Liburan

7K 652 14
                                    

Di hari libur ini Jaemin menyempatkan diri untuk pulang ke kampung halamannya. Dia pergi bersama dengan adiknya, Aditya Jisung Mahendra. Jaemin biasa memanggilnya Aji.

Sebelum berangkat, Jaemin sudah berpamitan pada Logan dan Jeno sambil membawakan sarapan juga berupa nasi goreng kesukaan Logan.

"Mau ikut sama Kakak," rengek Logan.

"Kakak cuma pergi selama dua hari aja, hari senin kita sudah bisa ketemu lagi."

"Mau ikut. Ayah...." Logan mengadu pada Jeno yang saat itu sedang menerima panggilan dari temannya.

"Ada apa sih, Nak?"

"Mau ikut kak Naren pergi."

Akhirnya karena Logan yang terus merengek, Jeno harus ikut pergi juga ke kampung halaman Jaemin yang ada di desa Lembah. Dia tidak enak jika Logan harus merepotkan Jaemin lagi. Apalagi ini hari libur.

"Pak, saya bisa naik kereta atau bus sama adik saya."

"Gak apa-apa, kok. Saya juga sudah lama gak liburan. Ayo, masuk aja ke dalam."

Jaemin sempat merasa keberatan, tapi dia menerima bantuan Jeno juga. Jeno berada di kursi kemudi sedang menyetir. Perjalanan menggunakan mobil pribadi memakan waktu dua jam lebih. Ketika sampai di kampung halaman Jaemin dan Jisung, Logan tak hentinya bertanya macam-macam. Ini pertama kalinya dia pergi ke desa sejauh ini.

"Logan, ini Emaknya kak Naren."

"Halo, ganteng. Panggil Nenek saja, ya?"

Satu hal yang Jeno sadari dari Logan adalah, dia tipekal anak yang sangat aktif. Bahkan, kadang Jeno dibuat sakit kepala karena tingkah Logan. Namun, saat dia berada di dekat Jaemin, anak itu sangat patuh dan menuruti semua perkataan Jaemin. Jeno sadar bahwa selama ini Logan sangat membutuhkan perhatian dari orang yang dia sayangi. Jujur, Jeno juga merasa begitu menyesal dan bersalah karena dia tidak bisa membagi waktunya dengan baik untuk putranya sendiri.

"Pak, ini ada singkong goreng sama kopi."

"Makasih ya, dek."

Cangkir yang dibawa Jaemin sedikit bergetar saat Jeno memanggilnya dengan sebutan itu.

"Kamu duduk sini aja, temenin saya."

Akhirnya mereka menikmati singkong goreng dan kopi panas sambil melihat pemandangan sawah dan gunung. Rumah Naren ini memang sangat nyaman dan indah. Jeno sampai tak tega mengotori udara di desa ini dengan asap rokoknya. Walau begitu, dia tetap saja menghisap batang tembakau itu.

"Kamu juga ngerokok?"

Jeno menyerahkan rokok dan pemantiknya pada Jaemin. Pria manis itu mempunyai pesona sendiri saat bibirnya mengapit batang tembakau. Sepertinya, apapun yang dilakukan Jaemin membawa efek positif pada Jeno.

"Ayah... Aku dapat ikan," teriak Logan.

Samar-samar Jeno mendengar Jisung memperbaiki ucapan Logan dengan menyebut 'keong bukan ikan, Logan' pada anaknya itu.

"Hati-hati, Sayang."

"Berkat kamu, saya bisa melihat senyum anak saya lagi."

"Memangnya selama ini Logan jarang senyum, Pak?"

Jeno terkekeh mendengarnya dan dia menghembuskan asap rokok dari bibirnya.

"Ini pertama kalinya Logan liburan ke desa. Saya jarang sekali membawa dia liburan. Kadang, dia sama Mamanya pergi jalan-jalan tanpa saya."

Jaemin berdehem saat Jeno mulai membahas tentang mantan istrinya. Ya, Jaemin mengetahui hal itu dari berita di televisi. Mantan istri Jeno itu adalah seorang model terkenal namanya Karina Azzahra atau biasa dipanggil Karin. Mereka sudah bercerai sejak Logan berusia dua tahun. Jaemin tidak pernah melihat Karina secara langsung, tapi sesekali Logan bercerita tentang wanita itu.

"Bapak ada niatan mau cari istri lagi?"

"Saya sejujurnya mau cari pasangan lagi, tapi gak semudah itu. Apalagi saya punya Logan. Kalau saya punya pasangan lagi, tentu keputusan Logan juga berpengaruh. Mau gak mau, saya harus mencari pasangan yang juga cocok di hati Logan."

Jaemin hanya menggangukkan kepalanya saja, dia juga sudah selesai dengan rokoknya. Ketika Logan mulai bermain air di perairan sungai dangkal, Jaemin tak sabar untuk ikut bergabung.

Jeno mengabadikan semua itu ke dalam kameranya yang sengaja dia bawa. Di tak bisa berhenti tersenyum melihat kebahagiaan yang di bawa oleh Jaemin untuk Logan. Ah, kalau begini caranya dia jadi membayangkan bagaiamana jadinya jika Jaemin menjadi pasangannya kelak.

"Astaga, apa yang aku fikirkan?" Jeno memukul kepalanya karena fikirannya mulai membayangkan hal yang indah bersama Jaemin. Dia hanya takut kalau Jaemin tidak memiliki perasaan yang sama dengannya.

Hah~ Apa sebaiknya dia menyimpan perasaan ini saja?

At My Worst 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang