Masa lalu

5.7K 544 6
                                    


"Ren, bisa gak sih lu konsentrasi aja sama urusan kantor?"

"Kenapa sih, bang?"

Jeno baru saja pulang dari kantor, inginnya dia langsung mandi dan menghabiskan waktu bersama Logan. Namun, dia harus dikejutkan dengan kedatangan Taeyong.

"Mbak Ina, tolong mandiin Logan dulu, ya?"

"Iya, Pak."

Jeno hanya tidak mau putranya harus mendengar perdebatan antara dirinya dan Taeyong. Jadinya dia meminta pengasuh Logan untuk membawa anak itu mandi.

"Gue udah denger laporan kalo lo pacaran sama si anak magang."

Jeno merasa tersinggung mendengarnya. "Anak magang yang lo maksud itu punya nama. Dia juga orang yang jagain David waktu lo dalam keadaan berduka. Lo lupa kalau lo dulu bilang mau balas budi ke dia?"

"Gue gak masalah lo mau pacaran sama siapapun, tapi lo mikir aja gimana perusahaan kalo pemimpinnya aja pacaran di tempat kerja?"

Taeyong sepertinya sudah mulai tersulut emosi sehingga penjelasan Jeno sedikit diabaikan olehnya.

"Bang, mungkin gue keliru karena hal itu. Oke, gue akan jaga jarak sama Narendra mulai besok."

Taeyong menghembuskan nafasnya kasar. Setidaknya adiknya sudah mengakui kesalahannya.

"Gue cuma minta lo gantiin posisi gue sementara di sana. Gue gak bisa percayain posisi itu ke orang lain. Lo juga cukup mumpuni dalam memimpin perusahaan. Cuma gue keberatan kalo lo harus pacaran di tempat kerja. Lo ngerti kan maksud gue?"

Jeno juga menghela nafas berat, "Apa ini ada hubungannya karena gue pacaran sama cowok?" tanya Jeno lagi.

Tidak ada respon dari Taeyong, dia hanya diam. Hal itu membuat Jeno terkekeh miris.

"Oke, sekarang gue faham maksud lo."

"Ren, gak semua orang bisa nerima hubungan yang lo jalani."

"Iya, gue faham bang. Gue faham maksud lo. Gue bisa terima kalau ini tentang profesionalitasan, tapi gue keberatan kalau ini pendapat pribadi lo. Lo gak berhak ngatur masalah percintaan gue bang. Meskipun lo abang kandung gue, itu tetap hal privasi gue. Gue gak mau debat sama lo, tapi gue gak akan bereaksi tenang kayak gini lagi kalau bang Tio gangguin hubungan kita."

Mereka sama-sama terdiam karena hal itu. Taeyong juga sepertinya mula mempertimbangkan pendapat adiknya. Sebagai seorang pemimpin, dia sudah terbiasa menerima perbedaan pendapat seperti ini.

"Bang, gak semua orang ngalamin apa yang lo alami. Kalaupun suatu hari nanti gue terluka karena hubungan ini, lo cukup ada di samping gue aja. Biar gue yang tanggung semua rasa sakitnya."

Taeyong kembali mengingat perjalanan cintanya. Salah satunya adalah perjalanan cintanya bersama Sanjaya, Jaehyun Sanjaya. Mereka sempat bersama selama empat tahun. Namun, saat itu Ayahnya melarang keras hubungan mereka sehingga dia dipaksa menikah dengan seorang wanita yang kini menjadi ibu dari anaknya. Jaehyun bahkan menerima lebih banyak hal buruk ketimbang Taeyong.

Jaehyun harus rela diusir dari rumah oleh keluarganya. Dia harus rela berjauhan dari ibunya yang saat itu sedang sakit. Sampai dia tidak bisa menghadiri upacara kematian ibunya sendiri. Ayahnya bahkan pernah berniat untuk membunuh mereka berdua yang mencoba kabur saat itu.

Itu adalah masa lalu kelam yang dialami oleh Taeyong Attiyo.

"Bubu...." panggil David.

"Halo, Sayang. Ada apa, hm?"

"Aku mau main sama kak Narendra."

Jeno dan Tio seketika saling berpandangan. Ketika Jeno menganggukkan kepalanya, Tio segera faham dengan maksud adiknya itu.

"Nanti kita makan malam sama kak Naren, ya."

"Yes!!!!"

....

"Na, nginep sini aja, ya?"

Jaemin baru saja membacakan dongeng untuk David dan Logan ketika Jeno menghampirinya ke kamar kedua bocah itu.

"Pak Tio?"

"Dia tidur di kamarnya sendiri. Dia memang punya kamar di rumah aku. Santai aja."

Jaemin juga sudah lelah luar biasa. Bekerja, mengurus diri sendiri, mengerjakan laporan, dan bermain dengan bocah sungguh menguras tenaganya.

"Ya sudah," balas Jaemin cepat.

Saking lelahnya dia bahkan tidak peduli dengan apa yang dilakukan Jeno pada tubuhnya. Ketika tubuhnya diangkat menuju ke kamar.

"Tidur ya, Sayang."

"Aku capek, tapi belum bisa tidur."

"Ya sudah sini aku peluk."

Mereka mengobrol ringan seperti biasa sebelum tidur. Mata keduanya sudah terpejam walau mulut mereka masih berbicara. Tiba-tiba saja di tengah kesadarannya, Jaemin mendengar bisikan Jeno ditelinganya.

"Aku boleh minta ciuman pertama kita?"

Shit!

Berawal pertanyaan itu malah membuat mereka begadang hampir semalaman suntuk. 

At My Worst 🔞 (END)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang