Hari-hari berlalu sejak membaiknya hubungan keluarga Cassandro, hidup Lio terasa semakin indah, semakin bahagia, bahkan mungkin bisa dikatakan –sempurna. Bagaimana tidak? Setelah gelimang harta dan kecerdasan otak ia miliki sejak dalam kandungan, kini ia pun memiliki orang tua yang melimpahinya dengan kasih sayang, juga satu rasi bintang yang senantiasa menerangi langitnya.
Ya, rasi bintang Virgo yang Lio bilang keberadaannya akan tetap menjadi yang paling berarti untuknya, sampai kapanpun.
Nyatanya, walaupun Lio menuruti keinginan Virgo untuk lebih banyak menghabiskan waktu bersama keluarganya, Lio tetap berusaha meluangkan waktu untuk Virgo, seperti menemani Virgo menikmati 'Surga' setibanya ia di sekolah, atau mengunjungi Virgo di rumah kontrakannya setelah Lio makan siang bersama ibunya untuk sekadar berbicara panjang lebar berdua sebelum nantinya mengantar Virgo ke tempat kerja. Acara menjemput Virgo di tempat kerja setiap jam 9 malam untuk mengantarnya pulang, kini tak lagi ia lakukan –itu pun karena Virgo yang melarang. Tapi tetap saja, anak itu akan menghubungi nomor ponsel Virgo setiap jam 9 malam untuk menemaninya berjalan kaki, sekaligus memastikan bahwa Virgo baik-baik saja selama perjalanan dan sampai di rumah kontrakannya dengan selamat.
Di hari Sabtu dan Minggu, Virgo juga tak memperbolehkan Lio untuk menemuinya. Katanya, dua hari itu harusnya Lio habiskan bersama keluarganya, mumpung ayah dan ibunya punya banyak waktu luang di akhir pekan. Tapi, manusia bernama Starlio Phoenix Cassandro ini memang suka seenaknya sendiri. Ia akan tiba-tiba muncul di area parkir Toko Buku Pustaka Raya pukul 5 sore di hari Sabtu dan berakhir dengan makan malam di warung tenda pinggir jalan, atau muncul di rumah kontrakan Virgo saat matahari baru saja terbit di hari Minggu untuk sarapan berdua.
Kalau sudah begini, Virgo hanya bisa geleng-geleng kepala atau menghela nafas saja. Sepertinya, menghentikan Lio melakukan apa yang ia mau jauh lebih mustahil daripada masuk kembali ke rahim ibunya.
Ya, karena Virgo bahkan tak tahu rupa ibu kandungnya, kan?
*****
Makan malam bersama kini juga menjadi salah satu rutinitas di keluarga Cassandro, seperti yang mereka lakukan malam hari ini. Varleo, Sevilla, dan Lio duduk bertiga di ruang makan, menikmati masakan Bi Jumi sambil bertukar cerita, ataupun melempar canda yang memancing gelak tawa.
"Oh iya, Lio. Besok kita berangkat lebih pagi nggak papa, kan? Soalnya abis nganterin kamu, Papa mau ke rumah sakit." ujarnya di sela-sela obrolan mereka.
"Rumah sakit? Ngapain?"
"Mau check-up."
Lio mengernyit. Apa Varleo selama ini mengidap penyakit serius yang mengharuskannya untuk check-up secara rutin?
"Emang Papa sakit apa?"
"Nggak sakit apa-apa, Lio. Papa emang rutin ke rumah sakit buat check-up, lengkap sama tes darah juga tiap 6 bulan sekali."
Bibir Lio membentuk huruf 'O' tanpa suara, lalu mengangguk-angguk paham.
"Kalo kamu nggak mau berangkat terlalu pagi, Mama aja yang anterin kamu. Gimana?" tawar Sevilla.
"Nggak usah deh, Ma. Aku berangkat sendiri aja."
Kini, giliran Sevilla yang mengangguk-angguk paham.
"Ya udah, nggak papa kalo mau berangkat sendiri."
Sevilla tidak tahu saja, alasan Lio tidak mengiyakan tawarannya kali ini adalah, karena ini kesempatan bagi Lio untuk pergi ke rumah kontrakan Virgo pagi-pagi benar agar mereka bisa sarapan berdua, dan berangkat ke sekolah lebih awal agar bisa menikmati 'Surga' bersama Virgo lebih lama.
![](https://img.wattpad.com/cover/297515803-288-k822292.jpg)
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ESTRELLA
Teen FictionApa kalian pernah mendengar bahwa semakin gelap suatu ruang, maka cahaya sekecil apapun akan semakin terlihat? Virgo Celio Aquilary hanyalah sebuah bintang yang kecil nan redup. Di langit yang terdapat banyak bintang, cahayanya begitu tak berarti. N...