2. I'm not sir but miss

6.3K 471 65
                                    

Aku tertidur kembali di kamar ku lalu bangun saat senja, aku meraih ponselku di atas nakas.
Aku terkejut melihat puluhan panggil tak terjawab dari George dan aku sangat takut mungkin terjadi sesuatu padanya,

Jadi aku mencoba menghubunginya namun ia tak menjawab jadi aku memutuskan untuk bersiap menuju kantornya.

Layla bergegas keluar kamar menuruni anak tangga dan menuju pintu keluar. Namun ketika ia baru saja menuju pintu keluar dan hendak membukanya ia sangat terkejut melihat seorang pria sudah berdiri tepat dihadapannya.

Pria tersebut berdiri tegap di hadapan Layla dengan tatapan yang sulit di artikan namun berhasil membuat Layla ketakutan.

"Mengapa dia menatap ku dengan tatapan seperti itu? Apa dia ingin memarahiku? atau menghukum ku? atau jangan-jangan dia ingin memakan ku hidup-hidup?" Panik Layla

Pikirannya saat ini dipenuhi dengan pertanyaan yang sangat membingungkan dirinya sendiri ia sangat takut dengan tatapan George.

"Jadi ini kau yang sebenarnya hah!?" Bentak George padaku,

"Aku menelepon mu berkali-kali dan kau tak menjawab yang rupanya kau ingin keluar? Jangan berani-berani kau berbohong padaku!" Sambungnya lalu menjambak rambutku

"JAWAB!"

Aku ingin menjawab perkataannya namun ia tidak membiarkan aku berbicara.

George menjambak rambut Layla dan menyeretnya ke basement, entah apa yang ingin lakukan pada gadis itu.

Para pelayan hanya bisa berharap Layla masih bisa bertahan hidup karena mereka tidak bisa menolong Layla, mereka terlalu takut pada tuan mereka yang sangat kejam.

Suara teriakan dan tangisan terdengar keras, para pelayan yang menunggu diluar hanya bisa berharap gadis malang itu masih bisa hidup dan tak bernasib sama seperti orang-orang yang pernah dibawa ke tempat itu.

Satu tamparan mengenai wajah ku untuk yang terakhir kalinya dan aku terbaring lemas di lantai, air mata terus mengalir membasahi wajahku namun George menginjak kepalaku lalu pengelihatan ku pun menjadi buram segalanya tiba-tiba berubah menjadi gelap.

Aku mendengar Isak tangis seseorang namun tidak terdengar jelas apa itu suara seorang wanita atau pria, sampai akhirnya aku tersadar dan aku sudah berada di kamarku.

Aku melihat pelayan yang bertemu dengan ku semalam, ia sedang mengobati luka dan memar di tangan dan kaki ku. Aku pun mulai membuka suara dan sontak ia langsung menatap wajahku, dan apa yang aku lihat pada wajahnya sungguh tak bisa di percaya.

Pelayan itu menangis sambil menatap ku dengan air mata yang membasahi pipinya

"N-nona apa anda baik-baik saja? maaf kami tidak bisa menolong anda dari tuan jeon"

"Shhtt...tidak apa jangan menangis lihatlah aku baik-baik saja bukan?"

aku berusaha meyakinkan dirinya agar ia berhenti menangis dan hal itu pun berhasil.
Setelah ia selesai mengobati semua luka pada tubuh ku, aku pun mulai menanyakan siapa namanya, dari mana ia berasal, dan berapa usianya agar aku tau dan dia pun mengatakan semua yang aku ingin ketahui dan ternyata meski terlihat muda ia 7 tahun lebih tua dari ku.

Jadi aku pun memutuskan untuk memanggilnya dengan sebutan "Eonnie" dia awalnya menolak karena aku adalah majikannya sementara ia hanyalah seorang pelayan namun aku bersikeras jadi aku akan
memanggilnya "Eonnie" mulai sekarang.

Ia membantu ku untuk membersihkan diriku dan membantu ku mengeringkan rambut dan membantu ku untuk kembali ke tempat tidur, ketika ia hendak mengatakan sesuatu padaku kami mendengar teriakkan dari bawah serta suara tembakan keras dan aku tau betul apa yang terjadi.

REVENGEWhere stories live. Discover now