#15 takut ketahuan

226 25 13
                                    

"Kamu udah bisa apa aja, Frey?" tanya Meisya. Mengaduk minuman menggunakan sedotan. Sesekali membenarkan tatanan rambutnya.

"Cuma gitu-gitu aja. Gue juga kerja baru beberapa hari doang, belum lama." ujar Freya.

Gadis itu sedang merapikan topinya. Ia memakai topi dengan logo coffee shop milik Jordan tertera jelas di sana, terlihat bagus dan keren.

"Freya betah kerja di sini?" kini giliran Naila yang bertanya.

"Betah-betah aja." ujar Freya lagi. Jika fokusnya tengah tertuju pada sesuatu atau Freya sedang melakukan suatu hal. ia akan menjawab pertanyaan juga obrolan dengan sangat singkat dan seadanya.

Naila mengangguk-angguk samar.

"Aku lagi gak mood banget. Tadi Aksa ketahuan bolos kelas lagi, padahal aku udah bilang. Jangan! Nanti kamu kena masalah lagi dan lagi, tapi tetap bolos." dumel Meisya dengan tangan kiri menopang dagu. Mulut yang cemberut menandakan ia benar-benar kesal dengan cowok tersebut.

Dan sengaja Meisya mematikan ponselnya. Agar Aksa tidak dapat menelpon dan mencari tahu di mana keberadaannya. Salah Aksa sendiri mengabaikan peringatan dari Meisya, sekarang rasakan akibatnya.

"Naila juga lagi kesel sama Samuel. Masa Samuel bilang aktor drama yang Naila suka itu biasa aja, Samuel bilang masih gantengan dirinya sendiri."

"PD mampus." sambar Freya.

Naila membuka ponselnya. Mencari ikon galeri dan menekannya, gerakannya sangat lincah. Ia mulai mencari sebuah foto di sana, "Liat. Ganteng banget, masa dibilang biasa aja?" marah Naila seraya menunjukkan foto aktor idamannya kepada Freya dan Meisya.

"Paling Samuel cemburu." jawab Meisya.

"Tapi gak masuk akal, Meisya. Dia seorang aktor terkenal, gak mungkin mau sama Naila juga. Kenapa harus cemburu?" ujar Naila logis.

Sudah berulang kali dirinya mengucapkan hal yang sama persis seperti yang ia ucapkan barusan. Kepada sang pacar, Samuel.

"Samuel itu manusia yang punya tingkat percaya diri di atas rata-rata orang pada umumnya." kata Freya setelah selesai berurusan dengan penampilannya. "Jadi Samuel bakal bilang kalau semua cowok di seluruh dunia itu biasa aja. Dan lebih membanggakan wajahnya sendiri." lanjut Freya menampilkan raut jijik.

Untung pacar sahabat.

"Dulu Aksa juga gitu." ujar Meisya.

"Aksa memang mukanya lumayan lah." kata Freya. Tunggu, sepertinya perdebatan akan segera berlangsung karena ucapan Freya tadi.

"Jadi menurut Freya. Samuel sejelek itu? Ya ampun, Frey. Walaupun Samuel kalah jauh sama aktor kesukaan Naila, tapi dia tetap pacar Naila!" omel Naila.

"Memang itu pacar lo. Gak ada yang bilang dia pacar Mpok Siti." ujar Freya membawa nama Mpok, si pemilik warung tempat Liberios berkumpul.

"Freya jahat banget."

"Terima kasih." jawab Freya.

"Itu bukan pujian!"

"Terserah lo, Nai." ujar Freya malas meladeni sifat kekanak-kanakan Naila sekarang.

"FREYA NGESELIN BANGET!"

Dan kebiasaan Naila ketika marah kepada Freya adalah melempar sesuatu.

Jadi Naila melempar totebag berwarna hijau terang yang dihiasi gantungan bulu-bulu cantik miliknya ke arah Freya. Benda itu berhasil menubruk wajah Freya hingga topi yang digunakannya menjadi berantakan.

"NAILA?! LO LIAT APA YANG LO LAKUIN?!"

"Mati Naila." gumam Naila menelan salivanya kasar. Melihat Freya marah sama persis ketika melihat Ka Ros di kartun Upin Ipin mengamuk kepada kedua adik botaknya. Ia merasa melihat asap-asap merah mengerubuni mereka saat ini.

Saguna Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang