Chapter 20

2.9K 352 79
                                    

Breathe Chapter 20

Warning !! Gs for uke/Shou

All Characther belongs to MXTX-sama and Meatbun-Sama







***

" Pamannya adalah aku. Kau punya kata-kata terakhir ? "

Wei Wuxian seketika merasakan seember air es tersiram kebelakang punggungnya. Wajah gadis itu juga terlihat sangat pucat, dia kemudian menolehkan kepalanya patah-patah saat mendengar suara dingin nan tajam yang berasal dari sampingnya.

Dari kegelapan malam, muncul seorang pria berjubah ungu dengan wajah dingin yang nampak sangat tegas. Wajah itu masih tampak sama seperti terakhir kali Wei Wuxian bertemu dengannya di bukit Luanzhang, masih menampakkan arogansi dan juga rasa percaya diri yang sangat kuat.

" Jin Ling, kau masih ingin terus berbaring disana dan menunggu aku untuk menjemputmu ? Cepat bangun ! " Jiang Cheng berucap tegas dengan alis yang mengerut.

Wei Wuxian yang masih berdiri mematung disana, tidak bisa tidak kembali tersentak kaget saat mendengar suara dingin nan tajam itu kembali terdengar. Setelah beberapa saat terdiam, gadis itu akhirnya menyadari situasi dan mencoba segera pergi.

" Jin Ling, kau tidak mendengarku ?! Cepat bangun dan .. " ucapan atau lebih tepatnya Omelan pria itu terhenti saat melihat sesosok hantu yang sedang menindih tubuh kecil pemuda di bawahnya.

Seketika wajah penuh arogansi berubah menjadi gelap. Jiang Cheng kemudian menggerakkan tangannya dan menarik boneka daun yang menempel di punggung Jin Ling itu hingga terlepas.

Jiang Cheng segera menarik senyum remeh nya saat melihat boneka daun itu. Dia pun menjepit boneka itu diantara jarinya, dan menyalakan mantra api dari sana. Seketika boneka itu terbakar dan menyisakan debu dan juga lolongan keras dari roh yang tadi terjerat di dalamnya.

" Sangat bagus! Menggunakan mantra gelap di hadapanku, kau mencari kematian mu sepertinya Tuan Muda " Jiang Cheng berucap sambil tetap memamerkan senyum mengejeknya. Perlahan pria itu mengelus cincin berwarna ungu dengan ukiran zig-zag yang melingkari jari telunjuknya.

Kilatan samar dari petir Zidian tercipta  di sekeliling mereka, menghancurkan partikel debu atau daun-daun yang berterbangan di dekat tuannya akibat Angin yang berhembus.

" Tu-tunggu, i-tu bukan mantra ... Arghh!! " Ucapan Wei Wuxian terhenti saat merasakan lecutan Zidian yang cukup keras di punggungnya.

Gadis itu bahkan sampai terlempar beberapa meter karena nya. Chu Wanning yang melihat ShiMei nya di cambuk dengan sembarang oleh orang tidak dikenal, segera melesatkan dirinya menangkap Wei Wuxian sebelum gadis itu membentur pohon yang ada di belakangnya.

" Uhuk! " Seteguk darah keluar dari mulut Wei Wuxian saat tubuhnya mendarat di lengan Chu Wanning.

" Kau ..! Beraninya kau mencambuk ShiMei ku ! " Chu Wanning membulat kan matanya marah ke arah Jiang Cheng yang wajahnya juga menunjukan kekagetan disana.

ShiMei ? Pemuda yang di cambuknya itu seorang gadis ?


Jiang Cheng merasa sedikit menyesal karenanya, namun rasa kebencian yang telah mendominasi akibat mantra kecil yang di buat Wei Wuxian tadi, telah membutakannya. Pria itu pun tertawa arogan membalas ucapan Chu Wanning.

" Hhe! Mengapa aku tidak berani ? ShiMei mu sendiri lah yang mencari kematiannya sendiri dengan mantra gelapnya di hadapanku. Apa Master kalian juga mengetahuinya ? Aaahh, atau kalian memang berasal dari sekte bengkok ? "

" Kau !! ... " Chu Wanning baru akan meledakan amarahnya sampai Wei Wuxian memotong ucapan gadis itu dengan gelengan pelan.

Emosi Chu Wanning dan Jiang Cheng itu sangat mirip, mereka bersumbu pendek dan cepat sekali marah dalam hal apapun, akan mudah dibayangkan jika mereka berdebat nantinya akan seperti apa. Ditambah senjata mereka pun mirip, Jiang Cheng dengan cambuk Zidian dan Chu Wanning dengan TianWen nya. Wei Wuxian tidak ingin tempat ini hancur dan menambah daftar hukumannya saat kembali ke sekte nanti oke.

BreatheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang