Malam harinya, Lio sudah bersiap di atas motornya untuk beradu kecepatan dengan ketua Sextans –Fredy Canis Ursavela. Pekikan pemberi semangat dari orang-orang yang berkumpul di situ, juga bunyi tarikan tuas gas dari kedua motor yang akan beradu, membuat riuh suasana malam itu. Dan semua ini, lagi-lagi tak lepas dari pendengaran dan penglihatan seorang Virgo Celio Aquilary. Kali ini, tak seperti biasanya yang hanya mengamati dari jarak yang berarti, Virgo turut menyatu dalam kerumunan itu, berdiri beberapa langkah di belakang motor Lio tanpa disadari oleh pemiliknya.
Balapan pun dimulai. Lawan yang dihadapi Lio kali ini cukup tangguh. Beberapa kali Fredy memimpin, membiarkan Lio tertinggal di belakang. Tapi tentu saja, Lio tak berniat untuk kalah. Ia tanpa henti memacu kuda besinya secepat mungkin agar sampai di garis finish terlebih dahulu. Dan beruntung, usahanya tidak sia-sia. Lima puluh juta rupiah sudah dipastikan akan terbagi rata ke tangan para anggota Red Knights, kecuali Lio tentu saja.
Namun, baru saja tiba di garis finish, atensi Lio seakan ditarik sepenuhnya ke arah satu orang yang berdiri tak sampai dua meter jauhnya, yang berada di antara riuh mereka yang menyaksikan pertandingan malam ini.
Ya, Lio melihat Virgo berdiri di situ. Tanpa kata, tanpa suara, tanpa pergerakan, hanya menatap Lio tepat di mata dengan tatapan yang tak menyiratkan apa-apa, tapi itu cukup untuk merenggut semua kesadaran Lio.
"Lio!"
Aries yang menyadari kesadaran Lio tak sepenuhnya ada di dunia ini, mencoba mengembalikan kesadaran Lio ke tempatnya dengan memanggil namanya seraya menepuk pundaknya.
"Hah? Eh? Apa?" sahut Lio terbata.
Aries mendecak.
"Lo ngeliatin apa sih?"
"Nggak, nggak ngeliatin apa-apa."
"Ternyata semua rumor tentang lo nggak salah, ya?"
Fredy mendekat ke arah Lio dengan ditemani salah satu anggota Sextans beberapa saat setelah tiba di garis finish.
"Lo emang sejago itu ternyata."
Lio tak menggubris. Pertama, perhatiannya sudah kembali terenggut ke arah Virgo. Kedua, ia sengaja ingin membiarkan Aries mengurus pertaruhan.
"Sesuai janji, Tuan Fredy. 50 million." tagih Aries.
Ketua Sextans itu kemudian memberi kode pada seorang anggota yang mengikutinya tadi, dan orang itu menyerahkan sebuah tas punggung butut berisi uang yang dipegangnya kepada Aries. Aries menerima tas itu dengan seringai lebar di wajahnya.
"Gue cabut dulu kalo gitu." pamit Fredy.
Segenap anggota Sextans pun pergi dari situ, dan kini hanya tersisa anggota Red Knights di tempat itu.
"Besok lusa, kita ditantangin sama geng Dark Astro. Gimana? Lo mau ladenin, atau gue or anak Red Knights lain yang turun tangan?" tanya Aries sepeninggalnya para anggota Sextans.
Lio mendengar pertanyaan itu, tapi lidahnya seolah kelu untuk menjawab. Apalagi jika bukan karena mata Virgo masih senantiasa menguncinya.
"Lio!"
"Hah? Iya iya, gue aja."
"Lo tuh kenapa sih daritadi?"
Lio hanya menggeleng tanpa benar-benar menjawab pertanyaan Aries.
"Ya udah. Lanjut minum-minum lah, yuk!"
"Duluan aja, ntar gue nyusul."
Aries mendecak lagi, namun menurut dan meninggalkan Virgo sendirian di arena balap dan melangkah ke tempat dimana anggota Red Knights biasa berkumpul, yang jaraknya tak sampai 5 meter dari situ.
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ESTRELLA
Teen FictionApa kalian pernah mendengar bahwa semakin gelap suatu ruang, maka cahaya sekecil apapun akan semakin terlihat? Virgo Celio Aquilary hanyalah sebuah bintang yang kecil nan redup. Di langit yang terdapat banyak bintang, cahayanya begitu tak berarti. N...