Happy reading🙆
***
Sarah tidak memiliki banyak waktu untuk lebih lama berbincang dengan Daisy dan Noah. Seorang pria dengan jas hitam rapi menghampiri dengan perintah dari sang ayah untuk cepat kembali pulang. Gadis itu tidak dapat menolak atau pun meminta untuk memberikan sedikit waktu lebih, lantas ia berpamitan dengan wajah yang terlihat sedih. Berharap jika mereka dapat bertemu kembali besok atau suatu saat nanti. Sarah sudah terlanjur merasa memiliki suatu hubungan pertemanan yang aman dan menyenangkan.
Dalam perjalanan di dalam mobil, ia hanya terdiam menatap ke arah luar jendela. Merasa bahwa dunia sangat sepi, meskipun ada banyak orang yang berada dalam hidupnya. Sebenarnya, kehidupannya akan berbeda jika bersama sang kakak perempuan yang kini sama sibuknya seperti sang ayah. Jika berbicara tentang ibunya, dapat dipastikan ia tidak akan mau mendengarkan cerita tentangnya lagi. Begitu juga dengan seluruh keluarganya, telah menutup pintu mengenai segala hal yang bersangkutan dengan wanita itu.
Pergi meninggalkan rumah tanpa ada izin apa pun, kemudian tertangkap basah sedang bersama seorang pria. Setelah penjelasan dari Agatha—ibu dari Sarah—bahwa dirinya telah menemukan cinta sejatinya, dan memutuskan untuk tidak berhubungan kembali dengan keluarga Johnson. Jim, selaku suaminya sangat marah mendengar hal itu, perasaannya campur aduk sehingga mengancam siapa pun yang membicarakan atau hanya sekadar menyebut nama Agatha, dapat dipastikan ia akan mengusir orang tersebut dari rumahnya.
Rambut gelombang berwarna cokelat diikat seperti punuk unta, pandangannya tertuju pada laptop yang menyala. Layarnya menampakkan halaman YouTube, gadis itu menonton sebuah MV dari lagu yang baru-baru ini viral di media sosial. Akan tetapi, pikirannya sama sekali tidak terfokuskan kepada objek di depannya.
"Kapan aku bisa menjalankan aktivitas di luar rumah tanpa diawasi oleh mereka? Aku merasa ... itu sangat menganggu privasiku."
Embusan napas kembali terdengar, entah sudah berapa kali ia sudah melakukan hal itu. Kemudian, ia memutuskan untuk mematikan laptopnya dan melangkahkan kaki menuju lantai bawah, lebih tepatnya ke dapur untuk memeriksa ketersediaan makanan. Akan tetapi, pada sore hari biasanya juru masak keluarga Johnson sudah menyiapkan makanan.
Benar saja, baru saja Sarah menapakkan kaki di anak tangga terakhir, ia sudah bisa mencium aroma sedap dari arah dapur. Namun, sayang seribu sayang. Seringkali, gadis itu tidak berselera memakan makanan berat yang sudah dimasakkan oleh juru masak. Maka dari itu, ia meminta untuk dibuatkan salad, entah itu sayur atau buah, atau keduanya.
"Em ... kalau ayah belum pulang juga. Masakannya dimakan saja dengan semua orang yang ada di rumah ini, habiskan dan jangan sampai ada yang tersisa. Dan ... maafkan aku yang sering meminta makanan yang tidak dimasak oleh kalian," ucap Sarah dengan sopan. Suaranya terbilang cukup kecil, tetapi ketiga juru masak itu masih bisa mendengarnya dengan jelas. Lantas, mereka mengangguk paham dan sudah terbiasa.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shade of The Villains (End)
Fiksi RemajaDaisy Wieder, seorang gadis yang melekat dengan seni. Masa remaja yang seharusnya dipenuhi kenangan warna-warni, justru terjebak dalam sangkar penuh dengan monokrom basi. Menyebarnya kabar berita tentang pencurian dan pembunuhan misterius, menyeretn...