22

25 4 0
                                    

Happy reading🙆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading🙆

***

Jalannya sedikit melambat karena terus memikirkan arti dari ucapan Justin mengenai kutipan kalimat sebuah buku yang lelaki itu baca. Sebenarnya, ia tidak peduli dengan apa pun yang menyangkut laki-laki yang bernama Justin itu. Akan tetapi, kali ini terdapat sebuah misteri, membuat Daisy tertantang dan tertarik untuk memecahkannya.

Dalam perjalanan keluar dari gedung sekolah, secara tidak sengaja pandangannya bertemu dengan Sarah yang sedang berjalan berdampingan dengan––siapa lagi jika bukan Noah––dari arah berlawanan. Tentu saja, ia membelalakkan mata melihat apa yang ada di hadapannya. Dengan segera, ia menarik keduanya untuk sedikit menjauh dari keramaian lorong yang dipenuhi oleh siswa yang akan pulang ke rumah masing-masing.

"Hei, apa yang kalian lakukan?" bisik Daisy, tetapi dengan nada penuh penekanan.

"Kau buta atau bagaimana? Tentu saja kami tadi sedang berjalan, apa lagi yang kau harapkan?" Kalimat penuh rasa kekesalan kepada Daisy itu hanya dapat dilontarkan oleh Noah seorang, Sarah tidak mungkin melakukannya––mungkin masih belum, nanti.

Daisy menekuk wajahnya kesal, tidak terima atas penghinaan Noah terhadapnya. Ia berkacak pinggang, lalu berkata, "Sungguh, sebenarnya aku sedang tidak ingin bertengkar denganmu, Noah. Tetapi, kau sudah memancingku. Maka, baiklah."

Tanpa aba-aba, Daisy menendang kaki sepupunya itu hingga menimbulkan ringisan dari sang pemilik. Melihat hal itu, Sarah langsung membekap mulutnya terkejut, menatap Daisy dan Noah bergantian.

Akan tetapi, ia segera mengalihkan fokusnya kepada Noah, membantu lelaki itu berdiri tegak kembali. Tangannya melingkar pada lengan kekar milik sang kekasih dengan pandangan yang kembali tertuju kepada Daisy.

Menyadari bahwa ia sedang diperhatikan, Daisy menampakkan senyuman bersahabat hingga tampak deretan giginya ke arah Sarah. "Ah, maaf sudah membuatmu terkejut atas perbuatanku kepada laki-laki sialan ini. Kau akan terbiasa nanti, karena aku memang sering menendang kakinya. Kau harus bersyukur, aku tidak memilih untuk menendang juniornya," jelasnya dengan mengedipkan sebelah mata dan terkekeh pelan.

Noah dan Sarah saling pandang dengan wajah yang terlihat merinding setelah mendengar satu kalimat yang menjadi penutup ucapan Daisy. Apalagi Noah, lelaki itu menundukkan kepalanya ke bawah dan tampak menelan ludah dengan susah payah. "Ya, semoga saja kau tidak akan pernah melakukannya," gumamnya.

"Baiklah, kita kembali ke awal topik pembicaraan. Jadi, apa yang akan kau katakan?"

"Kenapa kalian berduaan secara terbuka?" tanya Daisy.

Noah terlihat mengerutkan dahi, ia mengalihkan pandangan untuk menatap Sarah yang berada di sebelahnya, gadis itu juga terlihat sama bingungnya.

"Memangnya kenapa? Kau sudah tahu kalau kami menjalin sebuah hubungan, bukan? Apakah aku harus menjauhinya? Kau ini ada-ada saja, sebenarnya apa yang kau pikirkan?" tanya Noah dengan melontarkan pertanyaan bertubi-tubi kepada sepupunya itu.

Shade of The Villains (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang