Happy reading🙆
***
Saat harinya terkesan buruk, Daisy kembali pada lukisannya. Entah itu melanjutkan atau membuat sesuatu yang baru, yang terpenting ia dapat menyalurkan perasaannya dengan mencorat-coret bebas cat-cat berwarna.
Gadis itu lebih menyukai warna-warna pastel, hampir seluruh lukisan yang pernah dibuatnya menggunakan dominasi warna pastel. Selain terlihat aesthetic, itu juga akan membuat suasana hati siapa pun yang melihatnya semakin baik dan merasa tenang, kecuali untuk orang yang suka kegelapan.
Ah, tidak perlu susah payah membayangkan bagaimana pendapat dan perasaan orang lain saat melihat hasil karya lukisan Daisy. Toh, lukisan-lukisan itu hanya akan diperlihatkan oleh orang tua dan dirinya sendiri, ditambah Noah, tidak lebih. Namun, Daisy terkadang membagikan sebagian kecil dari hasil lukisannya di cerita atau postingan Instagram miliknya.
Setelah dirasa bosan setelah hampir lima jam berkutat dengan alat-alat melukisnya, Daisy terdiam tanpa memikirkan atau berbuat apa pun. Hanya terdiam. Sepertinya, seluruh kinerja tubuhnya sudah lelah dan ingin istirahat sejenak.
Akan tetapi, bukan tidur yang ia pilih sebagai jalan keluar. Gadis itu beranjak dari duduk, meninggalkan semuanya tanpa membereskan terlebih dahulu. Langkah kecilnya menuju ke ruang tengah, membaringkan tubuh di sofa panjang yang empuk dan nyaman. Tangannya tergerak untuk menyalakan televisi, menemani keheningan di rumah. Orang tua Daisy masih bekerja, Laura kembali ke tempat pemotretan setelah mengantarkan sang putri pulang ke rumah dengan selamat.
"Lagi dan lagi, kabar duka di dunia bisnis kembali terdengar. Pengusaha terkaya di Kota Boston, yaitu Jim Johnson dinyatakan telah meninggal dunia setelah ditemukan tidak bernyawa di kamarnya sendiri. Hingga saat ini, polisi belum dapat menyatakan penyebab kematiannya dan proses otopsi masih dilakukan. Namun, ada satu hal yang pasti dan cukup dicurigai adalah data kekayaan milik perusahaan Jim Johnson mulai berkurang. Apakah ini adalah sebuah kasus tentang ...."
Daisy tersedak ludahnya sendiri, bangkit dari posisi tidur. "Jim Johnson? Kenapa nama itu tidak asing di telingaku, ya? Apakah aku mengenalnya?" gumamnya sembari berusaha mengingat nama itu.
Tidak, ia tidak mengingatnya. Sungguh, ingatannya itu buruk sekali. Tangan gadis itu tergerak untuk menyambar remote dan mengganti siaran televisi, mencari yang cocok untuk ditonton saat merasa bosan. Akan tetapi, pergerakannya berhenti dengan cepat setelah menyadari sesuatu. Kali ini, Daisy berdiri tegak dengan mata yang membulat sempurna.
"Astaga!" pekik gadis itu sembari menutup mulutnya.
Tanpa berpikir dua kali, Daisy langsung berlari cepat ke kamarnya untuk menghubungi Noah. Ia menggigit bibir saat ponselnya terus berdering tanpa memiliki ujungnya, lelaki itu tidak segera menjawab panggilannya. Tentu saja, hal itu membuat Daisy kesal setengah mati. Ini keadaan sangat darurat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shade of The Villains (End)
Teen FictionDaisy Wieder, seorang gadis yang melekat dengan seni. Masa remaja yang seharusnya dipenuhi kenangan warna-warni, justru terjebak dalam sangkar penuh dengan monokrom basi. Menyebarnya kabar berita tentang pencurian dan pembunuhan misterius, menyeretn...