk Ayaan akan diputuskan jika dia jelas bersalah atau bisa juga menjadi hari kebebasan baginya.

Suasana begitu menegangkan saat para hakim sudah ada dikursi tahtanya.

Nura terus berdoa dan berdzikir memohon agar dapat keajaiban,dan bisa bersama kembali dengan Ayaan.

Bukan hanya Nura yang hadir,tapi juga ada kedua orang tuanya,kedua orang tua Ayaan,Zain,Farhan dan juga Rasya.

Hakim sudah mulai berbicara,dia membacakan dengan rinci tuntutan yang dijatuhkan pada Ayaan.

Setelah membacakan tuntutan tadi,Hakim meminta pihak korban untuk berbicara terlebih dahulu.

Meisya datang bersama Ayahnya dan juga seorang pengacara,dia maju kedepan dan menjelaskan apa saja yang terjadi antara dia dan Ayaan.

Terlihat sekali wajah Meisya seperti gugup dan ketakutan saat berjalan kedepan.

"Apakah anda korban pelecehan itu?"tanya Hakim.

"Iyah,saya adalah korban perlakuan tak pantas itu"jawab Meisya dengan raut wajah sedih.

"Jelaskan bagaimana anda bisa diperlakukan seperti itu?"tanya Hakim lagi.

"Pagi itu saya pergi kesebuah toko,dan saya tidak sengaja bertemu dengan Pak Ayaan,dia mengajak saya untuk naik bersama dalam mobilnya dengan modus ingin mengantarkan saya pulang kerumah"jelas Meisya terhenti sebentar,"t-tapi saat sampai dirumah dia langsunh menarik saya dan melakukan aksinya saat itu juga,dan saat itu tidak ada siapapun dirumah saya"sambungnya sambil menghapus air matanya.

Pihak Ayaan begitu terkejut dengan pernyataan Meisya,Nura tak kuasa menahan amarahnya saat ini.

"Itu fitnah,dia menfitnah suami saya"teriak Nura sambil menunjuk Meisya.

Ririn menahan putrinya dan menenangkannya,"Nura...kamu tenang dulu"gumamnya.

"Iyah itu fitnah"sorakan dari pihak Ayaan.

"Kalian tenang dulu,jika kalian masih ribut,kami akan mengeluarkan kalian dari sini"ucap Hakim tegas.

Meisya menatap Nura dengan tatapan menyedihkan kemudian kembali berbicara,"Bagaimana saya bisa berbohong dengan semua ini,saya sedang hamil dan dia,manusia bernama Ayaan itu pergi meninggalkan tanggung jawabnya"ucapnya dengan suara lantang dan penuh amarah.

"Semua itu fitnah"gumam Nura menahan tangisnya agar tidak pecah.

"Baiklah,kita sudah mendengarkan pernyataan dari korban,apakah ada dari pihak terdakwa ingin menyampaikan sesuatu atau membawa bukti bahwa kejadian ini sungguh tak benar seperti yang kalian ucapkan tadi?"tanya Hakim.

Pengacara Ayaan maju kedepan dan membantah pernyataan Meisya tadi.

"Disini,pada jam telah disebutkan oleh pendakwa tadi,Pak Ayaan sudah sudah dikantornya,memang sebelum itu Pak Ayaan datang kerumah Meisya bersama Meisya,namun Pak Ayaan datang memeriksa Ibunya yang sedang sakit,Pak Ayaan bertemu dengan Meisya  diapotek milik Pak Ayaan,diketahui bahwa Meisya hendak mencuri obat diapotek milik Pak Ayaan,karena merasa kasihan dengan pendakwa atau Meisya ini,setelah itu Pak Ayaan memberikan obat tadi secara gratis dan juga membantu memeriksa keadaan Ibunya karena Pak Ayaan juga adalah seorang Dokter"jelas pengacara itu.

IMAM dari WANITA LAIN (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang