#1 perkenalan ulang

899 59 3
                                        

Hello...
Akhirnya part pertama dari cerita "Saguna" ini udah di up!
Makasi yang udah setia nunggu, dan ikutin terus sampai ceritanya tamat yaa!
Dijamin nggak akan nyesel....

Love u all x

***

Gesekan antara pulpen dengan meja menimbulkan suara tepatnya di dalam kelas IPS 1 yang sunyi dan sepi. Membuat seseorang yang tengah duduk di tahta kelas atau meja guru, menghembuskan nafas kesalnya untuk kesekian kali.

"Saguna." panggil guru tersebut.

Namun cowok si pembuat suara menyebalkan itu diam tak menjawab. Menunduk. Menatap kertas ujian di tangan kirinya.

"Saguna Zayyan." ulang guru itu sekali lagi.

Seperdetik kemudian. Murid yang sudah dua kali dipanggil namanya itu berdehem pelan, mengangkat kepalanya perlahan. Hingga terpancar aura wajahnya yang—susah dijelaskan. Tidak ada senyum manis atau ekspresi sama sekali di sana. 

"Cepat kerjakan ujian kamu. Jangan bengong saja." ujar sang guru.

Mendengar itu, cowok bernama Saguna Zayyan. Menggerakan pulpen yang berada di tangan kanannya, mencoret sesuatu di lembar jawaban pilihan ganda tersebut. Guru yang mengawasi Saguna sedari tadi pun cercengang.

Saguna sama sekali tidak membaca soal yang tertera di sana dan menyilang asal jawabannya.

"Selesai." kata Saguna bangkit dan memberikan hasil jerih payahnya mengerjakan ujian.

"Saguna, kamu bercanda?"

Kebingungan. "Enggak, Bu." jawab Saguna.

"Kamu bahkan tidak membaca soal ujiannya! Kamu niat tidak sih mengerjakan ujian?!"

"Jadi Ibu gak mau menerima lembar jawaban saya?" ujar Saguna kembali.

"Tentu saja. Lebih baik nilai kamu kosong." tantang Bu Runi kesal.

Saguna menghela nafasnya. "Saya sudah baca semua soalnya," kata Saguna namun tidak semudah itu. Bu Runi tidak percaya akan kata kata manusia yang satu ini.

"Cepat kerjakan dengan benar, Saguna! Saya kasih waktu tambahan 10 menit." wajah Bu Runi memerah marah.

"Saya sudah baca semua soalnya, Bu." ujar Saguna serius.

Benar adanya, bahwa Saguna sudah membaca semua soal ujian. Itulah alasan mengapa Saguna memfokuskan pandangannya ke arah kertas ujian tadi, sampai-sampai kala Bu Runi memanggilnya. Saguna tidak sadar.

Ia hanya main-main kala menjawab pertanyaan Bu Runi sebelumnya. Saguna memang tidak pintar, namun ia juga tidak bodoh.

"Tidak percaya! Cepat kerjakan ulang ujian kamu dengan benar, baca soalnya baik baik!"

"Saya sudah baca, Bu."

"Belum!"

"Sudah."

"BELUM!"

"Sudah."

"BELUM! SAYA BILANG-"

"Permisi, Bu Runi. Di luar sana ada keributan." ujar seseorang setelah mengetuk pintu kelas beberapa kali. Berbicara dengan nafas terengah engah layaknya sehabis lari maraton dadakan.

"Keributan apa?! Kenapa bisa terjadi?!" marah Bu Runi menggebrak meja dengan keras. Ya, selain menjadi guru. Bu Runi juga bagian dari penghuni ruang BK.

"Kejadiannya di mana?!"

"Di lorong IPA, Bu."

Sekejap Bu Runi melupakan tentang kertas ujian. "Siapa si pembuat onarnya?"

Saguna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang