Epilog

73 3 0
                                    

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

***

Keempat penjahat stelah ditangkap, seluruh kasus yang tidak dapat dipecahkan akhirnya terungkap. Karen, Laura, Blake, dan Anna—–sebagai otak dari segalanya. Mereka ditangkap beberapa jam kemudian setelah Anna menarik pelatuk dari pistol miliknya. Daisy sempat menelepon polisi dan menceritakan kondisinya pada saat itu, serta memberi tahu bahwa orang tuanya dan orang tua Noah merupakan buronan yang tengah dicari-cari.

Beruntung saja, pada saat itu tembakan Anna tidak melukai Daisy atau siapa pun. Noah berhasil menarik tangan sang ibu sebelum peluru ditembakkan, alhasil peluru itu melesat ke arah jendela rumah baru mereka sendiri.

Suara tembakan mengundang perhatian beberapa tetangga, mereka ke luar rumah untuk memastikan apa yang terjadi. Beberapa dari mereka juga ada yang menelepon polisi untuk melaporkan kejadian di lingkungannya.

Karen dan Laura sangat terkejut. Mereka menatap tajam ke arah Anna yang masih memegang pistol di tangannya dengan napas memburu. Laura langsung menarik kerah leher baju milik Anna. "What did you do to her? Kenapa mencoba menembak putriku, hah?" pekiknya. Tangannya tergerak untuk melayangkan pukulan yang mendarat di pipi Anna.

Sedangkan Karen, pria itu langsung berlari menghampiri sang putri dan memeluknya dengan erat. "Are you okey? Apakah ada yang terasa sakit?" tanyanya dengan khawatir.

Namun, Daisy melepaskan pelukan sang ayah dengan paksa. "Aku baik-baik saja," balasnya dengan nada dingin.

"Maafkan kami, Sweetheart. Sebelumnya, Ayah dan ibu tidak bisa menuruti permintaanmu untuk berhenti. Tetapi sekarang, setelah perbuatannya kepadamu, kami pikir akan menyerahkan diri dan mengakui semua apa yang telah kami perbuat. Maafkan Ayah ...," ucap Karen dengan lembut. Pria itu meneteskan air mata, seluruh ucapannya tulus.

***

"So, setelah semua ini. Apakah kita akan tetap di sini atau pindah ke tempat lain untuk mendapatkan kehidupan yang baru?"

Daisy yang terlihat murung sedari tadi, kini mendongakkan kepala menatap satu-satunya keluarga yang ada di sampingnya sekarang. "Mari kita tinggalkan semua kenangan baik dan buruk di sini, kita akan menempuh kehidupan baru di tempat yang baru juga," jawabnya dengan tersenyum tipis.

"Tidak perlu melupakan kenangan buruk dalam kehidupan, cukup jadikan pelajaran dan jangan terlalu larut dalam kesedihan," balas Noah. Ia memeluk erat Daisy dengan penuh kasih sayang.

Tidak lupa, mereka berterimakasih dan meminta maaf kepada masa lalu yang sempat hadir. Sarah, gadis itu sudah berpindah tempat entah ke mana setelah mengetahui alasan di balik kematian sang ayah. Sedangkan Justin, entahlah. Lelaki itu menghilang, bahkan sebelum Daisy pindah dari Boston ke New Jersey bersama keluarganya.

Kisah mereka tidak akan pernah berakhir, akan terus berjalan dengan saling melengkapi satu sama lain. Bisa dibilang, Noah sudah menjadi belahan jiwa dari Daisy, begitu juga sebaliknya. Tidak, belahan jiwa yang dimaksud bukan dalam hubungan kekasih, tetapi persaudaraan yang kuat.

***

***

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Shade of The Villains (End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang