40th Star : Alkaid

2.8K 311 38
                                    

Hai, aku kembali!🤗🤗

Hope you enjoy!

*****

Di malam yang semakin larut ini, kediaman megah bak istana milik keluarga Cassandro terlihat seperti kota mati.

Bagaimana tidak. Di rumah sebesar ini, hanya ada Lio seorang diri. Sebenarnya, ada para pekerja juga di rumahnya. Tapi, sebagian besar sudah bertransmigrasi ke alam mimpi. Paling-paling hanya dua Satpam di luar yang masih terjaga.

Tapi kalaupun semua manusia yang ada di situ masih terjaga, Lio juga tak mungkin sok akrab dengan mereka hanya gara-gara kesepian, kan?

Ibunya masih betah berada di rumah kakeknya, Dirata Centaury, sedangkan ayahnya...

Lio yakin, manusia itu kini kembali ke kebiasaan lamanya –pergi ke klub malam, minum minuman memabukkan, menghisap gulungan kertas bernikotin yang terbakar, ditemani oleh wanita penghibur.

Saat rumah tangganya berada di ambang kehancuran seperti ini, pria itu bukannya berusaha untuk memperbaiki keadaan, tapi justru lari dari kenyataan dan memilih untuk menomorsatukan kesenangannya sendiri.

Varleo Cassandro memang benar-benar brengsek.

Lio mendecak kesal, berlari ke kamarnya di lantai 2 untuk mengambil jaket dan kunci mobil, turun kembali dan menghampiri mobilnya di garasi, lalu melajukannya ke suatu tempat.

*****

Kira-kira 20 menit kemudian, di sinilah Lio sekarang –Luminous Night.

Setelah mendengar cerita dari Libra Kevrilla, Lio jadi tahu klub malam mana yang sering dikunjungi oleh ayahnya.

Lio mendorong pintu kaca klub malam itu, lalu menginjakkan kaki ke dalamnya. Suara musik disko yang diputar keras memekakkan telinga, serta bau alkohol dan asap rokok yang menyeruak menjadi yang pertama menyambut Lio.

Sial, Lio jadi pening sendiri. Padahal, Lio dulu juga sering mencium bau-bau seperti ini. Tapi jika baunya tidak cepat-cepat hilang terbawa angin dan malah terakumulasi seperti ini, Lio jadi muak juga. Belum lagi suara bervolume tinggi yang membuat telinganya bising.

Lio segera naik lift ke lantai 2 di mana ruangan VVIP berada. Sesampainya di sana, Lio melewati pintu-pintu ruangan yang ada di situ sembari menajamkan pendengarannya, berharap bisa menangkap suara ayahnya dan menemukan keberadaannya.

Bingo.

Dari depan pintu ruangan VVIP nomor 2, Lio samar-samar mendengar suara ayahnya.

Tanpa babibu lagi, Lio mendobrak pintu yang sebenarnya tidak dikunci itu, mendekati ayahnya yang ia lihat tangan kirinya tengah merangkul seorang wanita penghibur dan gelas berisi alkohol ada di tangan kanannya, lalu mencengkeram dan menarik kerah kemeja ayahnya kuat-kuat hingga gelas di tangan kanannya terjatuh dan pecah.

"Lio--"

"Pulang sekarang, Varleo Cassandro."

Lio bahkan tak menggunakan panggilan 'Papa' untuk pria itu saat ini. Persetan dengan sopan santun terhadap orangtua, Lio sudah tak peduli lagi dengan itu.

Varleo menghela nafas pelan, menyingkirkan tangan kanan Lio dari kerah kemejanya, mengambil jas yang ia geletakkan di sisi kanannya, beranjak dari tempatnya duduk, lalu keluar dari ruangan itu.

Setelah memastikan Ayahnya benar-benar meninggalkan ruangan itu, Lio mengikuti jejak Varleo, lalu keluar dari tempat penuh dosa itu dan pulang ke rumahnya.

*****

"Papa udah gila, ya?!"

Sesampainya di rumah, Lio memaki-maki ayahnya tanpa babibu lagi.

[✓] ESTRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang