19th Star : Deneb

3.5K 421 15
                                    

Virgo aku umpetin dulu ya guys🤭

Kita fokus ke Cassandro Family kali ini.

Hope you enjoy!

*****

Lio mungkin harus mempertanyakan apakah saat ini bumi sedang berotasi dari timur ke barat, apakah pagi ini matahari terbit di sebelah barat dan sore nanti akan terbenam di sebelah timur, atau apakah negara-negara beriklim tropis akan mengalami musim salju sebentar lagi. Pasalnya, pemandangan langka kembali terlihat di rumahnya siang hari ini. Ibunya berada di rumah di hari Minggu siang ini, saat biasanya seorang Sevilla akan melanglang buana entah ke mana.

Dunia ini masih berputar sebagaimana mestinya, kan?

"Eh, Lio. Udah pulang? Abis dari mana kamu?"

"Hah? Eh? Dari rumah temen aku." jawabnya terbata akibat kesadarannya yang belum kembali seutuhnya setelah tadi sempat hilang karena keheranan.

"Temen sekolah kamu? Sekelas? Siapa namanya? Kalian ngapain aja tadi? Cerita dong sama Mama."

Kernyitan mulai nampak di dahi Lio. Ibunya tak pernah bertanya-tanya soal kehidupannya sebelumnya. Apakah ibunya saat ini sedang... mencoba untuk peduli?

Tapi bukannya menjawab pertanyaan ibunya, Lio justru balik bertanya.

"Mama... nggak ada acara apa-apa di luar?"

Sevilla menggeleng.

"Nggak ada. Eh, kamu udah makan siang belom? Makan bareng Mama, yuk."

Walaupun masih dengan keheranan yang belum berkurang sedikit pun, Lio tetap mengangguk tanda menyanggupi ajakan Sevilla.

Biarlah. Lio tak peduli jika matahari benar-benar akan terbenam di sebelah timur sore nanti. Mungkin, ini kesempatan yang alam semesta berikan padanya untuk memperbaiki hubungan dengan ibunya.

"Ma."

Lio mencoba membuka konversasi di tengah-tengah dentingan sendok garpu yang berbenturan dengan piring.

"Aku penasaran, deh. Mama selama ini jarang pulang tuh ke mana aja sih?"

"Ya... ngurusin bisnis footwear Mama. Cabang toko Mama kan banyak, jadi otomatis Mama sibuk. Terus, sering arisan sama ibu-ibu sosialita yang lain, atau ketemuan sama temen-temen kuliah Mama juga."

"Temen-temen cowok?"

Lio ingat, ayahnya sempat menyinggung tentang 'temen-temen cowok' pada ibunya di tengah baku mulut yang Virgo turut dengarkan di depan pintu masuk waktu itu.

"Temen-temen kuliah Mama emang kebanyakan cowok."

Lio menghela nafas pelan.

"Ma, Mama tuh udah nikah. Nggak baik kalo perginya sama laki-laki, apalagi tanpa seizin Papa." nasihatnya.

"Aku tahu Papa sama Mama dulu dijodohin dan nggak menikah atas dasar cinta. Tapi apa seiring berjalannya waktu, nggak ada sedikit pun rasa cinta yang tumbuh di antara Papa sama Mama?"

Sevilla terdiam sejenak, sebelum kemudian memberikan jawaban yang tak sepenuhnya menjawab pertanyaan Lio.

"Mama nggak tau."

"Bahkan setelah aku lahir?"

Gerakan Sevilla terhenti. Sepertinya, hatinya mulai tergerak untuk merenungi pertanyaan anaknya.

"Apa itu artinya keberadaan aku nggak berarti apa-apa buat Papa sama Mama?"

Kali ini, Sevilla tak hanya terdiam sejenak, namun membisu. Lidahnya kelu, dan seluruh kosakata yang ia punya di otaknya seolah hilang.

[✓] ESTRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang