What is Love? I wanna Know
...
"Narendra!"
Jaemin yang tadinya menaruh pakaian kotor ke dalam mesin cuci langsung menoleh ke arah Rachel. Wajahnya nampak tidak bersahabat.
"Ya? Kamu perlu sesuatu?" tanya Jaemin ramah.
Ingat, Jaemin ini memang memiliki sopan santun di atas rata-rata kalau berurusan dengan wanita. Jeno pun mengakui hal itu. Sisi inilah yang menjadi kekuatan untuk hubungan mereka. Jeno yang tempramental dan Jaemin yang tenang.
"Jauhi Reno!"
"Maaf?" Jaemin memastikan pendengarannya.
"Cih, kamu mendengar dengan jelas Narendra. Jauhi Reno."
"Aku rasa ini bukanlah hal yang bisa ku putuskan sepihak. Kami berdua sudah berkomitmen untuk bersama, Rachel." Jaemin tetap terlihat tenang menghadapi Rachel yang menggebu-gebu.
"Reno tidak pernah menjalin hubungan dengan laki-laki. Dia juga menikahi seorang perempuan, Karina jauh lebih layak dari padamu," tegasnya.
Jika Jeno mendengar hal ini bisa dipastikan Rachel akan mendapatkan tamparan dari pria itu. Dia paling tidak suka jika ada orang yang menghina pasangannya.
"Hubungan kalian benar-benar menjijikkan!" ujar Rachel lagi.
Hal ini membuat Jaemin tersenyum samar. Dia sudah pernah melalui hal ini ketika dia dulu bersama Dean. Jadi, Jaemin tidak begitu terluka lagi. Lagi pula, memang sebagian orang belum bisa menerima hubungan seperti ini.
"Rachel, kami hanya dua orang yang saling membutuhkan dan ingin bersama. Kalau kebersamaan kami membuat orang lain terluka, aku rasa itu bukan urusan kami. Cukup menjauh saja dari kami," tegasnya masih dengan suara yang tenang.
"Membutuhkan katamu? CIh, membutuhkan dalam hal ranjang? Kalau soal itu saja, Reno bisa melakukannya dengan siapapun, tidak dengan kamu Naren."
"Rachel, apa sedangkal itu opinimu mengenai sebuah hubungan? Kami tidak perlu meminta maaf karena kami saling mencintai. Jeno bukan hanya seorang pasangan untukku, dia itu seperti ayah, kakak, adik, musuh dan sahabatku sendiri. Kami tidak menjalani hubungan ini untuk memuaskan pendapat orang lain tentang pasangan serasi. Kami menjalani hubungan ini atas kesepakatan dua belah pihak. Aku tidak masalah jika kamu membenciku karena aku pasangan Reno, tapi aku ingin membenarkan bahwa Reno tidak akan tidur dengan sembarang orang."
Rachel menggeram marah, tangannya mengepal. Tidak dia sangka Jaemin akan membalasnya begitu.
"Aku ini sahabatnya sejak kecil, aku tahu mengenai Reno lebih dari siapapun. Kamu hanya pelampiasannya saja. Kamu fikir dia mau menikahi pria yang tak bisa memberinya keturunan? Dengar! Dia lebih baik menikahi wanita saja."
Jaemin hanya tersenyum tipis dan menjawab, "Itu terserah Reno saja, Rachel. Aku tidak berhak mengaturnya. Untuk saat ini, Reno membutuhkanku di sampingnya begitu juga denganku. Alasan itu sudah cukup membuat kami bersama."
Jaemin membalas Rachel semudah itu. Hal itulah yang membuat wanita itu makin geram.
"Persetan dengan kalian! Hubungan kalian menjijikkan. Reno tidak mungkin mencintai seorang lelaki yang sama sepertinya."
Kali ini Jaemin diam, dia sudah mulai lelah dengan sikap Rachel jadi dia hanya membalas dengan mengatakan,
"Rachel, Love has no gender."
....
Jaemin itu pernah bekerja menjadi asisten seorang jaksa yang luar biasa ketika dia berada di amerika dulu. Jaksa itu benar-benar mempunyai sikap tegas, anggun dan elegan. Dia tidak pernah marah jika anaknya atau orang lain membuatnya kesal. Dia selalu menghadapi masalahnya dengan tenang dan anggun. Hal itulah yang membuat Jaemin terpesona dan meniru sifat itu. Walau tentu saja praktek kadang lebih sulit dari sebuah teori. Namun, Jaemin berhasil menerapkan hal baik itu dan menjadi sebuah karakter dalam dirinya.
KAMU SEDANG MEMBACA
At My Worst 🔞 (END)
Fiksi Penggemar"Gak perlu sempurna, cukup seseorang yang nerima aku apa adanya, bukan ada apanya," Jeno Arreno. #nomin #jenjaem #au Jangan salah lapak, ini lapak nomin.