Happy reading🙆
***
Setelah dapat memenangkan hati dan pikirannya kembali, Noah melepaskan pelukannya. Mengusap sedikit air yang keluar dari ujung mata, lalu mereka tertawa kembali. Lebih tepatnya, menertawakan kehidupan mereka sendiri.
"Oh, ya. Bagaimana akhir dari kisah asmara cinta pertamamu itu? Bagaimana ceritanya kalian bisa putus?" tanya Daisy membuka pembicaraan kembali.
Noah menggerakkan bola matanya patah-patah, ke kanan dan ke kiri. "Dia pindah ke luar negeri karena pekerjaan orang tuanya, lalu kami setuju untuk memutuskan hubungan yang baru saja berlangsung selama dua bulan karena Jessica tidak bisa bertahan jika berhubungan jarak jauh," jawabnya.
Daisy mendengarkan dengan menganggukkan kepala mengerti, kembali mengusap punggung laki-laki yang duduk di sebelahnya dengan lembut. "Hubungan jarak jauh memang jarang sekali yang berhasil, lebih baik diputuskan sebelum memberikan rasa sakit lebih dalam," ucapnya sok bijak.
"Tahu dari mana kau soal itu? Memangnya pernah mengalaminya?"
"Aku tidak pernah mengalaminya, bahkan untuk merasakan cinta saja belum pernah sama sekali. Aku ingat, dulu aku pernah menonton sebuah film yang menceritakan kisah asmara seperti itu."
"Di umur berapa kau sudah menonton film berbau romance?" tanya Noah dengan mendelik.
Gadis berambut brunette terkekeh pelan, menggaruk bagian tengkuknya yang tidak dirasa gatal. "Sekitar dua tahun yang lalu saat umurku masih empat belas tahun," jawabnya.
Setelah menertawai diri sendiri bersama, mereka kembali terdiam untuk beberapa saat. Memandangi perbatasan antara air danau dan langit cerah yang memantul di dalamnya. Lelaki dengan headphone yang sudah terpasang kembali di telinganya mulai mengedarkan pandangan ke seluruh penjuru taman. Ramai akan pengunjung, mereka tidak akan tertolak karena dimanjakan oleh penampakan alam yang begitu asri. Menenangkan pikiran kacau atau mengistirahatkan tubuh lemah, dan lainnya menjadi alasan dari ratusan orang yang berada di taman kota.
"Kenapa kau tertarik dengan kisah asmaraku? Jangan jawab dengan jawaban yang sama seperti kemarin terakhir kali aku menanyakan ini di rumahmu saat itu. Mencintai gambar laki-laki yang berasal dari imajinasi dirimu sendiri, apa-apan itu!" cibir Noah mulai memulai pembicaraan kembali.
"Entahlah, mungkin sudah waktunya untukku merasakan hal semacam itu," Daisy menjawab tanpa mengalihkan pandangannya.
Mendengar ucapan yang dilontarkan Daisy, Noah mendorongnya dengan tenaga cukup kuat untuk membuat bagian kanan dari tubuh gadis itu mencium rumput hijau yang segar. Lelaki itu tertawa puas karena wajah sepupunya yang terlihat kesal dan memerah. Tanpa menunggu lebih lama lagi, Noah beranjak dari duduknya untuk berlari menghindari amukan dari singa yang sedang marah.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shade of The Villains (End)
Teen FictionDaisy Wieder, seorang gadis yang melekat dengan seni. Masa remaja yang seharusnya dipenuhi kenangan warna-warni, justru terjebak dalam sangkar penuh dengan monokrom basi. Menyebarnya kabar berita tentang pencurian dan pembunuhan misterius, menyeretn...