"Kamu yakin sama keputusan ini?"
Jaemin menganggukkan kepalanya, dia sudah bertekad untuk memilih hal ini. Dia juga sudah memikirkan segala resiko ke depannya.
"Emak, Naren minta doa restu sama emak buat ngejar cita-cita Naren. Emak cukup doakan saja keputusan Naren. Jangan khawatir, Naren pasti bakalan jaga diri. Doa emak juga bakalan selalu melindungi Naren."
Emak itu tahu bahwa selama ini kedua putranya selalu memikirkan kebahagiaannya terlebih dahulu, barulah kebahagiaan diri mereka sendiri. Sebagai orang tua tunggal, siapa yang tidak bangga? Putra bungsunya sudah sukses dengan pendidikannya, sekarang dia sedang mengelola pertanian yang akan memajukan desanya. Jisung memang lebih memilih menjadi wirausaha dari pada menjadi budak korporat. Ilmu yang dia tempuh akan dia manfaatkan untuk memajukan desa agar tidak diambil oleh orang luar pribumi. Akan jadi apa negara ini kalau yang berkuasa bukan dari orang pribumi?
"Emak cuma bisa mendoakan. Naren jangan lupa selalu berdoa dan selalu berbuat baik. Emak percaya sama Naren."
Begitu Naren sudah mendapatkan ijazahnya dengan gelar sarjana komunikasi, dia segera saja berniat untuk terbang ke Eropa. Kekasihnya juga berniat untuk tetap di sampingnya, menemaninya meskipun mereka nanti akan sibuk dengan pekerjaan masing-masing.
"Reno dan Logan akan ikut?"
"Iya, Mak. Nanti Naren di Eropa sama mereka."
"Reno nanti di sana kerja apa?"
"Reno nanti mau bikin restoran Indonesia, Mak."
"Oh, ya sudah kalau begitu. Emak bisa tenang."
Sedangkan Jeno. Sebenarnya, dia ingin sekali meresmikan hubungan mereka ke jenjang yang lebih serius. Namun, sepertinya Naren masih sangat menikmati masa lajangnya. Jeno hanya bisa memaklumi selagi menunggu waktu yang tepat saat kekasihnya sudah siap.
Menjalin hubungan dengan seorang pria adalah hal yang baru untuk Jeno. Jika saja itu bukan Jaemin, pasti dia enggan sekali menjalin hubungan dengan laki-laki. Jaemin adalah definisi dari kesempurnaan karena dia mampu membuat Jeno memperbaiki kekurangannya. Di situlah kenapa dia ingin sekali menjadikan Jaemin miliknya seutuhnya.
"Sayang..."
Jaemin masih sibuk dengan komputernya ketika Jeno kekasihnya memeluknya dari belakang.
"Mas... Aku kepikiran mau ke Finlandia. Kamu setuju?"
"Ya, aku suka kok. Sistem pendidikannya juga bakalan bagus banget buat Logan. Nanti kita cari tahu lagi. Sekarang waktunya couple time."
Jaemin menurut, Jeno memang benar. Ini sudah waktunya untuk mereka saling berbagi perhatian. Setidaknya, hal ini mampu menjaga intesitas dan kualitas hubungan agar tetap sehat. Jaemin dan Jeno juga sesekali bertukar pendapat tentang hal-hal sepele bahkan untuk merek sabun yang mereka pakai.
Baik Jaemin dan Jeno selalu berusaha membuat satu sama lain nyaman.
"Mas, terima kasih karena sudah mau nemenin aku, menghargai aku dan berusaha kasih yang terbaik buat aku. I am so lucky to meet you, Mas Reno."
"Akupun juga beruntung banget dicintai dan dibahagiain sama kamu, dek. Tetap seperti ini ya, aku mau kita bersama sampai tutup usia. Stay with me at my worst."
Malam itu, mereka tidur dengan hati yang tenang dan bahagia setelah melalui hari yang melelahkan.
Hidup memang tidak selalu manis, tapi sebuah rasa manis tidak akan ada tanpa rasa pahit.
KAMU SEDANG MEMBACA
At My Worst 🔞 (END)
Fanfiction"Gak perlu sempurna, cukup seseorang yang nerima aku apa adanya, bukan ada apanya," Jeno Arreno. #nomin #jenjaem #au Jangan salah lapak, ini lapak nomin.