"Mencintaimu itu sulit. Tetapi melepaskanmu rasanya tak mungkin."
-Freya Jovanka***
"Berat banget kopernya."
"Mau dibantu, Neng?" tanya pria tua yang berdiri tak jauh darinya.
"Gak usah, Pak. Terima kasih." tolaknya sopan.
Terlihat seorang gadis yang sedang menarik satu koper berwarna merah marun. Dengan satu tangannya lagi memegang tas berukuran sedang. Sedikit kesulitan membawa koper dan tas, membuatnya mendapat tawaran bantuan. Tetapi gadis itu masih terlihat menyanggupinya.
"Sini gue bantu." suara berat menerobos masuk menyusuri telinganya.
"Saguna?!" kejut Kyla.
Kyla Anatasya, dengan cepat melepaskan kedua tangannya dari barang bawaan. Beralih memeluk erat Saguna, "Gue kangen banget sama lo." ujarnya. Cowok itu terlihat tak keberatan. Saguna membalas pelukannya sekilas.
"Lo telat jemput gue!" marah Kyla menunjuk Saguna tajam.
"Maaf. Tadi ada urusan sebentar." jawab Saguna. "Ayuk, Bunda udah gak sabar mau ketemu lo." ajaknya.
Akhirnya hari yang ditunggu-tunggu Ashe telah tiba. Sejak dari lusa kemarin wanita itu tidak sabar ingin bertemu dengan Kyla, sampai Saguna bosan mendengarnya.
Menanyakan kapan Kyla akan sampai di Jakarta. Padahal Ashe sudah tahu tepat waktu yang Kyla pilih untuk mengunjungi kota kelahirannya.
"Gue juga udah gak sabar!" Kyla menarik lengan Saguna pergi. Keduanya memasuki mobil milik keluarga Zayyan, dengan Saguna yang terlebih dahulu membawa koper dan tas milik Kyla ke bagasi mobil.
***
Kringgg!
Bel sekolah berbunyi nyaring. Dan itu masih setia menjadi masalah untuk Freya. Gadis itu akan selalu mengoceh jika bel telah mengeluarkan bunyi yang dasyat.
"Capek gue dengar dia marah-marah mulu." gumam Farzan kepada Kenzo yang sedari tadi hanya diam menyaksikan acara dadakam Freya di koridor.
"Udah gitu marahnya sama bel sekolah. Gak jelas banget hidupnya." sambung Kenzo tak habis pikir.
"Lo kaya gak kenal Freya aja. Jangankan bel sekolah, semut kalau bikin Saguna kesandung. Udah dijadiin semut bakar sambel balado sama tuh orang." ujar Farzan ada benarnya.
"Tenggorokan gue kering. Capek juga marah-marah." ngeluh Freya menyudahi. Dengan cepat Kenzo memberikan botol minum di tangannya. Sebelum Freya mengamuk, ada baiknya Kenzo cepat bergerak.
"Sana lo berdua ke kelas. Kenapa masih di sini? Bel masuk udah bunyi!" ujar Freya kepada Kenzo dan Farzan.
Sebab semua orang telah kembali ke kelas mereka masing-masing. Hanya tersisa ketiganya yang masih bersantai di koridor. Belum saja ketahuan Bu Runi, bisa habis dijemur atau membersihkan toilet. Atau mungkin merapikan gudang. Lebih parahnya lagi, Bu runi pernah memberikan semua hukuman sekaligus.
"Lo aja masih di sini. Ngapain?" tanya Kenzo balik.
"Lah, suka-suka gue!" ujar Freya emosi. "Gue lagi nunggu, pacar. Saguna sayang."
Mendengar ucapan Freya. Farzan dan Kenzo tertawa keras, dan hal itu tak pernah gagal menarik amarah Freya keluar untuk meledak.
"UDAH GILA LO BERDUA TIBA-TIBA KETAWA?!"
KAMU SEDANG MEMBACA
Saguna
Jugendliteratur[FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA] Spin off cerita "Aksara" dapat dibaca terpisah <3 "Bisa diam gak?" "Jangan ganggu gue!" "Gue bukan pacar lo, Frey." Saguna Zayyan, cowok super dingin mengalahkan tumpukan salju di Kutub Utara. Setiap hari selalu dius...