chapter 58

3.1K 212 64
                                    

Wei Wuxian terbang dengan sangat kesal. Apa yang salah dengan saudara suaminya. Dia terlihat sangat membela orang itu.

Jujur saja Wei Wuxian juga memang tidak memiliki kesan buruk apapun pada orang yang di curigainya itu. Dia cerdas, baik dan memperlakukan semua orang sama secara ramah. Secara sekilas perangainya mirip dengan ibunya. Tapi siapa yang dapat mengukur kedalaman hati seseorang ? Dia baik di hadapan mu tapi siapa yang tau dia diam-diam mengutuk dibelakang mu.

Seorang penjahat yang pintar akan memperlakukan targetnya dengan banyak pendekatan, salah satunya kebaikan. Pancing target mu dengan kebaikan maka kau akan mendapatkan hati dan simpatinya sebagai balasan.

Ayah iblisnya sering berkata, hati seseorang berkaitan dengan perasaan dan perasaan berkaitan dengan jiwa. Menurutmu apa yang paling ditakuti para iblis dan hantu ? Kultivator ? Dewa ? Tidak bukan itu tapi yang paling ditakuti oleh iblis dan hantu adalah ketika ada seseorang yang berhasil menghidupkan kembali perasaan di jiwa nya.

Para iblis dan hantu tidak seperti manusia. Jika mereka menemukan seseorang yang mereka percaya, mereka tidak segan memberikan segalanya bahkan pecahan jiwa terakhir mereka.

Dan menurut Wei Wuxian, sikap Lan Xichen tadi seperti tidak ada bedanya dengan para iblis dan hantu itu yang bertemu dengan malaikat kematiannya. Dia membela orang itu bahkan saat bukti terjelas sudah ada di depan matanya.

Itu membuat dia sedikit curiga juga, mungkin Kakak iparnya itu memiliki semacam hubungan dengan dia. Mengingat seberapa dekat mereka itu mungkin saja. Wei Wuxian hanya berharap Lan Xichen tidak akan seperti dirinya dulu yang tenggelam dalam lubang penyesalan dan kesedihan nantinya.

Wei Wuxian kemudian menghentikan langkah kakinya saat menyusuri jalan sebuah desa. Dia tidak tahu ini dimana, dia hanya mengikuti para junior yang ada di depannya saja.

" Hei, bisakah kalian berjalan lebih pelan, aku lelah. " Gerutunya dengan nada jengkel yang membuat para junior memutar mata mereka. Sudah tahu lelah mengapa memaksakan diri terbang tanpa Hanguang-Jun segala. Jika terjadi apa-apa nanti dengan bayinya jangan salahkan kami. Begitulah kira-kira pemikiran mereka.

Para junior itu kemudian berbalik mendekati Wei Wuxian dan mengerubunginya. Wanita itu tengah memegangi lututnya dengan sebelah tangan. Dia kemudian menyerahkan pedang Lan Wangji pada mereka karena di rasa terlalu berat untuk dibawanya.

" Ini pegang ini. Aku tidak mengerti mengapa pedang Lan Zhan terasa sangat berat sekarang. Ah aku lelah, kalian pergilah cari penginapan, jangan pedulikan aku. Aku akan menunggu Lan Zhan disini saja. " Ucapnya yang kemudian mendudukan dirinya di tengah jalan sana.

" Senior, kau tidak boleh duduk disana. Ayo, penginapannya sudah dekat. " Dua Junior Lan menarik masing-masing lengan Wei Wuxian agar bangkit dari duduknya namun tidak di gubris oleh si empunya. Dia masih duduk disana seolah Lem telah menempelkan bokongnya dengan tanah.

" Tidak mau. Biarkan aku menunggu Lan Zhan disini. " Wei Wuxian sekuat tenaga menahan dua Junior Lan itu untuk membuatnya berdiri. Tarik menarik itupun terjadi sampai sebuah suara yang sangat di kenal Wei Wuxian menginterupsi mereka.

" Apa yang kalian lakukan? "

" Lan Zhan, " Panggil Wei Wuxian dengan sangat bahagia. Dua Junior yang tadi menarik-narik tangan Wei Wuxian dengan segera melepaskannya.

" Lan Zhan lihat, dua junior mu sangat kasar. Mereka menarik-narik tangan ku, lihat, aku kesakitan. " Wei Wuxian mengadu sambil menunjukan dua lengannya yang sebenarnya tidak apa-apa.

" Bohong Hanguang-Jun, kami hanya melarangnya duduk ditanah, tapi Senior Xian tidak mau. Dia mau menunggu mu disini saja karena lelah katanya. " Lan JingYi menyangkal dengan nada yang sedikit kesal.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Mar 24, 2022 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

BreatheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang