24th Star : Castor

2.9K 339 13
                                    

"Ini kan, yang kamu tunggu?" tanya seorang pria tepat setelah ia meletakkan sebuah amplop persegi yang terlihat mewah ke atas meja ruang tamu di waktu yang hampir menyentuh jam 12 dini hari itu, lalu mendudukkan diri di samping manusia yang ditanyai –wanita yang telah sah menjadi istrinya sejak 13 tahun yang lalu, Libra Kevrilla.

Kedua netra Libra seketika berbinar. Dan bukannya menanggapi pertanyaan suaminya, wanita itu justru sibuk membuka simpul pita warna emas yang menjadi segel amplop berwarna hitam itu, mengeluarkan isinya, lalu membacanya.

"Sabtu depan, Mas?" Libra balik bertanya –atau lebih tepatnya melontarkan pertanyaan retoris, dengan antusiasme yang terdengar jelas di nadanya.

Pria itu terkekeh melihat istrinya yang begitu bersemangat, kemudian menjawab pertanyaan retoris Libra yang jawabannya sudah jelas terpatri di undangan yang menjadi isi dari amplop hitam itu.

"Iya, sayang. Hari Sabtu tanggal 14 September 2019, sebelas hari dari sekarang. Udah jelas?"

Wanita itu tersenyum lebar, lalu mengangguk-angguk dengan mata yang masih senantiasa berbinar.

Entah apa yang akan terjadi di tanggal 14 September 2019.

*****

"Bagus kamu, ya? Jam segini baru pulang. Kamu nggak liat ini jam berapa?"

Lio memutar bola matanya malas mendengar sambutan Varleo setibanya ia di rumah. Ayolah, apa ayahnya pikir ia bisa dibodohi dengan akting murahan seperti ini?

"Jam 2 pagi. Udah deh, Papa nggak usah sok marah-marah gitu. Orang Papa udah ngelike postingan aku, juga."

Varleo menyengir, lalu menggaruk kepala belakangnya yang tidak gatal. Rencananya untuk mengerjai Lio dengan berpura-pura memarahinya seperti dulu gagal total. Bodohnya ia. Kenapa ia malah mengeklik simbol hati di bawah postingan Lio tadi?

"Makanya, kalo mau ngerjain orang itu, dipersiapkan dulu mateng-mateng, Pa." ejeknya, membuat Varleo semakin malu dibuatnya.

"Udah ah, nggak usah dibahas lagi. Gimana? Seru liat bintangnya?"

Lio mengangguk-angguk penuh semangat.

"Seru dong, Pa. Berasa ngeliat Surga kalo kata temen aku."

"Oh, iya. Kapan-kapan, ajakin dong temen kamu ke sini. Mama kamu penasaran tuh, pengen kenalan sama temen kamu. Papa juga, sih."

"Oke, kapan-kapan aku culik dia ke sini. Aku ke kamar dulu ya, Pa. Mau tidur, ngantuk. Dah Papa!"

Lio melesat ke kamarnya yang ada di lantai 2 tanpa babibu lagi, sedangkan Varleo hanya bisa geleng-geleng kepala melihat kelakuan anaknya.

"Apa tadi katanya? Culik? Ada-ada aja."

*****

"Kemaren, ada orang StarLight Corp. dateng ke kantor Bokap gue." ucap Rigil tepat setelah ia mendudukkan diri di sofa ruang tamu Oxi pukul 6 lewat 20 menit pagi itu.

Oxi serta-merta berhenti menegak susu di dalam kaleng bergambar beruang yang ia genggam di tangan kanannya, lalu menatap Rigil. Taurus yang sedari tadi asyik membaca majalah infotainment pun melakukan hal serupa –menutup majalah yang tengah dibacanya dan meletakkan di atas meja tamu, lalu menatap Rigil.

"Namanya Varelio Xiventa. Dia dateng atas permintaan Varleo Cassandro. Itu Bokapnya Lio, kan?" lanjutnya.

Oxi mengangguk-angguk tanda membenarkan pernyataan Rigil.

"Ngapain Om Varleo ngepoin orang? Terus? Siapa yang mereka cari tau?"

"Libra Kevrilla. Ahli Teknologi Laboratorium Medik di Rumah Sakit Andromeda."

[✓] ESTRELLATempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang