02

161 28 157
                                    

Happy reading🙆

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Happy reading🙆

***

Bel pulang terdengar, seluruh siswa Lawrence High School mulai keluar dari kelas masing-masing. Ada yang langsung pulang, ada juga yang masih ingin tinggal di sekolah bersama teman-teman untuk bercanda tawa.

Daisy termasuk ke bagian siswa yang langsung pulang tanpa mampir ke mana pun, karena saat menapakkan kaki satu langkah ke luar gedung sekolah, ia akan disuguhi mobil yang dikenal. Siapa lagi jika bukan Laura yang bertugas untuk mengantar jemput sang anak. Tidak selalu, terkadang juga Karen mengambil alih tugas itu.

Akan tetapi, sebelum menghampiri sang ibu. Pandangannya terhenti pada seorang laki-laki yang tengah memotret dirinya secara diam-diam, sang pemotret tidak menyadari bahwa ia sudah tertangkap basah. Lagi pula, Daisy tidak mempersalahkannya karena sudah terbiasa. Tidak jarang dari beberapa siswa-khusunya para laki-laki-memotretnya secara diam-diam atau pun langsung di depannya.

Parasnya membuat orang yang melihatnya tertarik, ditambah dengan penampilan yang unik dan berbeda dari gadis umumnya. Hasil dari Karen dan Laura tidak gagal, justru karena itu mereka selalu menjaga sang putri sebagai anak satu-satunya, supaya tidak terjadi hal buruk kepadanya. Lebih baik mencegah daripada memperbaiki, itu yang dipikirkan mereka.

"Tante, bolehkah aku menumpang pulang dan bermain di rumah dengan bocah kecil di belakang itu? Tenang, aku sudah meminta izin kepada ibu dan ayah dan mereka menyetujuinya, bagaimana?"

Suara berat dan khas yang dikenali, membuatnya memutar bola mata malas. Bergumam tidak jelas tidak menyetujui permintaan laki-laki itu. "Jangan mau, Bu. Dia hanya akan menghabiskan persediaan makanan kita selama satu bulan di rumah nanti, bukannya untung malah buntung. Lagian, mau apa kau ke rumahku, memangnya tidak punya rumah?" tanya Daisy dengan ketus.

Mendengar hal itu, Noah menatap tajam gadis yang sedang duduk manis di bangku penumpang mobil. Tatapan Daisy tidak kalah tajamnya, justru ia mengacungkan jari tengahnya tepat di depan wajah sepupunya itu.

"Sudah, jangan bertengkar lagi. Daisy, mari kita turuti kemauan anak laki-laki yang sedang kelaparan dan tidak memiliki rumah ini. Lihatlah, penampilannya sudah sangat sengsara seperti itu," lerai Laura dengan kekehan di akhir.

Noah membelalakkan matanya lebar, menutup pintu mobil dengan keras karena tersinggung. Berbeda dengan Daisy, ia tertawa dengan sangat kencang dengan memukul-mukul tas di pangkuannya.

"Anak dan ibu sama saja," gerutu Noah dengan menekuk wajahnya. Pandangannya ke arah luar jendela, sangat persis seperti anak hilang yang merindukan orang tuanya.

"Ibu hari ini sedang mendapatkan job pemotretan yang tidak banyak, ya?" tanya Daisy di tengah keheningan yang mulai menyelimuti mereka beberapa menit lalu, setelah mobil melaju meninggalkan sekolah.

Shade of The Villains (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang