Chapter 41

2.1K 269 29
                                    

Breathe chapter 41

Warning! Gs for uke/shou

Crossover

All Chara are belongs to MXTX-sama




***

' Hahaha, Jangan merajuk San Lang. Aku sendiri yang akan menarik mu jika kau kembali ke tempat itu. Sudah, kau boleh berdiam disudut manapun setelah menarik kutukan di tubuh A-Ying. ' Xie Lian berkata sambil berjalan ke samping penginapan. Dia melihat ada tumpukan barang tak terpakai di sudut depan. Xie Lian berniat mengambilnya, mana tau itu sangat berharga jika ditukar dengan uang.

Hua Cheng melirik sekilas istrinya yang berjalan ke samping penginapan. Masih sering merasa heran sebenarnya, Xie Lian masih saja merasa antusias jika melihat tumpukan barang tidak terpakai di suatu tempat. Wanita itu akan langsung bertanya kesekitar apakah benda-benda itu memiliki tuan atau tidak, jika tidak wanita itu akan membawanya dengan senang hati ke Manor mereka dan menunjukan itu semua pada Hua Cheng disana.

Makanya sering kali Hua Cheng menaruh beberapa tumpukan barang di sekitar tempat Xie Lian untuk dimaksudkan sebagai hadiah. Jika Hua Cheng menawarkan langsung, Xie Lian pasti akan menolak atau memilih membelinya di toko setengah harga. Wanita itu berkata jika tidak baik menghambur-hamburkan uang selagi masih banyak yang membutuhkan.

Bagi Xie Lian sendiri itu sudah menjadi kebiasaan, separuh jiwanya seperti memanggil jika melihat tumpukan barang namun ditelantarkan disudut tempat. Mengapa mereka membuang-buang barang dengan percuma, ini kan bisa menjadi uang, begitu pikirnya.

Saat Hua Cheng masuk kedalam penginapan, dia melihat ada Nie Huaisang yang tengah duduk sambil menikmati minuman. Dia sedang dalam mode wanitanya, mengobrol dengan beberapa pria dan wanita yang Hua Cheng yakini untuk mengorek informasi. Dapat Hua Cheng lihat gelang kupu-kupu di lengan kirinya juga berkelip cepat, pertanda jika He Xuan juga sedang mendengarkan sekarang. Hua Cheng mengendus geli melihatnya, anak dan ayah yang berbahaya, mau melakukan kudeta tapi juga tidak ingin mengotori tangannya. Licik, tapi Hua Cheng menyukainya, tinggal tunggu informasi baru apa yang akan mereka laporkan nanti.

Hua Cheng dan Jin Ling pun menaiki tangga, pemuda berjubah kuning di sampingnya itu masih terus saja menempel di lengannya, saat mereka sampai di depan pintu sebuah kamar di lantai dua pun dia masih terus menempel dan tidak melepaskannya. Apa pemuda itu takut ? Cih, apa yang perlu ditakutkan dari Lan Wangji sih ? Pria itu hanyalah makhluk bodoh yang tidak bisa melindungi orang tercintanya.

Ya, dia juga sih, tapi situasinya berbeda. Lan Wangji sebenarnya mampu untuk melindungi apa yang di cap sebagai miliknya, jika saja dia memiliki keberanian untuk melakukannya. Sayangnya pria itu terlalu pengecut dan ragu-ragu akan perasaannya. Makhluk seperti itu tidak pantas untuk menjadi suami dari putrinya. Hhh, memikirkan Lan Wangji pasti selalu membuat Hua Cheng menjadi kesal hati sendiri.

Bagaimana jika Hua Cheng mengerjainya sedikit kali ini ? Berkata jika kutukan Wei Wuxian tidak bisa disembuhkan misalnya ? Atau bagaimana jika membuat Wei Wuxian tertidur selama beberapa waktu dengan menculik jiwanya ? Itu akan menyenangkan juga sepertinya.

Hua Cheng menunggu seseorang yang sejak tadi menjadi objek kekejaman pikirannya itu untuk memberikan jawaban. Selama beberapa saat tadi, Jin Ling sudah mengetuk pintu dan berkata jika tabib yang diminta Lan Wangji sudah datang bersamanya. Dan saat Lan Wangji memberikan jawaban untuk masuk kedalam, Jin Ling malah langsung bergegas kembali yang membuat Hua Cheng mendelik kesal. Anak sialan, pikirnya.

Didalam, Hua Cheng melihat jika Wei Wuxian tengah berbaring di ranjang sana dengan selimut yang menutupi tubuhnya. Hua Cheng memperhatikan dengan teliti tubuh putrinya, sudah tidak ada bercak kehitaman ataupun aura jahat yang keluar dari tangan dan juga kaki Wei Wuxian disana. Sepertinya pria Lan itu berhasil menekannya. Cih, dia baru akan bersenang-senang, dan Lan Wangji sudah lebih dulu menekan kutukannya ? Pengaruh keberuntungan Wei Wuxian juga sepertinya berpihak pada Lan Wangji setelah menikah. Sialan!

BreatheTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang