19 Desember 2003
Tepat pukul 8 pagi, Lyra benar-benar sudah berada di depan gedung StarLight Corp., tak lupa membawa jas milik Varleo dan juga kertas hasil pemeriksaan Dokter yang menyatakan bahwa dirinya hamil. Walaupun ia hanya sempat tidur 2 jam karena kemarin malam hingga dini hari tadi ia harus tetap bekerja di Luminous Night, Lyra mau tak mau harus tetap datang ke tempat ini jika tak ingin Libra Kevrilla sampai turun tangan.
Lyra mendorong pintu kaca bangunan penantang langit itu, lalu masuk dan mendekati meja resepsionis.
"Permisi, Mbak. Bisa saya ketemu dengan Pak Varleo?"
"Sudah ada janji, Mbak?"
Lyra menggeleng pelan.
"Belum, Mbak. Tapi saya bener-bener butuh ketemu sama Pak Varleo."
"Maaf, Mbak. Anda nggak bisa ketemu Pak Varleo kalau belum ada janji."
"Tapi ini penting banget, Mbak. Saya harus ketemu sama Pak Varleo."
"Maaf, Mbak. Saya hanya menjalankan tugas. Saya nggak bisa izinkan Anda ketemu sama Pak Varleo kalau belum ada janji."
"Tolong banget, Mbak. Bantuin saya ketemu sama Pak Varleo."
Jengah dengan rengekan Lyra, resepsionis itu memutuskan untuk mengambil tindakan tegas.
"Lebih baik Anda pergi dari sini, atau saya panggilkan Satpam."
"Mbak, saya--"
"Security!"
Seorang Satpam berseragam putih terlihat melangkah mendekati meja resepsionis.
"Mbak, tolong Mbak--"
"Bawa dia keluar, Pak." perintah resepsionis itu ketika posisi Satpam itu sudah berada di dekat Lyra.
Satpam itu mengangguk, kemudian mencengkeram pergelangan tangan kiri Lyra dari belakang, lalu menyeretnya menjauhi meja resepsionis.
"Mbak! Tolong, Mbak! Saya cuma mau ketemu sama Pak Varleo!" pekik Lyra sembari menghentak-hentakkan tangannya yang dicengkeram oleh Satpam.
"Ada apa ini?"
Mendengar namanya dipekikkan, Varleo Cassandro yang baru saja tiba di StarLight Corp. menghentikan aksi seret-menyeret Satpam itu.
"Ini, Pak. Ada perempuan mau ketemu Bapak, padahal belum ada janji." jelas Satpam itu.
Varleo mengamati Lyra dari ujung kepala hingga ujung kaki. Perempuan dengan rambut coklat gelap, kulit seputih susu, dan mata biru keabu-abuan... Varleo seperti pernah melihat perempuan ini. Tapi, siapa? Di mana mereka bertemu?
"Kamu ada perlu apa ketemu saya?" tanya Varleo pada akhirnya.
"Anda nggak ingat siapa saya?"
Varleo mengernyit. Ya, Varleo memang merasa pernah melihat perempuan ini. Tapi ia benar-benar tidak ingat siapa perempuan ini dan di mana mereka bertemu.
"Ini jas Anda, kan?" tanya Lyra sembari mengangkat hasta tangan kanannya yang digantungi jas Varleo.
"Jas yang ketinggalan di ruang VVIP nomer 3 Luminous Night."
Kedua mata Varleo seketika terbelalak. Pantas saja ia merasa pernah melihat perempuan ini. Walaupun ia tak ingat dengan jelas apa yang terjadi di Luminous Night dini hari itu, tapi ia tahu ia sudah melakukan hal yang tidak-tidak, dan ternyata perempuan ini yang menjadi korbannya hari itu.
"Lepasin aja, Pak." perintah Varleo pada Satpam yang mencengkeram tangan Lyra.
"Dan kamu, ikut ke ruangan saya."
KAMU SEDANG MEMBACA
[✓] ESTRELLA
Novela JuvenilApa kalian pernah mendengar bahwa semakin gelap suatu ruang, maka cahaya sekecil apapun akan semakin terlihat? Virgo Celio Aquilary hanyalah sebuah bintang yang kecil nan redup. Di langit yang terdapat banyak bintang, cahayanya begitu tak berarti. N...