Happy reading🙆
***
Selama perjalanan, Daisy hanya menundukkan wajah tanpa berbicara apa pun, but her mind do that. Ah, gadis itu sempat berpikir bagaimana rasanya jika satu hari saja tidak memikirkan sesuatu hal berat dan tidak memiliki beban sama sekali. Hanya menghabiskan waktu dengan aktivitas yang disukai tanpa adanya masalah, meskipun masalah kecil.
Terlihat kerutan di dahi saat pandangannya menyusuri jalanan melalui jendela mobil yang melaju dengan kencang telah melewati sebuah papan cukup besar berbentuk persegi panjang yang bertuliskan bahwa mereka telah meninggalkan Kota Boston. Apakah kita akan ke luar kota ... yang sangat jauh? Ah, sial. Aku tidak akan bisa bertemu dengan Noah lagi. I'm pretty sure, I always need him, batinnya.
Keinginan untuk mengistirahatkan diri dengan menyelam dalam lautan harapan untuk memiliki keindahan mimpi dalam rangka menyisakan sejenak lara yang baru saja dialami. Akan tetapi, tepat setelah kedua kelopak matanya tertutup dalam beberapa menit saja, mesin mobil terdengar berhenti dan tidak ada lagi getaran yang disebabkan olehnya.
Rencana tidurnya sia-sia. Daisy kembali dengan setengah nyawa yang masih tertinggal di dunia mimpi. Sialnya, gadis itu masih belum memimpikan apa pun.
"Turun."
Terdengar suara tegas dari Laura. Tanpa disuruh untuk kedua kalinya, Daisy keluar mobil dengan mengucek salah satu matanya. Kerutan di dahi mulai muncul kembali di saat pandangannya terhenti pada objek di depan, serta mulut yang sedikit terbuka karena terkejut.
"Oh, God! Apakah mereka akan ke luar kota juga? But ... where's Noah?" tanya Daisy. Ia melihat ke sekeliling tidak ada tanda-tanda kehadirannya. Di depan, hanya ada Blake dan Anna yang berdiri di samping mobil. Mungkinkah Noah sedang berada di dalamnya? Tetapi ... kenapa tidak keluar, setidaknya hanya untuk menemui Daisy saja?
"Oh, kau mencari Noah? Dia ada di dalam mobil, sedang tidur. Sepertinya dia kelelahan," balas Blake. Pria itu memberikan senyuman tidak biasadi akhir—–entah apa arti di balik senyuman itu.
Daisy mengangguk kaku, kakinya mulai tergerak ke arah mobil hitam milik kerabat dekatnya itu. Ternyata, Noah duduk di bagian kursi penumpang. Sepertinya lelaki itu memang telah tertidur pulas dengan tubuh yang memenuhi seluruh kursi bagian belakang. Daisy menggeleng-gelengkan kepala, tangannya tergerak untuk membuka pintu mobil.
"Dude, bangun!" teriak Daisy. Ia memukul bagian kaki hingga menggoyang-goyangkan tubuh lelaki itu supaya segera terbangun dari tidurnya. Kemudian, gadis itu beralih ke sebelah kiri mobil. Gerakannya terhenti di saat melihat wajah Noah, terkejut dengan menutup mulutnya.
"Oh, my gosh! What happened with your face, Noah?" pekik Daisy.
Gadis itu segera membuka pintu mobil dan meraba-raba wajah Noah yang terlihat memar. Sang pemilik langsung terperanjat kaget, ia terduduk meringis pelan dengan memegang pelan wajah tampannya yang sedikit terlihat tidak menarik lagi.
KAMU SEDANG MEMBACA
Shade of The Villains (End)
Fiksi RemajaDaisy Wieder, seorang gadis yang melekat dengan seni. Masa remaja yang seharusnya dipenuhi kenangan warna-warni, justru terjebak dalam sangkar penuh dengan monokrom basi. Menyebarnya kabar berita tentang pencurian dan pembunuhan misterius, menyeretn...