41st Star : Menkalinan

3.2K 368 68
                                    

Hampir dua minggu setelah kejadian di tanggal 14 September 2019 itu, segalanya masih tetap sama. Virgo masih tetap diperlakukan layaknya sampah oleh manusia-manusia tak berbelas kasihan –dan Lio membuat hidupnya semakin terasa bagai di Neraka, dan Varleo masih terus berusaha untuk memperbaiki rumah tangganya.

Ya. Pria itu benar-benar menepati kata-katanya untuk kembali menjemput istrinya di rumah mertuanya, berapa kalipun ia diusir oleh ayah mertuanya.

"Sevilla."

Siang hari ini, tepat setelah Varleo kembali diusir oleh Dirata Centaury untuk yang ke sekian kalinya, Elvira Centaury melangkahkan kaki ke kamar Sevilla dan memasukinya, mencoba untuk berbicara dari hati ke hati dengan anaknya. Sungguh, Elvira tak tega melihat menantunya yang sebenarnya datang dengan niat baik, terus menerus diusir oleh suaminya.

"Varleo ke sini lagi, Ma?" tanya Sevilla yang mendengar keributan di luar yang berasal dari suara ayah dan suaminya.

Elvira mengangguk, lalu mendudukkan diri di atas tempat tidur, di samping anaknya.

"Kamu masih marah sama suami kamu?"

Sevilla hanya diam, tak menjawab pertanyaan ibunya.

Jika dikatakan marah, sebenarnya sudah tak ada amarah di hati Sevilla. Tapi entahlah, ia sendiri tak tahu kenapa sampai saat ini ia masih enggan untuk berbaikan dengan suaminya.

Melihat Sevilla terdiam, Elvira mengulas senyum, menyandarkan kepala anaknya ke pundak kirinya, lalu mengusap-usap puncak kepala hingga ujung rambut panjang Sevilla dengan tangan kanannya.

Kelopak mata Sevilla terpejam, menikmati usapan yang begitu dirindukannya –yang terakhir kali ia dapatkan saat masih duduk di bangku SMP itu.

"Maafin Mama sama Papa, ya?"

"Kok Mama minta maaf?"

"Kalau aja dulu Papa, Mama, sama kedua mertua kamu nggak memaksa kalian untuk menikah, mungkin nggak akan terjadi seperti ini."

"Nggak, Ma. Ini bukan salah Papa, Mama, ataupun Papa dan Mama Cassandro. Mungkin, kita memang ditakdirkan buat berjodoh."

"Kamu nyesel nikah sama suami kamu?"

Sevilla refleks menggeleng pelan, membuat Elvira kembali mengulas senyum.

"Sevilla, nggak ada manusia yang nggak pernah ngelakuin kesalahan. Dan setiap manusia berhak atas kesempatan kedua. Nggak ada salahnya kamu kasih kesempatan kedua buat suami kamu. Lagipula, dia ngelakuin itu sebelum dia nikah sama kamu, kan? Jadi, anggep itu sebagai masa lalu suami kamu yang harus kamu terima. Buktinya setelah dia memutuskan buat belajar mencintai kamu, dia nggak pernah lagi kan, ngelakuin hal-hal yang nyakitin hati kamu? Kalo gitu, berarti kamu nggak ada alesan buat terus-terusan ngambek sama suami kamu."

Sevilla mengangguk-angguk, membenarkan nasihat ibunya.

Ya, Sevilla tak menyesali pernikahannya dengan Varleo. Ia sudah ikhlas menerima perjodohan ini. Dan itu berarti, ia juga harus ikhlas menerima laki-laki yang dijodohkan dengannya –suaminya, termasuk masa lalu yang menjadi bagian dari kehidupan suaminya.

Tanpa mereka tahu, di balik pintu kamar ini, Dirata Centaury pun turut mendengar apa yang mereka bicarakan.

*****

"Apa dulu kita salah ya, mengikat mereka dalam sebuah pernikahan sebelum mereka saling mencintai?"

Baru saja Elvira menutup pintu kamarnya dan suaminya sesampainya di dalam, sebuah pertanyaan sudah terlontar dari mulut Dirata.

[✓] ESTRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang